Bulan Puasa Harga Telur dan Ayam Merangkak Naik, Pedagang: Kenaikan Masih Wajar
Kamis, 23 Maret 2023 - 14:59 WIB
BEKASI - Memasuki bulan puasa Ramadan , harga telur dan ayam di pasar tradisional merangkak naik. Pedagang pasar pun melakukan penyesuaian stok dagangannya.
Berdasarkan penjelasan pedagang di pasar tradisional Mangunjaya, Bekasi, Jawa Barat, harga telur ayam telah mengalami kenaikan sejak tiga hari lalu.
Dari sebelumnya dijual seharga Rp28.000 per kg kini dibanderol Rp30.000 per kg. Begitu pun dengan jenis telur ayam omega yang ikut mengalami kenaikan.
"Telur ayam naik dari Rp28.000 per kilo jadi Rp30.000 per kilo. Sementara yang jenis telur omega juga naik dari Rp30.000 jadi Rp32.000 per kilo. Kalau puasa wajar naik segini," ujar pedagang telur bernama Wahyu, saat ditemui MNC Portal Indonesia (MPI) di lapaknya, Kamis (23/3/2023).
Menurut dia, kenaikan harga terjadi secara bertahap. Mulai dari Rp500 per kg hingga tertinggi Rp1.000 per kg. Terkait pasokan, Wahyu mengaku tidak mengalami hambatan dan batasan. Berapa pun permintaannya, agen akan memberikan.
"Dari segi pasokan sih lancar. Kalau harga masih standar. Lebaran tahun lalu juga sama, sekitar Rp31.000-32.000 per kg. Tapi nanti kalau setelah Lebaran harganya bisa turun lagi," ungkapnya.
Seiring datangnya bulan Ramadan, Wahyu mulai mengurangi stok telur yang dijualnya. Pasalnya, dia bilang, jumlah pembeli saat puasa tak seramai hari biasanya.
"Kalau stok saya kurangi. Soalnya kan konsumen juga berkurang. Jadi yang biasanya saya beli 100 ikat atau sekitar 1,5 ton jadi cuma beli stok 70 ikat atau sekitar 1 ton. Belinya seminggu dua kali. Nanti kalau sudah kondisi normal, stok kita juga normal lagi,” paparnya.
Bergeser ke lapak daging ayam, terpantau beberapa konsumen mencoba menawar. Ade, salah seorang pedagang ayam menyebut, saat ini harga per ekornya sudah tembus Rp40.000. "Yang ini Rp32.000, ini Rp35.000, kalau yang ini Rp40.000, tergantung besarnya," terang wanita berjilbab itu.
Menurut Ade, harga tersebut merangkak naik Rp2.000 per ekor sejak tiga hari lalu. Meski begitu, dia menuturkan, jumlah pembeli terbilang banyak meski beberapa masih ada yang menawar di tengah tingginya harga dasar. "Ya gitu, masih ada aja yang nawar. Paling kalau mau lebih murah, yang ukurannya lebih kecil," tuturnya.
Berdasarkan penjelasan pedagang di pasar tradisional Mangunjaya, Bekasi, Jawa Barat, harga telur ayam telah mengalami kenaikan sejak tiga hari lalu.
Dari sebelumnya dijual seharga Rp28.000 per kg kini dibanderol Rp30.000 per kg. Begitu pun dengan jenis telur ayam omega yang ikut mengalami kenaikan.
"Telur ayam naik dari Rp28.000 per kilo jadi Rp30.000 per kilo. Sementara yang jenis telur omega juga naik dari Rp30.000 jadi Rp32.000 per kilo. Kalau puasa wajar naik segini," ujar pedagang telur bernama Wahyu, saat ditemui MNC Portal Indonesia (MPI) di lapaknya, Kamis (23/3/2023).
Menurut dia, kenaikan harga terjadi secara bertahap. Mulai dari Rp500 per kg hingga tertinggi Rp1.000 per kg. Terkait pasokan, Wahyu mengaku tidak mengalami hambatan dan batasan. Berapa pun permintaannya, agen akan memberikan.
"Dari segi pasokan sih lancar. Kalau harga masih standar. Lebaran tahun lalu juga sama, sekitar Rp31.000-32.000 per kg. Tapi nanti kalau setelah Lebaran harganya bisa turun lagi," ungkapnya.
Seiring datangnya bulan Ramadan, Wahyu mulai mengurangi stok telur yang dijualnya. Pasalnya, dia bilang, jumlah pembeli saat puasa tak seramai hari biasanya.
"Kalau stok saya kurangi. Soalnya kan konsumen juga berkurang. Jadi yang biasanya saya beli 100 ikat atau sekitar 1,5 ton jadi cuma beli stok 70 ikat atau sekitar 1 ton. Belinya seminggu dua kali. Nanti kalau sudah kondisi normal, stok kita juga normal lagi,” paparnya.
Bergeser ke lapak daging ayam, terpantau beberapa konsumen mencoba menawar. Ade, salah seorang pedagang ayam menyebut, saat ini harga per ekornya sudah tembus Rp40.000. "Yang ini Rp32.000, ini Rp35.000, kalau yang ini Rp40.000, tergantung besarnya," terang wanita berjilbab itu.
Menurut Ade, harga tersebut merangkak naik Rp2.000 per ekor sejak tiga hari lalu. Meski begitu, dia menuturkan, jumlah pembeli terbilang banyak meski beberapa masih ada yang menawar di tengah tingginya harga dasar. "Ya gitu, masih ada aja yang nawar. Paling kalau mau lebih murah, yang ukurannya lebih kecil," tuturnya.
(ind)
tulis komentar anda