Argentina Batal Gabung dengan BRICS? Condong ke AS dan Israel

Selasa, 21 November 2023 - 07:12 WIB
Argentina disebut tidak berencana menjadi anggota BRICS pada 1 Januari 2024, mendatang. Kabar ini disampaikan oleh penasihat ekonomi senior untuk presiden baru terpilih Argentina yakni, Javier Milei. Foto/Dok
JAKARTA - Argentina disebut tidak berencana menjadi anggota BRICS pada 1 Januari 2024, mendatang. Kabar ini disampaikan oleh penasihat ekonomi senior untuk presiden baru terpilih Argentina yakni, Javier Milei kepada Sputnik Brazil.



Sebelumnya BRICS telah menyepakati perluasan pada bulan Agustus dengan memilih 6 anggota baru yaitu Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Sementara itu aliansi BRICS saat ini berisikan Brasil, Rusia, India, China, serta Afrika Selatan.

"Saya tidak tahu mengapa ada begitu banyak minat di sekitar BRICS," kata Mondino.





Ia juga menambahkan, bahwa tidak jelas bagaimana bergabung dengan kelompok itu akan menguntungkan Argentina. Kandidat menteri luar negeri Argentina juga mengatakan, bahwa pemerintah negara itu akan "menganalisis" seputar keuntungan apa saja yang didapat jika bergabung dengan BRICS.

Milei, yang mengalahkan Menteri Ekonomi Sergio Massa dalam pemilihan presiden hari Minggu, sebelumnya telah menyuarakan oposisi dalam BRICS. Dia juga menyatakan, keengganan untuk mendukung hubungan ekonomi dengan China dan Brasil sambil berencana menuju pemulihan hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat (AS) dan Israel.

"Saya tidak akan mendorong kesepakatan dengan komunis karena mereka tidak menghormati parameter dasar perdagangan bebas, kebebasan, dan demokrasi; ini geopolitik," kata Milei pada bulan Agustus.

Diterangkan juga olehnya, bahwa "beberapa negara tidak berada di sepanjang garis itu."

Pada saat yang sama, calon presiden berjanji untuk tidak mengganggu bisnis negara yang berurusan dengan negara-negara BRICS. Dia juga bersumpah untuk " dolarisasi " ekonomi Argentina.

Bergabung dengan kelompok BRICS dipandang sebagai kesempatan untuk membuka "skenario baru" bagi Presiden Argentina sebelumnya, Alberto Fernandez yang disampaikan pada bulan Agustus setelah menerima undangan.

Negara Amerika Selatan saat ini sedang berjuang dengan krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade. Inflasi melonjak 60% selama setahun terakhir saja. Peso yang sangat terdevaluasi memaksa pemerintah negara itu untuk membiayai kembali utangnya senilai USD44 miliar kepada IMF.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More