Industri Sawit Berkomitmen Dukung Program Net Zero Emission
Sabtu, 27 Mei 2023 - 20:24 WIB
“Kami akan menyusun near-term dan long-term target emisi kami dalam waktu 2 tahun ke depan. Target-target ini akan mencakup seluruh aktivitas operasional dan rantai pasokan kami,” ucap Luwy Leunufna.
Sebagai informasi, pada tanggal 23 September 2022, Pemerintah Indonesia mengumumkan ENDC (Enhanced Nationally Determined Contribution)-nya sebesar 31.89% dan 43.20% kepada UNFCC.
Luwy menjelaskan bahwa TSE Group juga mendukung upaya pemerintah mencapai nationally Determined contribution NDC dan siap berkolaborasi untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon. Saat ini, TSE Group akan membangun pembangkit listrik tenaga biogas untuk berkontribusi pada pengurangan gas rumah kaca dengan mencegah pelepasan gas metana ke atmosfer. Kapasita listrik pembangkit ini mencapai 8 MW yang dibangun sampai 2030.
“Kami berencana memanfaatkan listrik dan gas yang dihasilkan dapat digunakan penduduk setempat untuk meningkatkan kualitas hidup,” ujar Luwy.
Langkah berikutnya, perusahaan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang mengeluarkan nitrogen oksida selama proses produksi dan penggunaannya. TSE Group mencari cara untuk menggantikan pupuk kimia dengan pupuk organik dari tandan kosong dan cangkang sawit (produk sampingan dari pabrik kelapa sawit).
Sementara itu, Subkoordinator Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Dwimas Suryanata Nugraha mengatakan, perkebunan sawit tidak bisa dikatakan sepenuhnya penyebab dari kenaikan gas rumah kaca. Banyak isu yang timbul di masyarakat ini terkait dengan sawit ini salah satu penyebab sawit deforestasi lahan dan penyebab kenaikan emisi gas rumah kaca.
"Perkebunan kelapa sawit ini tidak bisa juga dikatakan penyebab dari kenaikan gas rumah kaca," pungkasnya.
Sebagai informasi, pada tanggal 23 September 2022, Pemerintah Indonesia mengumumkan ENDC (Enhanced Nationally Determined Contribution)-nya sebesar 31.89% dan 43.20% kepada UNFCC.
Luwy menjelaskan bahwa TSE Group juga mendukung upaya pemerintah mencapai nationally Determined contribution NDC dan siap berkolaborasi untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon. Saat ini, TSE Group akan membangun pembangkit listrik tenaga biogas untuk berkontribusi pada pengurangan gas rumah kaca dengan mencegah pelepasan gas metana ke atmosfer. Kapasita listrik pembangkit ini mencapai 8 MW yang dibangun sampai 2030.
“Kami berencana memanfaatkan listrik dan gas yang dihasilkan dapat digunakan penduduk setempat untuk meningkatkan kualitas hidup,” ujar Luwy.
Langkah berikutnya, perusahaan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang mengeluarkan nitrogen oksida selama proses produksi dan penggunaannya. TSE Group mencari cara untuk menggantikan pupuk kimia dengan pupuk organik dari tandan kosong dan cangkang sawit (produk sampingan dari pabrik kelapa sawit).
Sementara itu, Subkoordinator Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Dwimas Suryanata Nugraha mengatakan, perkebunan sawit tidak bisa dikatakan sepenuhnya penyebab dari kenaikan gas rumah kaca. Banyak isu yang timbul di masyarakat ini terkait dengan sawit ini salah satu penyebab sawit deforestasi lahan dan penyebab kenaikan emisi gas rumah kaca.
Baca Juga
"Perkebunan kelapa sawit ini tidak bisa juga dikatakan penyebab dari kenaikan gas rumah kaca," pungkasnya.
(uka)
tulis komentar anda