Wall Street Lebih Tinggi di Tengah Ancang-ancang Stimulus USD1 Triliun Gedung Putih
Rabu, 05 Agustus 2020 - 09:21 WIB
NEW YORK - Wall Street berakhir lebih tinggi pada perdagangan Selasa, waktu setempat usai terdongkrak oleh penguatan saham Apple serta sektor energi meskipun dibatasi oleh penyusutan saham AIG dan Microsoft. Sementara investor menanti stimulus lebih besar yang disiapkan pemerintah AS sebesar USD1 triliun untuk meredam kejatuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Dow Jones Industrial Average tercatat menanjak naik 0,62% sampai akhir sesi pada level 26.828,47 sedangkan indeks S&P 500 memperoleh dorongan sebesar 0,36% menjadi 3.306,51. Sedangkan Komposit Nasdaq meningkat mencapai 0,35% di posisi 10.941,17.
(Baca Juga: Rhenald Kasali Prediksi Resesi AS Bisa Memicu Great Depression, Efeknya Mengerikan )
Saham Apel (AAPL. O) naik 0,7% dalam lima sesi secara beruntun. Selanjutnya indeks energi S&P 500 melonjak 2,45% dan merupakan pemain terkuat di antara 11 sektor ketika kesehatan menurun.
Di sisi lain saham Ralph Lauren Corp (RL. N) jatuh 4,4% ke posisi terendah sejak Mei setelah pendapatan triwulanan mereka ambruk menyusul penutupan sejumlah toko akibat pandemi dan adanya perlambatan dalam permintaan global untuk barang mewah. Saham Amerika International Group Inc (AIG. N) juga terjun bebas 7,5% setelah keuntungan triwulan dilaporkan merosot.
(Baca Juga: AS Masuk Jurang Resesi Pertama dalam Satu Dekade, Semua Negara Tunggu Giliran )
Sekitar 83% dari 352 perusahaan di S&P 500 yang telah merilis hasil kuartalan sejauh ini dan diperkirakan akan terus tertekan, menurut data IBES Refinitiv. Sedangkan saham Microsoft Corp (MSFT. O) yang berencana membeli operasi TikTok di Negeri Paman Sam -julukan AS- mengalami kejatuhan sebesar 1,5%.
Selanjutnya Gedung Putih berencana untuk menggelontorkan stimulus dengan nilai mendekati USD 1 triliun untuk memerangi dampak corona pada perekonomian AS. Sumber di Gedung Putih mengatakan paket kebijakan ini ditujukan untuk menalangi pemotongan pajak besar-besaran. Memberikan bantuan bagi industri penerbangan, UMKM serta tidak menutup kemungkinan berupa bantuan tunai untuk warga.
Dow Jones Industrial Average tercatat menanjak naik 0,62% sampai akhir sesi pada level 26.828,47 sedangkan indeks S&P 500 memperoleh dorongan sebesar 0,36% menjadi 3.306,51. Sedangkan Komposit Nasdaq meningkat mencapai 0,35% di posisi 10.941,17.
(Baca Juga: Rhenald Kasali Prediksi Resesi AS Bisa Memicu Great Depression, Efeknya Mengerikan )
Saham Apel (AAPL. O) naik 0,7% dalam lima sesi secara beruntun. Selanjutnya indeks energi S&P 500 melonjak 2,45% dan merupakan pemain terkuat di antara 11 sektor ketika kesehatan menurun.
Di sisi lain saham Ralph Lauren Corp (RL. N) jatuh 4,4% ke posisi terendah sejak Mei setelah pendapatan triwulanan mereka ambruk menyusul penutupan sejumlah toko akibat pandemi dan adanya perlambatan dalam permintaan global untuk barang mewah. Saham Amerika International Group Inc (AIG. N) juga terjun bebas 7,5% setelah keuntungan triwulan dilaporkan merosot.
(Baca Juga: AS Masuk Jurang Resesi Pertama dalam Satu Dekade, Semua Negara Tunggu Giliran )
Sekitar 83% dari 352 perusahaan di S&P 500 yang telah merilis hasil kuartalan sejauh ini dan diperkirakan akan terus tertekan, menurut data IBES Refinitiv. Sedangkan saham Microsoft Corp (MSFT. O) yang berencana membeli operasi TikTok di Negeri Paman Sam -julukan AS- mengalami kejatuhan sebesar 1,5%.
Selanjutnya Gedung Putih berencana untuk menggelontorkan stimulus dengan nilai mendekati USD 1 triliun untuk memerangi dampak corona pada perekonomian AS. Sumber di Gedung Putih mengatakan paket kebijakan ini ditujukan untuk menalangi pemotongan pajak besar-besaran. Memberikan bantuan bagi industri penerbangan, UMKM serta tidak menutup kemungkinan berupa bantuan tunai untuk warga.
(akr)
tulis komentar anda