Diguyur Anggaran Rp5,8 Triliun, Produksi Beras 2024 Dipatok 32 Juta Ton
Senin, 13 November 2023 - 16:07 WIB
JAKARTA - Kementerian Pertanian ( Kementan ) menargetkan produksi beras tahun depan bisa meningkat mencapai 32 juta ton. Proyeksi tersebut muncul setelah Kementan mendapat tambahan anggaran sebesar Rp5,8 triliun yang khusus untuk meningkatkan produksi padi dan jagung nasional.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, lewat penambahan anggaran tersebut produksi beras pada tahun 2024 mendatang bisa tembus 32 juta ton. Target tersebut 1 juta ton lebih tinggi dari target sebelumnya. Bahkan, target itu 2 juta ton lebih tinggi dari target tahun 2023 yang sebesar 30 juta ton.
Menurut Amran, tambahan anggaran bakal digunakan untuk pengadaan alat mesin pertanian (alsintan), bibit, benih, pestisida, pupuk, insentif bagi petugas lapangan, serta bimbingan teknis untuk peningkatan produksi beras maupun jagung. Hal itu diharapkan mendongkrak produksi padi dan jagung tahun depan.
Mentan menambahkan, dengan adanya tambahan produksi maka angka importasi kedepannya dapat dikurangi. Mentan mengatakan, importasi membuat gabah petani dihargai murah karena membajirnya beras impor di pasar.
"Semuanya (penambahan anggaran) untuk produksi, yang bisa mengangkat produksi pertama bibit, benih, alsintan, pendampingan, kemudian irigasi kita pastikan, semua ini mutlak, semuanya Rp5,8 triliun untuk peningkatan produksi, untuk menekan impor dan meningkat produksi," ujar Amran di Gedung DPR, Senin (13/11/2023).
Direktur Jenderal Hortikultura sekaligus Plt. Sekretaris Jenderal Kementan Prihasto Setyanto menjelaskan, target produksi beras 32 juta ton itu memang diakui lebih rendah jika dibandingkan dengan target yang dipatok oleh Plt. Mentan yang sempat dijabat oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sebesar 35 juta ton.
Dia menjelaskan, hal itu berkaitan dengan kondisi cuaca yang terdampak El Nino yang hingga saat ini masih mengancam sektor pertanian di Indonesia. Kondisi tersebut membuat masa tanam hingga panen untuk padi juga terulur dari musim-musim panen sebelumnya.
"Tidak (kurangi target), tapi kita mau melihat situasi dan kondisi saat ini yang sedang El Nino, kita mencari yang kira-kira yang maksimal dan realistis," kata Prihasto.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, lewat penambahan anggaran tersebut produksi beras pada tahun 2024 mendatang bisa tembus 32 juta ton. Target tersebut 1 juta ton lebih tinggi dari target sebelumnya. Bahkan, target itu 2 juta ton lebih tinggi dari target tahun 2023 yang sebesar 30 juta ton.
Menurut Amran, tambahan anggaran bakal digunakan untuk pengadaan alat mesin pertanian (alsintan), bibit, benih, pestisida, pupuk, insentif bagi petugas lapangan, serta bimbingan teknis untuk peningkatan produksi beras maupun jagung. Hal itu diharapkan mendongkrak produksi padi dan jagung tahun depan.
Mentan menambahkan, dengan adanya tambahan produksi maka angka importasi kedepannya dapat dikurangi. Mentan mengatakan, importasi membuat gabah petani dihargai murah karena membajirnya beras impor di pasar.
"Semuanya (penambahan anggaran) untuk produksi, yang bisa mengangkat produksi pertama bibit, benih, alsintan, pendampingan, kemudian irigasi kita pastikan, semua ini mutlak, semuanya Rp5,8 triliun untuk peningkatan produksi, untuk menekan impor dan meningkat produksi," ujar Amran di Gedung DPR, Senin (13/11/2023).
Direktur Jenderal Hortikultura sekaligus Plt. Sekretaris Jenderal Kementan Prihasto Setyanto menjelaskan, target produksi beras 32 juta ton itu memang diakui lebih rendah jika dibandingkan dengan target yang dipatok oleh Plt. Mentan yang sempat dijabat oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sebesar 35 juta ton.
Dia menjelaskan, hal itu berkaitan dengan kondisi cuaca yang terdampak El Nino yang hingga saat ini masih mengancam sektor pertanian di Indonesia. Kondisi tersebut membuat masa tanam hingga panen untuk padi juga terulur dari musim-musim panen sebelumnya.
"Tidak (kurangi target), tapi kita mau melihat situasi dan kondisi saat ini yang sedang El Nino, kita mencari yang kira-kira yang maksimal dan realistis," kata Prihasto.
(fjo)
tulis komentar anda