Rusia Bakal 'Kubur' Pipa Gas Nord Stream Usai Ledakan Misterius
Senin, 06 Maret 2023 - 11:28 WIB
Sedangkan salah satu sumber Rusia mengatakan, bahwa jika gas alam cair (LNG) lewat pengiriman laut dari Amerika Serikat yang digunakan Eropa untuk mengimbangi beberapa pasokan Rusia-nya menjadi jauh lebih mahal, Eropa mungkin akan kembali siap untuk membeli lebih banyak dari Rusia.
Kementerian Energi Moskow merujuk pertanyaan kepada operator pipa, diterangkan Reuters belum memberikan komentar, begitu juga dengan Gazprom. Engie, Gasunie dan Wintershall DEA - pemangku kepentingan di Nord Stream AG, operator Nord Stream 1 - juga tidak memberikan tanggapan.
Seorang juru bicara E.ON Jerman, yang juga memiliki saham di Nord Stream AG, mengatakan: "Sepengetahuan kami sebagai pemegang saham minoritas, tidak ada keputusan yang dibuat, baik untuk atau menentang pemulihan."
Siapa yang Meledakkan Pipa?
Moskow telah menuding Barat berada di balik ledakan Nord Stream, namun tanpa memberikan bukti. Bulan lalu Gedung Putih membantah tuduhan bahwa Washington harus bertanggung jawab terkait insiden ledakan tersebut yang diungkapkan jurnalis investigasi AS Seymour Hersh dalam postingan blognya.
Sementara itu investigasi yang dilakukan oleh Denmark, Jerman dan Swedia belum selesai. Nord Stream 1 sejauh ini tetap menganggur sejak akhir Agustus 2022 usai ditutup untuk pemeliharaan, tetapi tidak pernah dimulai kembali karena Rusia dan Barat berdebat tentang servis turbin pompa di tengah sanksi Barat.
Di sisi lain Nord Stream 2 sudah selesai pada September 2021 tetapi belum beroperasi, seiring meningkatnya ketegangan dengan Rusia dan adanya masalah karena regulator Jerman menolak untuk mengesahkannya. Berlin kemudian membekukan proyek itu beberapa hari sebelum Moskow mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu.
Presiden Rusia, Vladimir Putin telah mengusulkan penggunaan jaringan Nord Stream 2 yang tidak rusak untuk memompa gas. Tetapi Jerman yang ingin mengakhiri ketergantungannya pada Rusia, menolak gagasan itu. Polandia juga telah berhenti membeli gas Rusia.
Rusia saat ini hanya mengekspor sekitar 40 juta meter kubik per hari gas pipa ke Eropa, melalui Sudzha di perbatasan antara Ukraina dan Slovakia.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan pada hari Jumat bahwa Moskow, berencana mendirikan pusat gas di Turki untuk menggantikan rute Baltik, tidak akan lagi bergantung pada Barat sebagai mitra energi.
Kementerian Energi Moskow merujuk pertanyaan kepada operator pipa, diterangkan Reuters belum memberikan komentar, begitu juga dengan Gazprom. Engie, Gasunie dan Wintershall DEA - pemangku kepentingan di Nord Stream AG, operator Nord Stream 1 - juga tidak memberikan tanggapan.
Seorang juru bicara E.ON Jerman, yang juga memiliki saham di Nord Stream AG, mengatakan: "Sepengetahuan kami sebagai pemegang saham minoritas, tidak ada keputusan yang dibuat, baik untuk atau menentang pemulihan."
Siapa yang Meledakkan Pipa?
Moskow telah menuding Barat berada di balik ledakan Nord Stream, namun tanpa memberikan bukti. Bulan lalu Gedung Putih membantah tuduhan bahwa Washington harus bertanggung jawab terkait insiden ledakan tersebut yang diungkapkan jurnalis investigasi AS Seymour Hersh dalam postingan blognya.
Sementara itu investigasi yang dilakukan oleh Denmark, Jerman dan Swedia belum selesai. Nord Stream 1 sejauh ini tetap menganggur sejak akhir Agustus 2022 usai ditutup untuk pemeliharaan, tetapi tidak pernah dimulai kembali karena Rusia dan Barat berdebat tentang servis turbin pompa di tengah sanksi Barat.
Di sisi lain Nord Stream 2 sudah selesai pada September 2021 tetapi belum beroperasi, seiring meningkatnya ketegangan dengan Rusia dan adanya masalah karena regulator Jerman menolak untuk mengesahkannya. Berlin kemudian membekukan proyek itu beberapa hari sebelum Moskow mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu.
Presiden Rusia, Vladimir Putin telah mengusulkan penggunaan jaringan Nord Stream 2 yang tidak rusak untuk memompa gas. Tetapi Jerman yang ingin mengakhiri ketergantungannya pada Rusia, menolak gagasan itu. Polandia juga telah berhenti membeli gas Rusia.
Rusia saat ini hanya mengekspor sekitar 40 juta meter kubik per hari gas pipa ke Eropa, melalui Sudzha di perbatasan antara Ukraina dan Slovakia.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan pada hari Jumat bahwa Moskow, berencana mendirikan pusat gas di Turki untuk menggantikan rute Baltik, tidak akan lagi bergantung pada Barat sebagai mitra energi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda