Pejabat Diminta Tak Sembarang Takut-takuti Soal Ancaman Ekonomi Global
Senin, 27 Februari 2023 - 20:40 WIB
"Saya tidak tahu, motif pejabat negara yang memberikan keterangan yang keliru tentang kekhawatiran ekonomi dunia akan terpuruk di tahun 2023 dan menuju krisis. Jangan-jangan hanya di Indonesia saja yang mengalami krisis ekonomi akibat salah kebijakan," tanya BHS.
Untuk membuktikan ekonomi dunia saat ini masih sangat baik, BHS menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Inggris, Jepang, dan Malaysia yang pernah diisukan oleh beberapa pejabat mengalami kebangkrutan. Ternyata ekonomi mereka masih sangat baik, daya beli masyarakat juga masih sangat tinggi.
"Beberapa negara memang mengalami kesulitan energi karena terputusnya suplai gas dari Ukraina akibat perang, seperti halnya Jerman, Inggris, Jepang dan beberapa negara Eropa. Tetapi mereka berupaya menghidupkan kembali tambang batu baranya untuk digunakan sebagai energi dan bahkan beberapa negara menghidupkan kembali reaktor nuklir seperti Jerman dan Jepang agar harga energi listrik menjadi murah kembali," kata BHS.
Jadi tidak benar, bahwa di negara seluruh dunia terjadi krisis ekonomi dan krisis pangan di tahun 2022 dan 2023, bahkan negara-negara di dunia tersebut mempunyai target peningkatan produksi pangan terutama, China, Vietnam, dan India.
"Memang ada negara yang saat ini masyarakatnya mengalami kelaparan tetapi bukan akibat negaranya krisis pangan, yaitu ada 6 negara dari 195 negara di dunia (data dari World Food Propgram's Hunger Jotspots Report) Afghanistan, Ethiopia, Nigeria, South Sudan, Siria, dan Yaman. Jadi tidak benar adanya penyataan dari pejabat negara yang mengatakan 345 juta orang dari 82 negara yang sedang menderita kekurangan pangan akut," tegas BHS.
Seyogyanya pejabat negara tidak menakut-nakuti masyarakatnya termasuk pelaku usaha, karena dengan pernyataan tersebut bisa mengakibatkan stagnasi atau pelambatan ekonomi akibat pelaku usaha enggan berinvestasi. Masyarakat juga akan berusaha untuk menyimpan uangnya dan tidak membelanjakan, sehingga pertumbuhan ekonomi kita akan menurun tajam.
"Sebaiknya apa yang disampaikan Pak Jokowi untuk masyarakat ramai-ramai berbelanja, nonton konser dan berwisata itulah yang harus diterapkan agar ekonomi kita menjadi semakin baik," tutup BHS.
Untuk membuktikan ekonomi dunia saat ini masih sangat baik, BHS menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Inggris, Jepang, dan Malaysia yang pernah diisukan oleh beberapa pejabat mengalami kebangkrutan. Ternyata ekonomi mereka masih sangat baik, daya beli masyarakat juga masih sangat tinggi.
"Beberapa negara memang mengalami kesulitan energi karena terputusnya suplai gas dari Ukraina akibat perang, seperti halnya Jerman, Inggris, Jepang dan beberapa negara Eropa. Tetapi mereka berupaya menghidupkan kembali tambang batu baranya untuk digunakan sebagai energi dan bahkan beberapa negara menghidupkan kembali reaktor nuklir seperti Jerman dan Jepang agar harga energi listrik menjadi murah kembali," kata BHS.
Jadi tidak benar, bahwa di negara seluruh dunia terjadi krisis ekonomi dan krisis pangan di tahun 2022 dan 2023, bahkan negara-negara di dunia tersebut mempunyai target peningkatan produksi pangan terutama, China, Vietnam, dan India.
"Memang ada negara yang saat ini masyarakatnya mengalami kelaparan tetapi bukan akibat negaranya krisis pangan, yaitu ada 6 negara dari 195 negara di dunia (data dari World Food Propgram's Hunger Jotspots Report) Afghanistan, Ethiopia, Nigeria, South Sudan, Siria, dan Yaman. Jadi tidak benar adanya penyataan dari pejabat negara yang mengatakan 345 juta orang dari 82 negara yang sedang menderita kekurangan pangan akut," tegas BHS.
Seyogyanya pejabat negara tidak menakut-nakuti masyarakatnya termasuk pelaku usaha, karena dengan pernyataan tersebut bisa mengakibatkan stagnasi atau pelambatan ekonomi akibat pelaku usaha enggan berinvestasi. Masyarakat juga akan berusaha untuk menyimpan uangnya dan tidak membelanjakan, sehingga pertumbuhan ekonomi kita akan menurun tajam.
"Sebaiknya apa yang disampaikan Pak Jokowi untuk masyarakat ramai-ramai berbelanja, nonton konser dan berwisata itulah yang harus diterapkan agar ekonomi kita menjadi semakin baik," tutup BHS.
(uka)
tulis komentar anda