Praktik Ekonomi Sirkular di Lingkar Tambang, Bengkel Sarop do Mulana Ubah Limbah Kayu Jadi Cuan
Senin, 20 Maret 2023 - 16:13 WIB
Di tahun 2022 penguatan kelompok, organisasi, produksi dan pemasaran produk hasil produksi Okto dan kawan-kawan sudah dilakukan. Tambang Martabe mendatangkan konsultan dari Jakarta untuk mendampingi Okto dan kawan-kawan agar kelompok yang mandiri dan berkelanjutan.
"Jadi kedepannya, kita akan mendaftarkan mereknya, supaya keluar dari pabrik sudah ada mereknya tidak lagi polosan. Kita upayakan dengan Kemenkumham (pendaftaran merek). Kemudian kita akan melakukan pengembangan produk. Kita berikan pelatihan lagi. Agar palet ini tidak sekedar jadi produk itu-itu saja. Kita juga upayakan pemasaran secara online," tuturnya.
Ifan juga berharap kedepannya akan lebih banyak orang menggunakan produk hasil penerapan ekonomi sirkular ini. Termasuk pemerintah daerah melalui e-katalog baik untuk mobiler kantor maupun mobiler sekolah yang dikelola pemerintah daerah.
"Saat ini kita sudah siapkan katalog produk dari Sarop do Mulana. Kita pasarkan melalui online dan mudah-mudahan ke depannya penjualan 50 persen bisa melalui online. Kita berharap produk ini bisa tersebar di regional Sumatera Utara. Makanya kita cari produk-produk apa yang saat ini sedang digemari masyarakat," tukasnya.
Ekonomi sirkular merupakan model industri baru yang berfokus pada reducing, reusing dan recycling yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat berada di Universitas Gadjah Mada beberapa waktu lalu mengatakan konsep Ekonomi sirkular tentunya bukan hanya pengelolaan limbah tetapi juga selanjutnya menggunakan proses produksi dimana bahan baku dapat digunakan berulang-ulang sehingga tentu akan terjadi saving yang besar terutama untuk sumber daya alam.
Transformasi menuju ekonomi sirkular menjadi penting bagi Indonesia karena akan membawa banyak dampak positif, baik bagi lingkungan serta pertumbuhan berbagai sektor pembangunan di masa depan. Selain dapat meningkatkan pertumbuhan PDB Indonesia, penerapan konsep ekonomi hijau/sirkular juga dapat berpotensi menghasilkan 4,4 juta tambahan lapangan pekerjaan, dimana tiga perempatnya memberdayakan perempuan dengan kesempatan yang lebih baik pada tahun 2030.
"Ekonomi sirkular akan memberi kontribusi pada upaya pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia. Dimana kita berkomitmen untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 2030 sebesar 29% dan apabila ada kerjasama internasional, ini dapat ditingkatkan menjadi 41%,” jelas Menko Airlangga.
Pengarusutamaan konsep pembangunan rendah karbon telah tercantum dalam RPJMN 2020-2024 dan peta jalan pencapaian NDC Indonesia 2030. Terdapat lima sektor yang menjadi prioritas utama dalam dua dokumen tersebut diantaranya adalah pembangunan energi berkelanjutan, pengelolaan limbah terpadu, pengembangan industri hijau, pemulihan lahan berkelanjutan, serta inventarisasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan kelautan.
"Jadi kedepannya, kita akan mendaftarkan mereknya, supaya keluar dari pabrik sudah ada mereknya tidak lagi polosan. Kita upayakan dengan Kemenkumham (pendaftaran merek). Kemudian kita akan melakukan pengembangan produk. Kita berikan pelatihan lagi. Agar palet ini tidak sekedar jadi produk itu-itu saja. Kita juga upayakan pemasaran secara online," tuturnya.
Ifan juga berharap kedepannya akan lebih banyak orang menggunakan produk hasil penerapan ekonomi sirkular ini. Termasuk pemerintah daerah melalui e-katalog baik untuk mobiler kantor maupun mobiler sekolah yang dikelola pemerintah daerah.
"Saat ini kita sudah siapkan katalog produk dari Sarop do Mulana. Kita pasarkan melalui online dan mudah-mudahan ke depannya penjualan 50 persen bisa melalui online. Kita berharap produk ini bisa tersebar di regional Sumatera Utara. Makanya kita cari produk-produk apa yang saat ini sedang digemari masyarakat," tukasnya.
Ekonomi sirkular merupakan model industri baru yang berfokus pada reducing, reusing dan recycling yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat berada di Universitas Gadjah Mada beberapa waktu lalu mengatakan konsep Ekonomi sirkular tentunya bukan hanya pengelolaan limbah tetapi juga selanjutnya menggunakan proses produksi dimana bahan baku dapat digunakan berulang-ulang sehingga tentu akan terjadi saving yang besar terutama untuk sumber daya alam.
Transformasi menuju ekonomi sirkular menjadi penting bagi Indonesia karena akan membawa banyak dampak positif, baik bagi lingkungan serta pertumbuhan berbagai sektor pembangunan di masa depan. Selain dapat meningkatkan pertumbuhan PDB Indonesia, penerapan konsep ekonomi hijau/sirkular juga dapat berpotensi menghasilkan 4,4 juta tambahan lapangan pekerjaan, dimana tiga perempatnya memberdayakan perempuan dengan kesempatan yang lebih baik pada tahun 2030.
"Ekonomi sirkular akan memberi kontribusi pada upaya pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia. Dimana kita berkomitmen untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 2030 sebesar 29% dan apabila ada kerjasama internasional, ini dapat ditingkatkan menjadi 41%,” jelas Menko Airlangga.
Pengarusutamaan konsep pembangunan rendah karbon telah tercantum dalam RPJMN 2020-2024 dan peta jalan pencapaian NDC Indonesia 2030. Terdapat lima sektor yang menjadi prioritas utama dalam dua dokumen tersebut diantaranya adalah pembangunan energi berkelanjutan, pengelolaan limbah terpadu, pengembangan industri hijau, pemulihan lahan berkelanjutan, serta inventarisasi dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan kelautan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda