Obat Kuat Bos OJK Pulihkan Ekonomi, Apa Saja?
Selasa, 04 Agustus 2020 - 13:37 WIB
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan ramuan obat kuat agar pemulihan ekonomi bisa dilakukan dengan cepat. Ada delapan upaya bos OJK dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Pertama, penanganan covid yang memadai. Kedua, meningkatkan demand masyarakat atas barang dan jasa. Ketiga, percepatan goverment spending. Keempat, percepatan implementasi stimulus pemerintah, seperti skema penjaminan kredit dari pemerintah, penempatan dana dan subsidi bunga.
Kelima, rencana perpanjangan relaksasi restrukrisasi langsung lancar. Keenam, akselerasi digitalisasi sektor jasa keuangan. Ketujuh, menjaga market sentimen tetap positif. "Kedelapan, terjaga likuiditas di industri, stabilisasi nilai tukar dan inflasi. Serta kesembilan, melanjutkan kembali reformasi di IKNB dan pasar modal," ujarnya saat konferensi pers virtual, di Jakarta, Selasa, (4/8/2020).
Pemerintah juga secara bertahap telah mempunyai kebijakan aktivitas ekonomi. Bahkan wisata di Bali sudah dibuka namun tetap memperhatikan protokol kesehatan. "Dengan disiplin maka didiharapkan sektor riil bisa bergerak sehingga akan memberiakn dorongan perbankan untuk memberikan kredit terutama yang di restrukrisasi. Maka dari itu, domestik demand sangat penting" jelas Wimboh.
Lebih lanjut dia menuturkan, komitmen pemerintah percepat belanja melalui kementrian dan lembaga memberikan amunisi bagi UMKM. "Dan ini harus ditangkap baik oleh bank agar bisa berikan kredit dengab baik. Sebab kredit UMKM merupakan penggerak yang bisa memberikan dampak langsung," ungkapnya.
Kedepan, OJK akan terus berkomitmen kuat untuk program percepatan ekonkmi nasional. Semua kebijakan menurut dia didesain untuk mempercepat pemulihan ekonomi sehingga diharapkan dunia usaha, sektor keuangan, serta perbankan tidak menyia nyiakan momentum yang diberikan oleh pemerintah ini."Dengan percepatan pemulihan ini maka penggangguran diharapkan tidak ada lagi serta masyarakat bisa beraktifitas kembali. Ekonomi indonesia juga diharapkan bisa lebih baik dari negara lain," tandasnya.
Pertama, penanganan covid yang memadai. Kedua, meningkatkan demand masyarakat atas barang dan jasa. Ketiga, percepatan goverment spending. Keempat, percepatan implementasi stimulus pemerintah, seperti skema penjaminan kredit dari pemerintah, penempatan dana dan subsidi bunga.
Kelima, rencana perpanjangan relaksasi restrukrisasi langsung lancar. Keenam, akselerasi digitalisasi sektor jasa keuangan. Ketujuh, menjaga market sentimen tetap positif. "Kedelapan, terjaga likuiditas di industri, stabilisasi nilai tukar dan inflasi. Serta kesembilan, melanjutkan kembali reformasi di IKNB dan pasar modal," ujarnya saat konferensi pers virtual, di Jakarta, Selasa, (4/8/2020).
Pemerintah juga secara bertahap telah mempunyai kebijakan aktivitas ekonomi. Bahkan wisata di Bali sudah dibuka namun tetap memperhatikan protokol kesehatan. "Dengan disiplin maka didiharapkan sektor riil bisa bergerak sehingga akan memberiakn dorongan perbankan untuk memberikan kredit terutama yang di restrukrisasi. Maka dari itu, domestik demand sangat penting" jelas Wimboh.
Lebih lanjut dia menuturkan, komitmen pemerintah percepat belanja melalui kementrian dan lembaga memberikan amunisi bagi UMKM. "Dan ini harus ditangkap baik oleh bank agar bisa berikan kredit dengab baik. Sebab kredit UMKM merupakan penggerak yang bisa memberikan dampak langsung," ungkapnya.
Kedepan, OJK akan terus berkomitmen kuat untuk program percepatan ekonkmi nasional. Semua kebijakan menurut dia didesain untuk mempercepat pemulihan ekonomi sehingga diharapkan dunia usaha, sektor keuangan, serta perbankan tidak menyia nyiakan momentum yang diberikan oleh pemerintah ini."Dengan percepatan pemulihan ini maka penggangguran diharapkan tidak ada lagi serta masyarakat bisa beraktifitas kembali. Ekonomi indonesia juga diharapkan bisa lebih baik dari negara lain," tandasnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda