Sanksi Barat Gagal, Malah Bikin Ekonomi Rusia Lebih Kuat

Sabtu, 23 September 2023 - 14:01 WIB
Sanksi besar-besaran Barat tak mampu melumpuhkan ekonomi Rusia, bahkan memunculkan peluang baru. Foto/Ilustrasi/Reuters
JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan negara telah bertahan terhadap tekanan Barat yang dimaksudkan untuk melumpuhkan pertumbuhan ekonominya. Bahkan, alih-alih melumpuhkan, sanksi Barat membuat ekonomi Rusia menjadi lebih kuat.

AS dan sekutunya pertama kali menjatuhkan sanksi terhadap Rusia pada tahun 2014 sebagai respons terhadap peristiwa di Krimea. Semenanjung yang memilih menjadi bagian dari Rusia setelah referendum itu menolak mendukung kudeta yang menggulingkan pemerintahan terpilih Ukraina. Sanksi dari negara-negara Barat makin menjadi-jadi setelah Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada Februari 2022.





"Pembatasan ini, baik setelah tahun 2014 maupun sekarang, yang diberlakukan pada kami dari luar, justru merangsang pembangunan (ekonomi). Ya, dalam beberapa kasus mereka memperlambat kita, dalam kasus lain mereka memaksa kita untuk menunda keputusan yang telah diambil sebelumnya, namun peluang baru tetap muncul," tegas Putin pada pertemuan panjang Presidium Dewan Negara, seperti dilansir Russia Today, Sabtu (23/9/2023).

Putin juga mengungkapkan awal pekan ini bahwa produk domestik bruto (PDB) negara tersebut telah kembali ke tingkat yang dicapai sebelum penerapan sanksi terkait Ukraina. Dia mengatakan, bahwa PDB Rusia kini telah mencapai tingkat yang sama dengan tahun 2021, dan penting untuk menciptakan kondisi untuk pembangunan yang lebih stabil dan berjangka panjang.



Putin mencatat bahwa pada bulan April, pertumbuhan PDB diperkirakan sebesar 1,2%. Namun, kenyataannya, Rusia berhasil melampaui target ini, dan pada akhir tahun pertumbuhan PDB mungkin mencapai level 2,5%, atau bahkan 2,8%. Pemerintah Rusia mempertahankan pandangan positif terhadap perekonomian. Perdana Menteri Mikhail Mishustin memperkirakan bahwa pada tahun 2024, Rusia akan mampu melampaui negara-negara maju lainnya dalam hal pertumbuhan ekonomi.

Bahkan, Moskow mencatatkan tingkat pengangguran terendah di antara kota-kota besar di negara-negara G20 pada tahun lalu, dihitung sesuai dengan metode yang digunakan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). "Menurut metodologi ILO, pengangguran di Moskow pada akhir tahun 2022 turun menjadi 2,2% dibandingkan dengan 2,6% pada tahun 2021," kata Wakil Walikota Bidang Kebijakan Ekonomi Vladimir Efimov.

Dia juga mencatat bahwa pasar tenaga kerja di Moskow tetap stabil karena perkembangan industri dan perusahaan teknologi tinggi, serta penciptaan fasilitas produksi yang bertujuan untuk substitusi impor.
(fjo)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More