Konflik Hamas vs Israel Bisa Bikin Ekonomi Indonesia Kerepotan
Sabtu, 14 Oktober 2023 - 11:55 WIB
Saat ini saja, gap harga antara BBM subsidi dan non-subsidi (Pertalite-Pertamax) mencapai Rp4.000 per liter. Gap yang semakin lebar akan mendorong masyarakat beralih dari BBM non-subsidi ke subsidi.
"Efeknya bisa ke defisit migas yang akan melebar. Beban subsidi energi naik, bahkan terjadi pergeseran konsumen non-subsidi ke BBM subsidi. Gap harganya sudah terlalu jauh antara BBM non-subsidi dan subsidi," jelas Bhima.
Makanya, Menteri ESDM Arifin berharap konflik Israel dan Palestina tak membuat harga minyak mendidih. Arifin maunya harga minyak dunia tak melewati batas USD90 per barel.
"Jadi minyaknya kemarin USD86 per barel, kemarin sempat tembus USD90 per barel, kita berharap ya jangan naik-naik dari USD90-lah, level situ dululah," katanya.
Memang defisit energi, terutama BBM, bisa dikendalikan lewat kebijakan pembatasan pembelian BBM subsidi, namun di sisi lain kenaikan harga BBM non-subsidi akan mendorong kenaikan inflasi.
Belum lama ini, BPS mencatat terjadi inflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,19% Tingkat inflasi tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi inflasi bulan sebelumnya.
“Pada September 2023 terjadi inflasi sebsar 0,19% secara bulanan atau terjadi peningkatan IHK dari 115,22 pada Agustus 2023 menjadi 115,44 pada September 2023,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti Senin pekan lalu (2/10/2023).
Amalia menyebut komoditas penyumbang inflasi secara mtm terbesar adalah beras, dengan andil 0,18% dan bensin dengan andil 0,6%. Menurutnya, faktor bensin terhadap inflasi sejalan dengan penyesuaian BBM nonsubsidi, yakni Pertamax.
Yang perlu dicatat juga adalah pelemahahan ekonomi China. Ekonomi Negeri Tirai Bambu diprediksi akan mealami slowdown hingga 2024 mendatang.
"Dengan outlook pertumbuhan ekonomi 4,4% atau di bawah proyeksi Indonesia yang sebesar 5%," kata Bhima.
"Efeknya bisa ke defisit migas yang akan melebar. Beban subsidi energi naik, bahkan terjadi pergeseran konsumen non-subsidi ke BBM subsidi. Gap harganya sudah terlalu jauh antara BBM non-subsidi dan subsidi," jelas Bhima.
Makanya, Menteri ESDM Arifin berharap konflik Israel dan Palestina tak membuat harga minyak mendidih. Arifin maunya harga minyak dunia tak melewati batas USD90 per barel.
"Jadi minyaknya kemarin USD86 per barel, kemarin sempat tembus USD90 per barel, kita berharap ya jangan naik-naik dari USD90-lah, level situ dululah," katanya.
Memang defisit energi, terutama BBM, bisa dikendalikan lewat kebijakan pembatasan pembelian BBM subsidi, namun di sisi lain kenaikan harga BBM non-subsidi akan mendorong kenaikan inflasi.
Belum lama ini, BPS mencatat terjadi inflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,19% Tingkat inflasi tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan posisi inflasi bulan sebelumnya.
“Pada September 2023 terjadi inflasi sebsar 0,19% secara bulanan atau terjadi peningkatan IHK dari 115,22 pada Agustus 2023 menjadi 115,44 pada September 2023,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti Senin pekan lalu (2/10/2023).
Amalia menyebut komoditas penyumbang inflasi secara mtm terbesar adalah beras, dengan andil 0,18% dan bensin dengan andil 0,6%. Menurutnya, faktor bensin terhadap inflasi sejalan dengan penyesuaian BBM nonsubsidi, yakni Pertamax.
Yang perlu dicatat juga adalah pelemahahan ekonomi China. Ekonomi Negeri Tirai Bambu diprediksi akan mealami slowdown hingga 2024 mendatang.
"Dengan outlook pertumbuhan ekonomi 4,4% atau di bawah proyeksi Indonesia yang sebesar 5%," kata Bhima.
tulis komentar anda