BI Optimistis Ekonomi Bisa Tembus 5,3% di 2023, Begini Dalilnya
Selasa, 18 April 2023 - 18:20 WIB
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia ( BI ) Perry Warjiyo optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi di 2023 diprakirakan dalam kisaran 4,5-5,3%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat ditopang oleh naiknya permintaan domestik.
Baca juga: Perry Warjiyo Beberkan Jurus BI dalam Menjaga Stabilitas dan Mendorong Ekonomi RI
Selain itu juga didorong oleh positifnya kinerja ekspor. Ditambah lagi, konsumsi swasta yang diprakirakan semakin kuat.
"Ini seiring dengan terus naiknya mobilitas, membaiknya keyakinan konsumen, dan meningkatnya daya beli seiring dengan penurunan inflasi," ujar Perry dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Selasa (18/4/2023).
Di sisi lain, kegiatan investasi tetap berlanjut, terutama investasi non-bangunan. Kinerja ekspor pun tetap positif.
"Hingga Maret 2023, ekspor nonmigas Indonesia tumbuh tinggi, didukung antara lain oleh ekspor batu bara, mesin listrik, dan kendaraan bermotor," ungkap Perry.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan Jepang menjadi kontributor utama. Berdasarkan lapangan usaha, kinerja sektor industri pengolahan, perdagangan, serta informasi dan komunikasi diprakirakan tumbuh kuat.
"Secara spasial, peningkatan konsumsi terjadi di hampir seluruh wilayah dan diikuti kinerja ekspor yang tetap tinggi di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua)," pungkas Perry.
Baca juga: Perry Warjiyo Beberkan Jurus BI dalam Menjaga Stabilitas dan Mendorong Ekonomi RI
Selain itu juga didorong oleh positifnya kinerja ekspor. Ditambah lagi, konsumsi swasta yang diprakirakan semakin kuat.
"Ini seiring dengan terus naiknya mobilitas, membaiknya keyakinan konsumen, dan meningkatnya daya beli seiring dengan penurunan inflasi," ujar Perry dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Selasa (18/4/2023).
Di sisi lain, kegiatan investasi tetap berlanjut, terutama investasi non-bangunan. Kinerja ekspor pun tetap positif.
"Hingga Maret 2023, ekspor nonmigas Indonesia tumbuh tinggi, didukung antara lain oleh ekspor batu bara, mesin listrik, dan kendaraan bermotor," ungkap Perry.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan Jepang menjadi kontributor utama. Berdasarkan lapangan usaha, kinerja sektor industri pengolahan, perdagangan, serta informasi dan komunikasi diprakirakan tumbuh kuat.
"Secara spasial, peningkatan konsumsi terjadi di hampir seluruh wilayah dan diikuti kinerja ekspor yang tetap tinggi di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua)," pungkas Perry.
(uka)
tulis komentar anda