Redam Risiko Inflasi Tinggi Saat Ramadan, Ekonom Prediksi BI Naikkan Suku Bunga
Kamis, 16 Maret 2023 - 12:04 WIB
JAKARTA - Pengamat ekonomi memprediksi Bank Indonesia(BI) akan menaikkan suku bunga. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) dan adanya potensi risiko inflasi tinggi saat bulan Ramadan.
Sebagai informasi, ihwal suku bunga ini rencananya akan diumumkan oleh BI pada siang hari ini usai menggelar Rapat dewan gubernur (RDG) bulanan BI.
''BI diperkirakan naikan suku bunga 25 bps untuk mengantisipasi Fed rate yang masih naik tahun ini,'' ujar Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Kamis (16/3/2023).
Pertimbangan lainnya, menurut Bhima, adalah masih tingginya risiko inflasi terutama saat Ramadan hingga Idulfitri. ''Oleh sebab itu dibutuhkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga,'' tandasnya.
Tidak hanya itu, sambung dia, aturan soal kewajiban devisa hasil ekspor (DHE) disimpan di dalam negeri juga belum terealisasi. Sehingga, menurutnya amunisi BI untuk jaga nilai tukar rupiah masih tetap mengandalkan suku bunga acuan.
Terpisah, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Amin Nurdin menyampaikan prediksinya bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan maksimalnya 50 basis poin.
"Hal ini dikarenakan mengingat kondisi ekonomi dan keuangan secara umum tidak stabil meskipun kondisi industri perbankan relatif stabil," terang dia.
Senada Bhima, Amin memprediksi BI menaikkan tingkat suku bunga acuan lantaran The Fed sudah menyampaikan bahwa bunga acuannya akan naik. "Dan Indonesia biasanya berkaca ke bank sentral Amerika Serikat," pungkasnya.
Sebagai informasi, ihwal suku bunga ini rencananya akan diumumkan oleh BI pada siang hari ini usai menggelar Rapat dewan gubernur (RDG) bulanan BI.
''BI diperkirakan naikan suku bunga 25 bps untuk mengantisipasi Fed rate yang masih naik tahun ini,'' ujar Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Kamis (16/3/2023).
Pertimbangan lainnya, menurut Bhima, adalah masih tingginya risiko inflasi terutama saat Ramadan hingga Idulfitri. ''Oleh sebab itu dibutuhkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga,'' tandasnya.
Tidak hanya itu, sambung dia, aturan soal kewajiban devisa hasil ekspor (DHE) disimpan di dalam negeri juga belum terealisasi. Sehingga, menurutnya amunisi BI untuk jaga nilai tukar rupiah masih tetap mengandalkan suku bunga acuan.
Terpisah, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Amin Nurdin menyampaikan prediksinya bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan maksimalnya 50 basis poin.
"Hal ini dikarenakan mengingat kondisi ekonomi dan keuangan secara umum tidak stabil meskipun kondisi industri perbankan relatif stabil," terang dia.
Senada Bhima, Amin memprediksi BI menaikkan tingkat suku bunga acuan lantaran The Fed sudah menyampaikan bahwa bunga acuannya akan naik. "Dan Indonesia biasanya berkaca ke bank sentral Amerika Serikat," pungkasnya.
(ind)
tulis komentar anda