Pertamina Bentuk Konsorsium Ambil Alih Kepemilikan Shell di Blok Masela
Kamis, 04 Mei 2023 - 18:08 WIB
JAKARTA - Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( SKK Migas ) menyatakan Pertamina membentuk konsorsium dengan menggandeng Petronas dalam proses akuisisi 35% hak partisipasi Blok Masela dari Shell. Saat ini pembentukan konsorsium masih dalam tahap evaluasi.
"Terkait kondisinya masih masih diskusi business to business, termasuk pembentukan konsorsium. Jadi kami juga masih menunggu laporan resmi terkait dengan hal ini," ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro kepada MNC Portal, Kamis (4/5/2023).
Dia mengatakan bahwa evaluasi tersebut dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang bersangkutan. Sementara, SKK Migas masih menunggu laporan resmi dari Pertamina. "Kalau SKK Migas posisinya seperti yang saya sampaikan di atas," imbuhnya.
Kementerian ESDM melaporkan bahwa PT Pertamina telah membentuk konsorsium bersama perusahaan Migas asal Malaysia, Petronas, untuk mengakuisisi 35% saham yang dilepas oleh Shell pada pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela.
Kesepakatan konsorsium dinilai menjadi cara efektif untuk menekan resiko dan pendanaan tinggi sehingga dapat mempercepat pengembangan lapangan gas yang memiliki cadangan gas sebesar 4 triliun kaki kubik (TCF) tersebut.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyampaikan konsorsium Pertamina dan Petronas bakal segera menyampaikan klausul perjanjian yang mengikat atau binding offer terkait pengambilalihan 35% saham hak partisipasi pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela dari Shell pada April tahun ini.
"Mereka Pertamina dan Petronas bareng-bareng untuk ambil 35% saham Shell, sekarang sudah ada kesepakatan itu," jelas Tutuka.
Nantinya, konsorsium Pertamina dan Petronas akan berkolaborasi dengan Inpex Corporation sebagai operator sekaligus pemegang saham mayoritas Blok Masela.
Tutuka melanjutkan, Pertamina dan Petronas kini sedang dalam proses untuk menyepakati rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) bersama SKK Migas. Satu poin utama yang dibahas dalam PoD tersebut adalah implementasi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS). Adanya tambahan fasilitas CCS di Proyek LNG Masela berdampak pada biaya proyek yang membengkak sebesar USD1,4 miliar atau sekitar Rp21 triliun.
"Terkait kondisinya masih masih diskusi business to business, termasuk pembentukan konsorsium. Jadi kami juga masih menunggu laporan resmi terkait dengan hal ini," ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro kepada MNC Portal, Kamis (4/5/2023).
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa evaluasi tersebut dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang bersangkutan. Sementara, SKK Migas masih menunggu laporan resmi dari Pertamina. "Kalau SKK Migas posisinya seperti yang saya sampaikan di atas," imbuhnya.
Kementerian ESDM melaporkan bahwa PT Pertamina telah membentuk konsorsium bersama perusahaan Migas asal Malaysia, Petronas, untuk mengakuisisi 35% saham yang dilepas oleh Shell pada pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela.
Kesepakatan konsorsium dinilai menjadi cara efektif untuk menekan resiko dan pendanaan tinggi sehingga dapat mempercepat pengembangan lapangan gas yang memiliki cadangan gas sebesar 4 triliun kaki kubik (TCF) tersebut.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyampaikan konsorsium Pertamina dan Petronas bakal segera menyampaikan klausul perjanjian yang mengikat atau binding offer terkait pengambilalihan 35% saham hak partisipasi pengelolaan Proyek Abadi LNG Blok Masela dari Shell pada April tahun ini.
"Mereka Pertamina dan Petronas bareng-bareng untuk ambil 35% saham Shell, sekarang sudah ada kesepakatan itu," jelas Tutuka.
Nantinya, konsorsium Pertamina dan Petronas akan berkolaborasi dengan Inpex Corporation sebagai operator sekaligus pemegang saham mayoritas Blok Masela.
Tutuka melanjutkan, Pertamina dan Petronas kini sedang dalam proses untuk menyepakati rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) bersama SKK Migas. Satu poin utama yang dibahas dalam PoD tersebut adalah implementasi teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS). Adanya tambahan fasilitas CCS di Proyek LNG Masela berdampak pada biaya proyek yang membengkak sebesar USD1,4 miliar atau sekitar Rp21 triliun.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda