Lelah Menanggung Beban Kredit, Perbankan Syariah Terancam Tertekan

Kamis, 23 Juli 2020 - 14:07 WIB
Perbankan syariah terancam tertekan. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Pandemi virus corona yang menghantam Indonesia sejak Maret lalu hingga kini dampaknya masih terus terasa aktivitas perdagangan, rantai pasok, distribusi produk dan jasa di hampir semua industri termasuk perbankan syariah

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan perbankan syariah terancam akan mengalami tekanan luar biasa. Alasannya, karena tidak kuat menanggung beban resiko kredit yang terus meningkat membuat kondisi perbankan syariah menjadi tertekan.

"Dampak pandemi ini terasa di perbankan syariah di Tanah Air.Saat ini perbankan syariah merevisi target pertumbuhaa karena ada peningkatan resiko lembaga syariah akibat pandemik dan kegiatan ekonomi ini dan peningkatan resiko dari kemampuan lembaga syariah tertekan," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (23/7/2020).





Dia melanjutkan pandemi Covid-19 ini membuat kejuatan yang luar biasa di banyak negara. Semua sektor sosial ekonomi dan keuangan syariah menjadi tantangan pemerintah agar tidak kembali tertekan.

"Pemerintah melakukan teroboson dari sisi sikal dan moneter dan mencari sumber pembiayaan APBN dalam tekanan kebutuhan covid yang luar biasa," jelasnya.



Dia menambahkan lembaga keuangan syariah harus bisa bangkit. Adapun lembaga keuangan syariah terus memperbaiki diri dan meningkatkan peranannya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Berbagi strategi produk syariah harus ditingkatkan," jelasnya.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More