Impor Baja RI Naik 5%, Per Oktober 2023 Tembus 17,9 Juta Ton
Senin, 06 November 2023 - 14:34 WIB
JAKARTA - Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) mencatat impor baja di Indonesia hingga Oktober 2023 mencapai 17,9 juta ton atau naik 5%. Dari sisi produksi, realisasinya hingga Oktober tahun ini mencapai 14,4 juta ton.
Jumlah itu lebih rendah dari perkiraan IISIA sebelumnya yakni 15,8 juta ton. "Konsumsi di 17,9 juta ton, meningkat 5 persen dari 2022," ujar Chairman IISIA sekaligus Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Purwono Widodo dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tren kenaikan impor baja terjadi pasca Covid-19, padahal pergerakannya sempat turun dikala pandemi. Hingga akhir 2022, volume impor dalam negeri menjadi 16,8 juta ton, naik tajam dibandingkan dengan posisi 2021 yang berada di level 15,6 juta ton.
Sebelum pandemi atau sepanjang 2019, impor bahan material ini meningkat hingga 19 juta ton, namun menurun drastis menjadi 14,1 juta ton di tahun 2020.
Tren kenaikan berlanjut, pada kuartal I 2023 dimana impor naik 7,7% atau sebesar 3.898 ton. Hanya saja, nilai impor turun 22% menjadi USD3.154 juta bila dibandingkan dengan periode yang sama 2022 yakni 4.045 juta dolar AS.
BPS merinci HRC menjadi kontributor besar atas impor baja pada awal tahun ini dengan persentase 80.000 ton, lebih besar dari jenis section 36.000 ton dan coated sheet 35.000 ton. Namun, lebih kecil dari pipa baja sebesar 170.000 ton dan pelat 120.000 ton.
Produk setengah jadi berupa billet dan slab juga meningkat, di mana masing-masing di level 120.000 dan 95.000 ton. Namun, impor turun signifikan untuk produk ferroalloy sebanyak 352.000 ton.
Baca Juga
Jumlah itu lebih rendah dari perkiraan IISIA sebelumnya yakni 15,8 juta ton. "Konsumsi di 17,9 juta ton, meningkat 5 persen dari 2022," ujar Chairman IISIA sekaligus Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Purwono Widodo dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tren kenaikan impor baja terjadi pasca Covid-19, padahal pergerakannya sempat turun dikala pandemi. Hingga akhir 2022, volume impor dalam negeri menjadi 16,8 juta ton, naik tajam dibandingkan dengan posisi 2021 yang berada di level 15,6 juta ton.
Sebelum pandemi atau sepanjang 2019, impor bahan material ini meningkat hingga 19 juta ton, namun menurun drastis menjadi 14,1 juta ton di tahun 2020.
Tren kenaikan berlanjut, pada kuartal I 2023 dimana impor naik 7,7% atau sebesar 3.898 ton. Hanya saja, nilai impor turun 22% menjadi USD3.154 juta bila dibandingkan dengan periode yang sama 2022 yakni 4.045 juta dolar AS.
BPS merinci HRC menjadi kontributor besar atas impor baja pada awal tahun ini dengan persentase 80.000 ton, lebih besar dari jenis section 36.000 ton dan coated sheet 35.000 ton. Namun, lebih kecil dari pipa baja sebesar 170.000 ton dan pelat 120.000 ton.
Produk setengah jadi berupa billet dan slab juga meningkat, di mana masing-masing di level 120.000 dan 95.000 ton. Namun, impor turun signifikan untuk produk ferroalloy sebanyak 352.000 ton.
(akr)
tulis komentar anda