Nasib PT Timah di Tengah Ketidakpastian Global: Harga dan Produksi Turun
Selasa, 28 November 2023 - 19:40 WIB
JAKARTA - PT Timah Tbk (TINS) memproyeksikan harga timah maksimal hanya akan bisa menembus USD30.000 metrik ton (MT) pada tahun 2024. Faktor makro global ditambah ketidakpastian pasar dinilai menjadi sentimen fluktuasi harga di pasar.
Direktur TINS Nur Adi Kuncoro mengatakan, harga timah berpotensi bergerak di kisaran USD23.000 sampai USD30.000 MT. Pihaknya mengakui harga logam mineral tersebut masih belum mampu bangkit.
Pada 2021 harga timah sempat menyentuh USD35.000 per MT. Tahun lalu harga timah malah sempat di atas USD40.000.
“Diperkirakan akan bergerak di kisaran 23.000 sampai dengan 30.000 dolar per metrik ton. Saat ini harga logam timah belum dapat meningkat karena kondisi ekonomi global, yang pada akhirnya menyebabkan lemahnya permintaan,” kata Nur dalam Public Expose Live 2023, Selasa (28/11/2023).
Dari sisi produksi, TINS tengah berupaya untuk meningkatkan produksi bijih timah baik melalui tambang laut maupun darat. Di laut, perseroan telah menambah 4 unit kapal isap produksi (KIP) mitra menjadi total 48 unit hingga September 2023.
Belum terdapat angka spesifik ihwal volume produksi. Nur menyebut pihaknya sedang berdikusi untuk menentukan rencana kerja ke depan, termasuk target volume produksi.
Hingga September 2023, penjualan logam TINS mengalami penurunan menjadi 11.100 MT, jatuh 28% yoy dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Angka tersebut juga cukup jauh dari 2021 full year yang mencapai 26.602 MT.
Lemahnya penjualan sejalan dengan tingkat produksi logam yang melandai hingga kuartal iII, yakni hanya sebanyak 11.540 MT alias turun 18% yoy. Secara historis, angka ini merosot setidaknya dalam dua tahun terakhir. Pada akhir 2021, produksi logam TINS mencapai 26.465 MT.
“Tahun 2024 kami fokus melakukan kegiatan penambangan yang pada tahun ini sempat tertunda. Kami fokus penambangan di laut,” tandasnya.
Direktur TINS Nur Adi Kuncoro mengatakan, harga timah berpotensi bergerak di kisaran USD23.000 sampai USD30.000 MT. Pihaknya mengakui harga logam mineral tersebut masih belum mampu bangkit.
Pada 2021 harga timah sempat menyentuh USD35.000 per MT. Tahun lalu harga timah malah sempat di atas USD40.000.
“Diperkirakan akan bergerak di kisaran 23.000 sampai dengan 30.000 dolar per metrik ton. Saat ini harga logam timah belum dapat meningkat karena kondisi ekonomi global, yang pada akhirnya menyebabkan lemahnya permintaan,” kata Nur dalam Public Expose Live 2023, Selasa (28/11/2023).
Dari sisi produksi, TINS tengah berupaya untuk meningkatkan produksi bijih timah baik melalui tambang laut maupun darat. Di laut, perseroan telah menambah 4 unit kapal isap produksi (KIP) mitra menjadi total 48 unit hingga September 2023.
Belum terdapat angka spesifik ihwal volume produksi. Nur menyebut pihaknya sedang berdikusi untuk menentukan rencana kerja ke depan, termasuk target volume produksi.
Hingga September 2023, penjualan logam TINS mengalami penurunan menjadi 11.100 MT, jatuh 28% yoy dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Angka tersebut juga cukup jauh dari 2021 full year yang mencapai 26.602 MT.
Lemahnya penjualan sejalan dengan tingkat produksi logam yang melandai hingga kuartal iII, yakni hanya sebanyak 11.540 MT alias turun 18% yoy. Secara historis, angka ini merosot setidaknya dalam dua tahun terakhir. Pada akhir 2021, produksi logam TINS mencapai 26.465 MT.
“Tahun 2024 kami fokus melakukan kegiatan penambangan yang pada tahun ini sempat tertunda. Kami fokus penambangan di laut,” tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda