OJK Bocorkan Soal Kelanjutan Izin IPO Pertamina Hulu Energi
Jum'at, 05 Mei 2023 - 19:31 WIB
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan terkait rencana penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO) PT Pertamina Hulu Energi (PHE) masih dalam tinjauan atau review. IPO PHE saat ini masih dalam proses penelaahan.
"OJK belum bisa memberikan penjelasan rinci sampai izin publikasi diberikan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/5/2023).
Terkait besaran dana IPO anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut, Inarno juga belum dapat memberikan penjelasan secara lebih rinci mengenai hal tersebut sebelum masa penawaran awal atau bookbuilding dilakukan. Adapun, jumlah himpunan dana IPO juga masih dapat berubah sebelum pernyataan efektif ditetapkan.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan bahwa aksi pencatatan saham perdana PHE sedang menunggu izin dari OJK. PHE disebut akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juni 2023 mendatang.
Menanggapi hal itu, Inarno mengatakan jika banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses IPO suatu perusahaan. Dalam hal ini, bukan hanya izin OJK yang menentukan IPO suatu perusahaan, namun kesiapan perusahaan hingga minat investor juga turut mempengaruhi.
"Jadi mohon dipahami, izin OJK bukan satu-satunya yang menghambat hal tersebut tapi ada faktor eksternal yang menentukan IPO bisa terlaksana," ujar Inarno.
Pada akhir Maret 2023 lalu, Reuters mengabarkan PHE telah memulai roadshow edukasi investor dalam rangka IPO. Dalam pelaksanaan IPO nanti, perseroan disebut akan menawarkan sebanyak 10% hingga 15% sahamnya kepada publik. Entitas usaha PT Pertamina (Persero) ini dikabarkan mengincar dana IPO sebesar USD2 miliar.
Target dana IPO tersebut akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara sepanjang 2023 ini, melampaui target dana penawaran umum PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel yang sebesar USD647 juta.
"OJK belum bisa memberikan penjelasan rinci sampai izin publikasi diberikan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/5/2023).
Terkait besaran dana IPO anak usaha PT Pertamina (Persero) tersebut, Inarno juga belum dapat memberikan penjelasan secara lebih rinci mengenai hal tersebut sebelum masa penawaran awal atau bookbuilding dilakukan. Adapun, jumlah himpunan dana IPO juga masih dapat berubah sebelum pernyataan efektif ditetapkan.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan bahwa aksi pencatatan saham perdana PHE sedang menunggu izin dari OJK. PHE disebut akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juni 2023 mendatang.
Menanggapi hal itu, Inarno mengatakan jika banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses IPO suatu perusahaan. Dalam hal ini, bukan hanya izin OJK yang menentukan IPO suatu perusahaan, namun kesiapan perusahaan hingga minat investor juga turut mempengaruhi.
"Jadi mohon dipahami, izin OJK bukan satu-satunya yang menghambat hal tersebut tapi ada faktor eksternal yang menentukan IPO bisa terlaksana," ujar Inarno.
Pada akhir Maret 2023 lalu, Reuters mengabarkan PHE telah memulai roadshow edukasi investor dalam rangka IPO. Dalam pelaksanaan IPO nanti, perseroan disebut akan menawarkan sebanyak 10% hingga 15% sahamnya kepada publik. Entitas usaha PT Pertamina (Persero) ini dikabarkan mengincar dana IPO sebesar USD2 miliar.
Target dana IPO tersebut akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara sepanjang 2023 ini, melampaui target dana penawaran umum PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel yang sebesar USD647 juta.
(nng)
tulis komentar anda