Sri Mulyani Terbitkan Utang Rp166,5 Triliun di Semester I 2023
Senin, 24 Juli 2023 - 13:29 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang per semester I 2023 hanya mencapai Rp166,5 triliun. Angka ini mencapai 23,9% dari target APBN.
Per semester I 2023, pembiayaan anggaran terkendali, dengan tetap mencermati volatilitas pasar keuangan global dan ketersediaan likuiditas pemerintah.
"Padahal harusnya total pembiayaan utang untuk tahun ini Rp696,3 triliun," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi Juli 2023 secara virtual di Jakarta, Senin (24/7/2023).
Angka ini, sebut dia, menurun 15,4% dari tahun lalu. Tahun lalu sebenarnya sudah mengalami penurunan menjadi sebesar Rp196,9 triliun.
"Inilah yang selalu saya sampaikan, APBN Indonesia mengalami penyehatan dan konsolidasi yang luar biasa cepat dan kuat tanpa mempengaruhi kinerja dari perekonomian kita yang tetap mengalami pemulihan dan menjaga pertumbuhan serta berbagai perbaikan di bidang kesejahteraan," papar Sri.
Tren ini, menurut dia harus dijaga karena situasi global yang cenderung dengan kenaikan suku bunga tinggi dan volatilitas yang tinggi, maka eksposur terhadap pembiayaan utang harus terus dijaga pada level yang aman.
"Inilah bentuk langkah-langkah konkret untuk mengamankan, yaitu dengan menurunkan pembiayaan utang dan menjaga agar APBN kita defisit dalam posisi yang bisa dibiayai secara aman dan affordable," ucap Sri.
Per semester I 2023, pembiayaan anggaran terkendali, dengan tetap mencermati volatilitas pasar keuangan global dan ketersediaan likuiditas pemerintah.
"Padahal harusnya total pembiayaan utang untuk tahun ini Rp696,3 triliun," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi Juli 2023 secara virtual di Jakarta, Senin (24/7/2023).
Angka ini, sebut dia, menurun 15,4% dari tahun lalu. Tahun lalu sebenarnya sudah mengalami penurunan menjadi sebesar Rp196,9 triliun.
"Inilah yang selalu saya sampaikan, APBN Indonesia mengalami penyehatan dan konsolidasi yang luar biasa cepat dan kuat tanpa mempengaruhi kinerja dari perekonomian kita yang tetap mengalami pemulihan dan menjaga pertumbuhan serta berbagai perbaikan di bidang kesejahteraan," papar Sri.
Tren ini, menurut dia harus dijaga karena situasi global yang cenderung dengan kenaikan suku bunga tinggi dan volatilitas yang tinggi, maka eksposur terhadap pembiayaan utang harus terus dijaga pada level yang aman.
"Inilah bentuk langkah-langkah konkret untuk mengamankan, yaitu dengan menurunkan pembiayaan utang dan menjaga agar APBN kita defisit dalam posisi yang bisa dibiayai secara aman dan affordable," ucap Sri.
tulis komentar anda