Penjualan Mobil Tak Bakal Bisa Ngegas Seperti Tahun Lalu

Senin, 20 Juli 2020 - 20:23 WIB
Lebih jauh dia juga memperkirakan pemulihan industri otomotif hanya akan maksimal hingga 70% dari keadaan sebelum pandemi. Selain daya beli masyarakat menurun juga ditambah aktivitas ekspor otomotif yang sangat menantang. Ini akibat negara lain juga mengalami kondisi yang sama bahkan lebih parah. (Baca juga: Jokowi Resmi Bentuk Tim Pemulihan Ekonomi dan Penanganan Covid-19, Dipimpin Erick Thohir)

Selain itu, dia juga mengingatkan meskipun pemerintah berusaha memberikan restrukturisasi di industri jasa keuangan, tapi tetap saja tidak akan menjadikan itu maksimal. Ada tantangan lainnya yaitu kondisi perusahaan pembiayaan yang tidak sedikit dalam kondisi sakit.

"Walaupun ada restrukturisasi di perusahaan jasa keuangan tapi masalahnya tidak semua perusahaan pembiayaan itu sehat. Sedangkan masyarakat melakukan aktivitas pembelian mayoritas dari kredit. Tapi perusahaan pembiayaan juga bermasalah," ujarnya.

Direktur Sales dan Distribusi Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo mengakui industri otomotif masih bergantung pada segmen menengah atas. Kebutuhan kendaraan bermotor menurut dia masih terus ada.

"Potensi kelas menengah masih baik walau jauh dari kondisi normal sebelumnya. Masih ada kebutuhan kendaraan bermotor," ujar Harjanto.

Meskipun ada potensi tapi tantangannya sangat besar karena pemulihan daya beli khususnya segmen menengah atas akan terjadi perlahan. Prioritas belanja masyarakat di tengah pandemi masih untuk kebutuhan pokok dan kesehatan.

"Pulihnya bertahap. Kelas menengah yang tidak berdampak signifikan, mereka masih ada kebutuhan lainnya," ujarnya.

Harjanto juga memberikan gambaran angka pembiayaan baru MTF sejak awal tahun sampai Maret 2020. Kisaran penyaluran pembiayaan di level Rp2,4 triliun per bulan. Lebih rincinya pembiayaan bulan April sebesar Rp500 Milliar, kemudian di bulan Mei menurun menjadi Rp460 Milliar. Berikutnya kembali naik di Juni sebesar Rp527 Milliar, dan untuk kinerja Juli diprediksi naik menjadi Rp650 Milliar.

"Dengan pelonggaran PSBB sudah cukup membantu ekonomi dan berdampak ke pembelian mobil," ujar dia.

Head of Public Relations Astra Yulian Warman juga mengatakan minat belanja masyarakat kelas menengah atas sudah tertahan sudah cukup lama dari bulan Maret lalu hingga sekarang. Atau persis selama pandemi. Sehingga menurut dia, dengan adanya pelonggaran PSBB langsung disambut dengan pembelian kendaraan bermotor.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More