Biaya Kereta Cepat Bengkak Rp18,2 Triliun, Begini Respons Jokowi
Kamis, 16 Februari 2023 - 14:23 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) menanggapi, membengkaknya biaya pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) . Dimana nilai cost overrun KCJB yang disepakati Indonesia-China yakni sebesar USD1,2 miliar atau Rp18,2 triliun.
Meski begitu, Presiden Jokowi menekankan pemerintah perlu tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur transportasi umum. Tujuannya agar mengurangi emisi yang dihasilkan dari kendaraan pribadi.
"Kita harus pro terhadap transportasi masal, bukan kendaraan pribadi, tapi harus pro terhadap transportasi masal, sehingga yang namanya MRT, LRT, Kereta Api, KCIC itu menjadi sebuah keharusan bagi kota besar," ujar Presiden Jokowi padasela-sela kunjungan pada pembukaan IIMS, Rabu (15/2/2023).
Presiden Jokowi menjelaskan, keberpihakan pemerintah dalam membangun moda transportasi ini diharapkan dapat menciptakan moda transportasi yang terintegrasi sehingga akses masyarakat menggunakan transportasi umum menjadi lebih mudah.
"Agar moda transportasi terintegrasi di dalam kota maupun dari kota ke kota, sehingga orang tidak cenderung kepada kendaraan pribadi," sambung Presiden Jokowi.
Pada kesempatan sebelumnya, Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), Rahadian Ratry mengatakan, salah satu yang menjadi penyebab membengkaknya biaya pembangunan KCIC adalah cost overrun terkait frekuensi GSMR.
Dia menjelaskan, bahwa awalnya dalam feasibility study atau studi kelayakan projek Kereta Cepat Jakarta-Bandungmemang diasumsikan frekuensi GSMR disediakan secara gratis oleh pemerintah, seperti yang berjalan di China. Sementara kondisi di Indonesia, frekuensi GSMR sudah terpakai untuk industri telekomunikasi sejak tahun 1990-an.
"Sehingga, saat ini KCIC melakukan kerja sama sharing frekuensi dengan Telkomsel," katanya kepada MNC Portal beberapa hari lalu.
Sekedar informasi, proyek ini merupakan Kerjasama antara BUMN China dan Indonesia dengan nilai awal proyek Rp85,41 tirliun. Proyek tersebut masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memiliki panjang trase 142,3 km, dengan tipe struktur elevated sepanjang 82,7 km dan sisanya berupa 13 tunnel dan subgrade.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini nantinya memiliki empat stasiun perhentian di sepanjang lintasan, yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar (Bandung).
Baca Juga
Meski begitu, Presiden Jokowi menekankan pemerintah perlu tetap memprioritaskan pembangunan infrastruktur transportasi umum. Tujuannya agar mengurangi emisi yang dihasilkan dari kendaraan pribadi.
"Kita harus pro terhadap transportasi masal, bukan kendaraan pribadi, tapi harus pro terhadap transportasi masal, sehingga yang namanya MRT, LRT, Kereta Api, KCIC itu menjadi sebuah keharusan bagi kota besar," ujar Presiden Jokowi padasela-sela kunjungan pada pembukaan IIMS, Rabu (15/2/2023).
Presiden Jokowi menjelaskan, keberpihakan pemerintah dalam membangun moda transportasi ini diharapkan dapat menciptakan moda transportasi yang terintegrasi sehingga akses masyarakat menggunakan transportasi umum menjadi lebih mudah.
"Agar moda transportasi terintegrasi di dalam kota maupun dari kota ke kota, sehingga orang tidak cenderung kepada kendaraan pribadi," sambung Presiden Jokowi.
Pada kesempatan sebelumnya, Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), Rahadian Ratry mengatakan, salah satu yang menjadi penyebab membengkaknya biaya pembangunan KCIC adalah cost overrun terkait frekuensi GSMR.
Dia menjelaskan, bahwa awalnya dalam feasibility study atau studi kelayakan projek Kereta Cepat Jakarta-Bandungmemang diasumsikan frekuensi GSMR disediakan secara gratis oleh pemerintah, seperti yang berjalan di China. Sementara kondisi di Indonesia, frekuensi GSMR sudah terpakai untuk industri telekomunikasi sejak tahun 1990-an.
"Sehingga, saat ini KCIC melakukan kerja sama sharing frekuensi dengan Telkomsel," katanya kepada MNC Portal beberapa hari lalu.
Sekedar informasi, proyek ini merupakan Kerjasama antara BUMN China dan Indonesia dengan nilai awal proyek Rp85,41 tirliun. Proyek tersebut masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang memiliki panjang trase 142,3 km, dengan tipe struktur elevated sepanjang 82,7 km dan sisanya berupa 13 tunnel dan subgrade.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini nantinya memiliki empat stasiun perhentian di sepanjang lintasan, yaitu Stasiun Halim (Jakarta), Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar (Bandung).
(akr)
tulis komentar anda