Malaysia Bakal Larang Ekspor Harta Karun yang Paling Diburu Dunia
Selasa, 12 September 2023 - 07:08 WIB
Awal tahun ini, China sendiri mengumumkan pembatasan ekspor beberapa logam yang digunakan secara luas di industri semikonduktor. Langkah itu dipandang sebagai tindakan pembalasan atas pembatasan AS terhadap penjualan teknologi ke China.
Pembatasan tersebut memicu kekhawatiran bahwa China juga dapat membatasi ekspor mineral penting lainnya termasuk logam tanah jarang.
Analis David Merriman di Project Blue mengatakan dampak pelarangan di Malaysia masih belum jelas karena kurangnya rincian. Namun pelarangan bijih tanah jarang dapat berdampak pada perusahaan China yang beroperasi di Malaysia.
“Undang-undang tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap potensi investasi di Malaysia dari pihak China, yang telah melirik negara-negara Asia lainnya untuk mendapatkan senyawa tanah jarang yang belum diproses atau dicampur sebagai bahan baku untuk fasilitas pengolahan di China selatan,” kata Merriman.
Lynas Rare Earths Ltd dari Australia, produsen logam tanah jarang terbesar di luar China, memiliki pabrik di Malaysia untuk memproses konsentrat yang diperolehnya di Australia. Tidak jelas apakah rencana larangan ekspor Malaysia akan berdampak pada Lynas, karena tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Malaysia telah memberlakukan pembatasan pada beberapa operasi pemrosesan Lynas, dengan alasan kekhawatiran mengenai tingkat radiasi dari proses cracking dan leaching. Lynas membantah tuduhan tersebut dan mengatakan operasionalnya sesuai dengan peraturan.
Pembatasan tersebut memicu kekhawatiran bahwa China juga dapat membatasi ekspor mineral penting lainnya termasuk logam tanah jarang.
Analis David Merriman di Project Blue mengatakan dampak pelarangan di Malaysia masih belum jelas karena kurangnya rincian. Namun pelarangan bijih tanah jarang dapat berdampak pada perusahaan China yang beroperasi di Malaysia.
“Undang-undang tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap potensi investasi di Malaysia dari pihak China, yang telah melirik negara-negara Asia lainnya untuk mendapatkan senyawa tanah jarang yang belum diproses atau dicampur sebagai bahan baku untuk fasilitas pengolahan di China selatan,” kata Merriman.
Lynas Rare Earths Ltd dari Australia, produsen logam tanah jarang terbesar di luar China, memiliki pabrik di Malaysia untuk memproses konsentrat yang diperolehnya di Australia. Tidak jelas apakah rencana larangan ekspor Malaysia akan berdampak pada Lynas, karena tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Malaysia telah memberlakukan pembatasan pada beberapa operasi pemrosesan Lynas, dengan alasan kekhawatiran mengenai tingkat radiasi dari proses cracking dan leaching. Lynas membantah tuduhan tersebut dan mengatakan operasionalnya sesuai dengan peraturan.
(uka)
tulis komentar anda