Utang Jatuh Tempo USD500 Juta, Garuda Minta Bantuan Keuangan
Rabu, 29 April 2020 - 14:06 WIB
JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) meminta bantuan keuangan dan relaksasi kebijakan dari pemerintah untuk bertahan di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Pasalnya, saat ini perseroan dihadapkan pada utang yang akan jatuh tempo bulan Juni mendatang.
"Kita relaksasi keuangan, ini punya sedikit masalah, Juni ini jatuh tempo USD500 juta sehingga kita membutuhkan bantuan keuangan dan relaksasi," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Selain itu, kata Irfan, pihaknya kini juga tengah melakukan negosiasi leasing pesawat terbang yang menjadi beban keuangan. Salah satunya, negosiasi Pesawat Boeing 777 yang saat ini pembayaran leasing-nya mencapai USD1,6 juta.
"kita sudah coba nego dari lama, bahwa ini sudah terlalu mahal. Hari ini kita punya kesempatan yang sangat bagus untuk negosiasi karena harga pasar hanya USD800.000 per bulan. Kita punya 10 unit, jadi basically bayar dua kali lipat dari harga market," jelas dia.
Mantan Direktur Utama PT INTI (Persero) ini menambahkan, perseroan juga telah melakukan efisiensi dengan memotong gaji dan tunjangan direksi, komisaris, hingga pegawai. "Kami juga restructuring mencari rute jadwal yang lebih bagus, menghentikan rute-rute merugikan," jelasnya.
"Kita relaksasi keuangan, ini punya sedikit masalah, Juni ini jatuh tempo USD500 juta sehingga kita membutuhkan bantuan keuangan dan relaksasi," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (29/4/2020).
Selain itu, kata Irfan, pihaknya kini juga tengah melakukan negosiasi leasing pesawat terbang yang menjadi beban keuangan. Salah satunya, negosiasi Pesawat Boeing 777 yang saat ini pembayaran leasing-nya mencapai USD1,6 juta.
"kita sudah coba nego dari lama, bahwa ini sudah terlalu mahal. Hari ini kita punya kesempatan yang sangat bagus untuk negosiasi karena harga pasar hanya USD800.000 per bulan. Kita punya 10 unit, jadi basically bayar dua kali lipat dari harga market," jelas dia.
Mantan Direktur Utama PT INTI (Persero) ini menambahkan, perseroan juga telah melakukan efisiensi dengan memotong gaji dan tunjangan direksi, komisaris, hingga pegawai. "Kami juga restructuring mencari rute jadwal yang lebih bagus, menghentikan rute-rute merugikan," jelasnya.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda