Percepatan Bansos dkk Bisa Pulihkan Konsumsi Swasta di Paruh Kedua 2020
Selasa, 21 Juli 2020 - 14:25 WIB
JAKARTA - Konsumsi rumah tangga, khususnya pada kelompok kelas menengah bawah, mengalami tekanan paling besar akibat pandemi Covid-19. Tekanan konsumsi swasta paling besar terjadi pada kuartal kedua tahun ini dan diperkirakan mulai reda pada kuartal ketiga.
"Indeks Penjualan Riil (IPR), indikator yang memotret perkembangan penjualan barang-barang konsumsi masyarakat, tumbuh -20,6% (year-on-year/yoy) pada bulan Mei," kata Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal saat diskusi online CORE Midyear Review 2020 di Jakarta Selasa (21/7/2020).
Penjualan kendaraan bermotor roda dua selama lima bulan pertama tahun ini tumbuh -39,6% (yoy), sementara kendaraan bermotor roda empat tumbuh -41,1% (yoy). (Baca: Penjualan Mobil Tak Bakal Bisa Ngegas Seperti Tahun Lalu )
Besarnya tekanan masyarakat berpendapatan menengah bawah di masa pandemi ini juga terlihat pada simpanan di bank dengan nilai kurang dari 100 juta yang hanya tumbuh 2,2% jauh di bawah pertumbuhan bulan-bulan sebelumnya yang rata-rata 5%.
Menurut dia, upaya pemerintah untuk mengurangi beban ekonomi kelompok masyarakat menengah bawah melalui program jaring pengaman sosial, Bantuan Sosial dan Kartu Pra-Kerja baru sedikit membantu mengurangi tekanan belanja swasta akibat realisasinya yang masih relatif rendah.
"Namun jika pemerintah mampu mempercepat implementasi program-program tersebut atau bahkan memperbesar anggarannya, konsumsi swasta pada semester kedua dapat membaik," katanya.
Selain itu, kecepatan dan perbaikan upaya penanggulangan wabah selama pemberlakuan new normal menjadi faktor utama yang membantu pemulihan konsumsi swasta. (Baca juga: Konsumsi Protein Nabati Membantu Hidup Lebih Lama )
Meskipun pelonggaran PSBB telah dilakukan di beberapa kota serta diikuti dengan pembukaan beberapa aktivitas ekonomi, tetapi selama tren peningkatan kasus Covid-19 masih terus peningkatan, maka masyarakat akan secara sukarela membatasi aktivitasnya. Apalagi jika melihat jumlah tes Covid-19 di Indonesia masih sangat terbatas dibandingkan negara-negara lain.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
"Indeks Penjualan Riil (IPR), indikator yang memotret perkembangan penjualan barang-barang konsumsi masyarakat, tumbuh -20,6% (year-on-year/yoy) pada bulan Mei," kata Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal saat diskusi online CORE Midyear Review 2020 di Jakarta Selasa (21/7/2020).
Penjualan kendaraan bermotor roda dua selama lima bulan pertama tahun ini tumbuh -39,6% (yoy), sementara kendaraan bermotor roda empat tumbuh -41,1% (yoy). (Baca: Penjualan Mobil Tak Bakal Bisa Ngegas Seperti Tahun Lalu )
Besarnya tekanan masyarakat berpendapatan menengah bawah di masa pandemi ini juga terlihat pada simpanan di bank dengan nilai kurang dari 100 juta yang hanya tumbuh 2,2% jauh di bawah pertumbuhan bulan-bulan sebelumnya yang rata-rata 5%.
Menurut dia, upaya pemerintah untuk mengurangi beban ekonomi kelompok masyarakat menengah bawah melalui program jaring pengaman sosial, Bantuan Sosial dan Kartu Pra-Kerja baru sedikit membantu mengurangi tekanan belanja swasta akibat realisasinya yang masih relatif rendah.
"Namun jika pemerintah mampu mempercepat implementasi program-program tersebut atau bahkan memperbesar anggarannya, konsumsi swasta pada semester kedua dapat membaik," katanya.
Selain itu, kecepatan dan perbaikan upaya penanggulangan wabah selama pemberlakuan new normal menjadi faktor utama yang membantu pemulihan konsumsi swasta. (Baca juga: Konsumsi Protein Nabati Membantu Hidup Lebih Lama )
Meskipun pelonggaran PSBB telah dilakukan di beberapa kota serta diikuti dengan pembukaan beberapa aktivitas ekonomi, tetapi selama tren peningkatan kasus Covid-19 masih terus peningkatan, maka masyarakat akan secara sukarela membatasi aktivitasnya. Apalagi jika melihat jumlah tes Covid-19 di Indonesia masih sangat terbatas dibandingkan negara-negara lain.
Lihat Juga: Ikuti Kebijakan Pusat, Pemprov DKI Jakarta Pastikan Program Bansos Tidak Berkaitan dengan Masa Pilkada
(ind)
tulis komentar anda