Menjawab Tantangan Pertambangan Berkelanjutan dari Sumatera Selatan
Rabu, 15 November 2023 - 20:47 WIB
Tak hanya efisien dari sisi penggunaan BBM dan pengurangan emisi, biaya maintenance truk hybrid itu juga lebih murah. “Tidak memerlukan oli mesin dan sangat minim perawatan,” imbuh staf bagian perawatan Arya Sulaja Dewa. Dengan semangat Eco Mechanized Mining, PT BA terus berkomitmen mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik dalam rangka mengurangi emisi.
PTBA juga mengoperasikan 7 unit Shovel Listrik (PC3000-6E), 6 Pompa Tambang berbasis listrik, dan 15 unit bus listrik untuk transportasi karyawan. Penggunaan alat tambang dengan memanfaatkan listrik itu disebut menghasilkan penghematan BBM hingga 7 juta liter per tahun dan mengurangi emisi sebesar 19.777 tCO2e. Sedangkan untuk bus listrik, penurunan emisi karbon disebut mencapai 16 ton CO2/tahun per unit, dan penurunan konsumsi BBM 9.672 liter/tahun per bus.
PTBA telah memiliki roadmap manajemen karbon hingga 2050 melalui pengurangan emisi dan peningkatan penyerapan emisi melalui tiga pendekatan. Yakni reklamasi , dekarbonisasi operasi, dan studi carbon capture, utilization, and storage (CCUS).
SVP Perencanaan PTBA Septyo Cholidie kepada SINDOnews mengatakan, sebagai komitmen mengurangi emisi, PTBA terus menggenjot penggunaan alat tambang berbasis elektrik dari hulu hingga hilir. “Emisi karbon kita jaga, kita kontrol. Kami utamakan menggunakan peralatan yang berbasis non fossil,”tegasnya.
Penggunaan alat tambang berbasis energi listrik akan terus ditingkatkan pada pembukaan area tambang baru di masa depan. Dia memberikan contoh, conveyor yang mengalirkan batu bara ke train loading station sudah menggunakan energi listrik yang dipasok dari pembangkit milik PTBA. Sistem loading menuju kereta pengangkut juga sudah menggunakan peralatan elektrik
“Di hulu, di proses penambangan, kami mengutamakan peralatan berbasis elektrik. Kemudian di pelabuhan kami juga mengadopsi sistem elektrik, walaupun ada alat berat yang masih menggunakan BBM, itu hanya berfungsi untuk mendorong material masuk ke penampungan,” paparnya.
PTBA menggeber proyek energi baru terbarukan untuk mendukung rencana transformasi jangka panjang perusahaan. Ya, PTBA memiliki visi tak sekadar sebagai produsen batu bara tapi bertransformasi menhadi perusahaan energi. “Sekarang kami basisnya masih batu bara, masih menjual batu bara sebagai komoditas. Harapannya, ke depan kami bisa lebih dari itu. Mungkin bisa 50-50, artinya 50% revenue stream dari energi, 50% baru dari batu bara sebagai komoditas,” ungkap Septyo.
Transformasi digital dan elektrifikasi yang dilakukan PTBA merupakan bagian dari ikhtiar PTBA sebagai bagian dari MIND ID untuk menjalankan good mining practice dalam rangka menghadirkan pertambangan yang berkelanjutan dengan program-program dekarbonisasi. Program dekarbonisasi, kata Setyo, terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan. Tak sekadari di lingkup operasional saja, namun di semua lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal. Penerapan manajemen karbon yang dilakukan PT BA ini, tentu bisa dijadikan role model di industri pertambangan lainnya.
Tak Sekadar Mengejar Profit, Juga Memberikan Benefit
Dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan, setiap perusahaan dituntut untuk memberikan benefit atau manfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Menurut VP Sustainability PT BA, Hartono, perusahaannya memberikan perhatian besar terhadap aspek keberlanjutan. Program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Corporate Social Responsibility (CSR), hingga beasiswa bukanlah program pencitraan. Melainkan sebagai komitmen perusahaan dalam menjalankan praktik bisnis berkelanjutan yang sejalan dengan empat pilar Sustainable Development Goals (SDG’s) berupa pilar sosial, ekonomi, lingkungan, hukum dan tata kelola. “Kami memiliki program tanggung jawab sosial di bidang lingkungan, pendidikan melalui beasiswa, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan usaha mikro,” tegasnya.
