Terkuak! Ini Alasan Sesungguhnya Eropa Jegal Produk Sawit Indonesia

Senin, 14 Agustus 2023 - 19:07 WIB
"Masalahnya, keberlanjutan yang dituntut adalah keberlanjutan yang absolut (absolute sustainability) yang hanya ada di dunia teoritis dan tidak akan pernah ada di dunia nyata. Dalam konsep sustainability absolut, pilihannya ada dua, hitam atau putih, yakni sustainable atau unsustainable," kata Bungaran.

"Menurut pendapat saya, konsep keberlanjutan yang realistis juga diadopsi oleh SDGS yaitu keberlanjutan yang relatif (relative sustainability). Semuanya relatif, ga tau level sustainability di mana, tapi itu adalah perjalanan menjadi lebih baik dari kemarin," lanjutnya.

Pada kesempatan tersebut, Bungaran juga menyebutkan bahwa industri kelapa sawit ini cukup berkontribusi terhadap devisa negara. Bahkan pada tahun 2022 lalu, kontribusinya terhadap devisa negara tembus USD50 miliar atau setara dengan Rp765,33 triliun.



"Tahun 2022, industri sawit sumbangkan devisa dari ekspor produk sawit sekitar USD39 miliar. Menghemat devisa dari mandatory biodiesel sekitar USD10,3 miliar. Sehingga secara keseluruhan industri sawit menyumbang devisa hampir mencapai USD50 miliar. Belum ada komoditas seperti itu kontribusinya," pungkasnya.
(uka)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More