Wawancara Khusus Chief Executive Officer DOKU, Chris Yeo: Ubah Peluang Jadi Uang
Rabu, 22 Februari 2023 - 18:30 WIB
Bagaimana DOKU melakukan sosialisasi kepada UMKM?
Kami menjangkau UMKM melalui kerja sama dengan beberapa organisasi, di mana mereka akan menyelenggarakan acara yang target audiensnya adalah UMKM. Selain itu dengan lisensi e-money yang diberikan oleh Bank Indonesia, kami berkesempatan untuk melakukan co-brand dengan menghadirkan fitur pembayaran dalam aplikasi komunitas di berbagai daerah.Salah satunya adalah aplikasi yang dimiiliki Kabupaten Purworejo. Kami membantu mengembangkan aplikasi “Larisi”, yang tadinya aplikasi tersebut hanya berisi informasi mengenai Purworejo, DOKU mengembangkannya dengan mengaktifkan sistem e-money. Sehingga masyarakat sekitar akan bisa menggunakan aplikasi tersebut untuk melakukan pembayaran.Misalnya dengan menggunakan QRIS, e-wallet dan bahkan para UMKM bisa menjajakan barang dagangannya di platform marketplace yang telah kami sediakan di dalam aplikasi tersebut.
Dengan lisensi yang kami punya, kami mampu mengembangkan sistem pembayaran sesuai dengan kebutuhan pelanggan. DOKU juga pernah memiliki projek serupa, seperti SimpelDesa yang telah digunakan di Kota Bandung dan sekitarnya.
Bagaimana penetrasi DOKU di Indonesia?
DOKU berpusat di Jakarta, sedangkan selain Jabodetabek, para merchant juga banyak tersebar di daerah Jawa, Bali dan bagian timur Indonesia. Sebenarnya kami masih harus memetakan kebutuhan dari kota-kota kecil yang belum tersentuh teknologi, karena kebutuhan pembayaran mereka berbeda dengan Jakarta. Hal ini menjadi potensi pertumbuhan bagi kami ke depannya, yakni bagaimana kami mendorong pemerintah lokal yang berada di tingkat dua dan tingkat tiga untuk digitalisasi pembayarannya.
Apa filosofi dibalik tagline Think Beyond Payments?
Tagline ini sejalan dengan strategi dan visi kami. Awalnya kami berkembang melalui produk pembayaran sederhana pada maskapai penerbangan. Namun payment gateway tetap menjadi produk andalan kami. Akhirnya kami pun mengembangkan produk-produk lainnya dan maka dari itu kami mengubah tagline kami menjadi “think beyond payments”.
Kami juga sedang mengembangkan lebih lanjut solusi di balik layar (back office), seperti contohnya fitur rekonsiliasi supaya dapat memberikan nilai lebih. Kami akan terus bermitra dengan bank dan pemain peer-to-peer (P2P) lainnya untuk menawarkan produk mereka kepada merchant kami. Melalui “Think Beyond Payments”, DOKU bukan hanya gateway pembayaran sederhana.Ini adalah produk pembayaran kami tawarkan pada para merchant.
Bagaimana strategi DOKU untuk berada dalam puncak pikiran (top of mind) masyarakat untuk pembayaran sehari-hari?
Jadi, DOKU bukan pelaku business-to-customer (B2C),kami adalah B2B. Kami memang memiliki produk B2C, tapi kami menawarkan produk tersebut kepada perusahaan. Misalnya, OVO sebagai salah satu mitra kami. Kami menjalin kerja sama dengan menghubungkan layanan OVO ke merchant korporat kami, sebagai salah satu pilihan metode pembayaran. Jadi kalau Garuda menggunakan sistem pembayaran OVO, otomatis mereka juga telah terhubung dengan kami.
Kami menjangkau UMKM melalui kerja sama dengan beberapa organisasi, di mana mereka akan menyelenggarakan acara yang target audiensnya adalah UMKM. Selain itu dengan lisensi e-money yang diberikan oleh Bank Indonesia, kami berkesempatan untuk melakukan co-brand dengan menghadirkan fitur pembayaran dalam aplikasi komunitas di berbagai daerah.Salah satunya adalah aplikasi yang dimiiliki Kabupaten Purworejo. Kami membantu mengembangkan aplikasi “Larisi”, yang tadinya aplikasi tersebut hanya berisi informasi mengenai Purworejo, DOKU mengembangkannya dengan mengaktifkan sistem e-money. Sehingga masyarakat sekitar akan bisa menggunakan aplikasi tersebut untuk melakukan pembayaran.Misalnya dengan menggunakan QRIS, e-wallet dan bahkan para UMKM bisa menjajakan barang dagangannya di platform marketplace yang telah kami sediakan di dalam aplikasi tersebut.
Dengan lisensi yang kami punya, kami mampu mengembangkan sistem pembayaran sesuai dengan kebutuhan pelanggan. DOKU juga pernah memiliki projek serupa, seperti SimpelDesa yang telah digunakan di Kota Bandung dan sekitarnya.
Bagaimana penetrasi DOKU di Indonesia?
DOKU berpusat di Jakarta, sedangkan selain Jabodetabek, para merchant juga banyak tersebar di daerah Jawa, Bali dan bagian timur Indonesia. Sebenarnya kami masih harus memetakan kebutuhan dari kota-kota kecil yang belum tersentuh teknologi, karena kebutuhan pembayaran mereka berbeda dengan Jakarta. Hal ini menjadi potensi pertumbuhan bagi kami ke depannya, yakni bagaimana kami mendorong pemerintah lokal yang berada di tingkat dua dan tingkat tiga untuk digitalisasi pembayarannya.
Apa filosofi dibalik tagline Think Beyond Payments?
Tagline ini sejalan dengan strategi dan visi kami. Awalnya kami berkembang melalui produk pembayaran sederhana pada maskapai penerbangan. Namun payment gateway tetap menjadi produk andalan kami. Akhirnya kami pun mengembangkan produk-produk lainnya dan maka dari itu kami mengubah tagline kami menjadi “think beyond payments”.
Kami juga sedang mengembangkan lebih lanjut solusi di balik layar (back office), seperti contohnya fitur rekonsiliasi supaya dapat memberikan nilai lebih. Kami akan terus bermitra dengan bank dan pemain peer-to-peer (P2P) lainnya untuk menawarkan produk mereka kepada merchant kami. Melalui “Think Beyond Payments”, DOKU bukan hanya gateway pembayaran sederhana.Ini adalah produk pembayaran kami tawarkan pada para merchant.
Bagaimana strategi DOKU untuk berada dalam puncak pikiran (top of mind) masyarakat untuk pembayaran sehari-hari?
Jadi, DOKU bukan pelaku business-to-customer (B2C),kami adalah B2B. Kami memang memiliki produk B2C, tapi kami menawarkan produk tersebut kepada perusahaan. Misalnya, OVO sebagai salah satu mitra kami. Kami menjalin kerja sama dengan menghubungkan layanan OVO ke merchant korporat kami, sebagai salah satu pilihan metode pembayaran. Jadi kalau Garuda menggunakan sistem pembayaran OVO, otomatis mereka juga telah terhubung dengan kami.
tulis komentar anda