PTBA juga mengoperasikan 7 unit Shovel Listrik (PC3000-6E), 6 Pompa Tambang berbasis listrik, dan 15 unit bus listrik untuk transportasi karyawan. Penggunaan alat tambang dengan memanfaatkan listrik itu disebut menghasilkan penghematan BBM hingga 7 juta liter per tahun dan mengurangi emisi sebesar 19.777 tCO2e. Sedangkan untuk bus listrik, penurunan emisi karbon disebut mencapai 16 ton CO2/tahun per unit, dan penurunan konsumsi BBM 9.672 liter/tahun per bus.
PTBA telah memiliki roadmap manajemen karbon hingga 2050 melalui pengurangan emisi dan peningkatan penyerapan emisi melalui tiga pendekatan. Yakni reklamasi , dekarbonisasi operasi, dan studi carbon capture, utilization, and storage (CCUS).
SVP Perencanaan PTBA Septyo Cholidie kepada SINDOnews mengatakan, sebagai komitmen mengurangi emisi, PTBA terus menggenjot penggunaan alat tambang berbasis elektrik dari hulu hingga hilir. “Emisi karbon kita jaga, kita kontrol. Kami utamakan menggunakan peralatan yang berbasis non fossil,”tegasnya.
Penggunaan alat tambang berbasis energi listrik akan terus ditingkatkan pada pembukaan area tambang baru di masa depan. Dia memberikan contoh, conveyor yang mengalirkan batu bara ke train loading station sudah menggunakan energi listrik yang dipasok dari pembangkit milik PTBA. Sistem loading menuju kereta pengangkut juga sudah menggunakan peralatan elektrik
“Di hulu, di proses penambangan, kami mengutamakan peralatan berbasis elektrik. Kemudian di pelabuhan kami juga mengadopsi sistem elektrik, walaupun ada alat berat yang masih menggunakan BBM, itu hanya berfungsi untuk mendorong material masuk ke penampungan,” paparnya.
PTBA menggeber proyek energi baru terbarukan untuk mendukung rencana transformasi jangka panjang perusahaan. Ya, PTBA memiliki visi tak sekadar sebagai produsen batu bara tapi bertransformasi menhadi perusahaan energi. “Sekarang kami basisnya masih batu bara, masih menjual batu bara sebagai komoditas. Harapannya, ke depan kami bisa lebih dari itu. Mungkin bisa 50-50, artinya 50% revenue stream dari energi, 50% baru dari batu bara sebagai komoditas,” ungkap Septyo.
Transformasi digital dan elektrifikasi yang dilakukan PTBA merupakan bagian dari ikhtiar PTBA sebagai bagian dari MIND ID untuk menjalankan good mining practice dalam rangka menghadirkan pertambangan yang berkelanjutan dengan program-program dekarbonisasi. Program dekarbonisasi, kata Setyo, terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan. Tak sekadari di lingkup operasional saja, namun di semua lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal. Penerapan manajemen karbon yang dilakukan PT BA ini, tentu bisa dijadikan role model di industri pertambangan lainnya.
Tak Sekadar Mengejar Profit, Juga Memberikan Benefit
Dalam menjalankan bisnis yang berkelanjutan, setiap perusahaan dituntut untuk memberikan benefit atau manfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Menurut VP Sustainability PT BA, Hartono, perusahaannya memberikan perhatian besar terhadap aspek keberlanjutan. Program-program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Corporate Social Responsibility (CSR), hingga beasiswa bukanlah program pencitraan. Melainkan sebagai komitmen perusahaan dalam menjalankan praktik bisnis berkelanjutan yang sejalan dengan empat pilar Sustainable Development Goals (SDG’s) berupa pilar sosial, ekonomi, lingkungan, hukum dan tata kelola. “Kami memiliki program tanggung jawab sosial di bidang lingkungan, pendidikan melalui beasiswa, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan usaha mikro,” tegasnya.
tulis komentar anda