Lonjakan Inflasi Hantam Rusia, Bank Sentral Naikkan Suku Bunga Jadi 15%
Minggu, 29 Oktober 2023 - 20:50 WIB
Namun, mata uang tersebut telah kehilangan sekitar seperempat nilainya secara keseluruhan terhadap dolar AS sejak konflik di Ukraina dimulai.
Ini bukan pertama kalinya Bank Rusia menaikkan suku bunga secara tajam. Ketika Rusia pertama kali menyerang Ukraina, bank menaikkan suku bunga dari 9,5% menjadi 20%, tetapi tak lama kemudian mulai memangkasnya kembali.
Akan tetapi kenaikan suku bunga hanya bisa sejauh ini dalam menstabilkan ekonomi, dan analis mengatakan, Rusia masih berjuang untuk menarik investasi karena sanksi Barat. Faktor utama dalam melemahnya rubel adalah perdagangan Rusia yang terkena sanksi, kata para ekonom.
Sejak pecahnya perang, banyak negara Uni Eropa yang bergantung pada minyak dan gas Rusia telah berjanji untuk menghentikan impor dari negara itu dan sejak saat itu banyak yang menemukan pemasok alternatif.
Para pemimpin Uni Eropa telah memperkenalkan pembatasan harga, sebagai upaya membatasi keuntungan yang diperoleh Rusia dari ekspor minyak. Selanjutnya Rusia juga telah dikeluarkan dari Swift, sistem pembayaran internasional yang digunakan oleh ribuan lembaga keuangan.
Komisi Eropa mengklaim sanksi Rusia berjalan sesuai rencana dan berhasil menekan Moskow, dimana ekspor batubara telah jatuh. Lalu produksi minyak di negara itu turun lebih dari seperempat, yang dipaparkan dalam sebuah posting blog komisi UE pada bulan Agustus.
Ini bukan pertama kalinya Bank Rusia menaikkan suku bunga secara tajam. Ketika Rusia pertama kali menyerang Ukraina, bank menaikkan suku bunga dari 9,5% menjadi 20%, tetapi tak lama kemudian mulai memangkasnya kembali.
Akan tetapi kenaikan suku bunga hanya bisa sejauh ini dalam menstabilkan ekonomi, dan analis mengatakan, Rusia masih berjuang untuk menarik investasi karena sanksi Barat. Faktor utama dalam melemahnya rubel adalah perdagangan Rusia yang terkena sanksi, kata para ekonom.
Sejak pecahnya perang, banyak negara Uni Eropa yang bergantung pada minyak dan gas Rusia telah berjanji untuk menghentikan impor dari negara itu dan sejak saat itu banyak yang menemukan pemasok alternatif.
Para pemimpin Uni Eropa telah memperkenalkan pembatasan harga, sebagai upaya membatasi keuntungan yang diperoleh Rusia dari ekspor minyak. Selanjutnya Rusia juga telah dikeluarkan dari Swift, sistem pembayaran internasional yang digunakan oleh ribuan lembaga keuangan.
Komisi Eropa mengklaim sanksi Rusia berjalan sesuai rencana dan berhasil menekan Moskow, dimana ekspor batubara telah jatuh. Lalu produksi minyak di negara itu turun lebih dari seperempat, yang dipaparkan dalam sebuah posting blog komisi UE pada bulan Agustus.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda