Diam-diam China dan Australia Tarung di WTO, Geger Soal Tarif Impor Wine
Senin, 23 Oktober 2023 - 11:26 WIB
JAKARTA - China sepakat meninjau kembali tarif yang diberlakukan terhadap produsen wine Australia setelah adanya terobosan dalam negosiasi sebelum lawatan Anthony Albanese ke Beijing bulan depan.
Albanese mengatakan bahwa kedua negara telah sepakat untuk menangguhkan perselisihan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang telah berlangsung lama, sementara Beijing melakukan peninjauan dipercepat atas bea masuk diperkirakan akan memakan waktu 5 bulan. Jika sanksi tidak dicabut pada akhir peninjauan, Australia akan melanjutkan perselisihan tersebut.
"Ini adalah keputusan yang sangat signifikan karena wine tidak seperti beberapa produk lainnya. Industri wine telah mengindikasikan bahwa mereka mengalami kesulitan untuk menemukan pasar lain untuk mengisi kesenjangan yang tercipta akibat rusaknya perdagangan dengan China," kata dia dikutup dari The Guardian, Senin (23/10/2023). "Jadi ini sangat penting," tandasnya.
Pengumuman ini muncul setelah spekulasi berminggu-minggu di Canberra bahwa sebuah terobosan akan segera terjadi. WTO juga diperkirakan akan mengeluarkan keputusannya atas keluhan Australia terhadap kedua negara tersebut.
Beijing menjatuhkan sanksi perdagangan terhadap produk Australia senilai USD20 miliar pada puncak perseteruan diplomatik di tahun 2020, termasuk tarif antara 107% dan 212% untuk anggur Australia.
Hubungan telah membaik sejak terpilihnya pemerintah Albania, dengan China mencabut tarif atas jelai Australia pada bulan Agustus.
Impor Wine China dari Australia bernilai lebih dari USD1 miliar sebelum tarif diberlakukan, tetapi angka tersebut telah turun menjadi USD12 juta.
Juru bicara urusan luar negeri oposisi, Simon Birmingham mengatakan tarif ini seharusnya tidak pernah diberlakukan sejak awal.
Albanese mengatakan bahwa kedua negara telah sepakat untuk menangguhkan perselisihan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang telah berlangsung lama, sementara Beijing melakukan peninjauan dipercepat atas bea masuk diperkirakan akan memakan waktu 5 bulan. Jika sanksi tidak dicabut pada akhir peninjauan, Australia akan melanjutkan perselisihan tersebut.
"Ini adalah keputusan yang sangat signifikan karena wine tidak seperti beberapa produk lainnya. Industri wine telah mengindikasikan bahwa mereka mengalami kesulitan untuk menemukan pasar lain untuk mengisi kesenjangan yang tercipta akibat rusaknya perdagangan dengan China," kata dia dikutup dari The Guardian, Senin (23/10/2023). "Jadi ini sangat penting," tandasnya.
Baca Juga
Pengumuman ini muncul setelah spekulasi berminggu-minggu di Canberra bahwa sebuah terobosan akan segera terjadi. WTO juga diperkirakan akan mengeluarkan keputusannya atas keluhan Australia terhadap kedua negara tersebut.
Beijing menjatuhkan sanksi perdagangan terhadap produk Australia senilai USD20 miliar pada puncak perseteruan diplomatik di tahun 2020, termasuk tarif antara 107% dan 212% untuk anggur Australia.
Hubungan telah membaik sejak terpilihnya pemerintah Albania, dengan China mencabut tarif atas jelai Australia pada bulan Agustus.
Impor Wine China dari Australia bernilai lebih dari USD1 miliar sebelum tarif diberlakukan, tetapi angka tersebut telah turun menjadi USD12 juta.
Juru bicara urusan luar negeri oposisi, Simon Birmingham mengatakan tarif ini seharusnya tidak pernah diberlakukan sejak awal.
Lihat Juga :
tulis komentar anda