Mendorong Akselerasi Ekonomi Digital dengan Memperkuat Literasi
Jum'at, 08 Desember 2023 - 17:34 WIB
JAKARTA - Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia menjadi negara yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang besar. Data Worldometers menyebutkan, jumlah penduduk Indonesia mencapai 278,11 juta jiwa pada awal Oktober 2023.
Dengan populasi yang besar ditambah infrastruktur digital yang semakin maju, Indonesia juga memiliki potensi yang besar dalam ekonomi digital. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan, 77% populasi Indonesia menjadi pengguna internet aktif. Bahkan, riset Google Temasek dan Bain & Co. menyebutkan, kontribusi sektor e-commerce Indonesia sebesar USD59 miliar atau setara 76% terhadap nilai ekonomi digital Indonesia dan diproyeksikan mencapai USD130 miliar pada 2025.
Masifnya pembangunan infrastruktur digital oleh pemerintah menjadi salah satu pemantik melesatnya ekonomi digital di Tanah Air. Namun demikian, masih ada sejumlah tantangan yang harus ditaklukkan untuk mendorong akselerasi ekonomi digital di Tanah Air.
"Salah satunya literasi digital, karena di sejumlah daerah khususnya di jawasan pedesaan dan wilayah 3T, digitalisasi masih dimanfaatkan sebatas sebagai sarana komunikasi," ujar Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda, Jumat (8/12/2023).
Dia mengatakan, pembangunan infrastruktur yang masif masih perlu dibarengi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam rangka pemanfaatan teknologi untuk kepentingan lebih besar. Tingkat literasi digital Indonesia memang masih berada pada level rendah. Laporan dari Institute for Management Development dalam World Digital Competitivness menyebutkan, ranking Indonesia berada di urutan 51 dari 63 negara.
Namun demikian, Kementerian Kominfo mencatat ada kenaikan literasi digital masyarakat. Pada 2020, indeks literasi digital masih berada di angka 3,46, dari skala 1-5. Naik menjadi 3,49 pada 2021 dan pada 2022 mencapai 3,54. "Karenanya, peningkatan literasi penting. Sehingga pemanfaatan internet bisa digunakan untuk mendorong ekonomi di daerah pedesaan khususnya 3T. Harus didorong ke arah yang lebih baik lagi yakni pengembangan dan pemanfaatan internet untuk pengembangan ekonomi," tegasnya.
Karena itu, lanjut dia, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah harus bisa memeratakan pemanfaatan ekonomi digital, termasuk untuk kalangan usaha mikro, kecil, menengah atau (UMKM) yang belum bisa optimal dalam memanfaatkan teknologi. Sehingga, para pelaku usaha khususnya UMKM yang selama ini menjadi moir penggerak perekonomian nasional di saat krisis, bisa memanfaatkan digitalisasi secara maksimal.
Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan, diantaranya infrastruktur harus digenjot terutama di luar Pulau Jawa, khususnya di kawasan tertinggal, terpencil, dan terluar (3T). Kemudian, sumber daya manusia dengan pelatihan, pengembangan, dan pemerataan informasi. Serta pemanfaatan ekonomi digital untuk hal yang produktif. "Pemahaman tentang digitalisasi perlu diberikan sejak dini, bahkan sejak Sekolah Dasar," tandasnya.
Dengan populasi yang besar ditambah infrastruktur digital yang semakin maju, Indonesia juga memiliki potensi yang besar dalam ekonomi digital. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan, 77% populasi Indonesia menjadi pengguna internet aktif. Bahkan, riset Google Temasek dan Bain & Co. menyebutkan, kontribusi sektor e-commerce Indonesia sebesar USD59 miliar atau setara 76% terhadap nilai ekonomi digital Indonesia dan diproyeksikan mencapai USD130 miliar pada 2025.
Masifnya pembangunan infrastruktur digital oleh pemerintah menjadi salah satu pemantik melesatnya ekonomi digital di Tanah Air. Namun demikian, masih ada sejumlah tantangan yang harus ditaklukkan untuk mendorong akselerasi ekonomi digital di Tanah Air.
"Salah satunya literasi digital, karena di sejumlah daerah khususnya di jawasan pedesaan dan wilayah 3T, digitalisasi masih dimanfaatkan sebatas sebagai sarana komunikasi," ujar Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda, Jumat (8/12/2023).
Dia mengatakan, pembangunan infrastruktur yang masif masih perlu dibarengi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam rangka pemanfaatan teknologi untuk kepentingan lebih besar. Tingkat literasi digital Indonesia memang masih berada pada level rendah. Laporan dari Institute for Management Development dalam World Digital Competitivness menyebutkan, ranking Indonesia berada di urutan 51 dari 63 negara.
Namun demikian, Kementerian Kominfo mencatat ada kenaikan literasi digital masyarakat. Pada 2020, indeks literasi digital masih berada di angka 3,46, dari skala 1-5. Naik menjadi 3,49 pada 2021 dan pada 2022 mencapai 3,54. "Karenanya, peningkatan literasi penting. Sehingga pemanfaatan internet bisa digunakan untuk mendorong ekonomi di daerah pedesaan khususnya 3T. Harus didorong ke arah yang lebih baik lagi yakni pengembangan dan pemanfaatan internet untuk pengembangan ekonomi," tegasnya.
Karena itu, lanjut dia, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah harus bisa memeratakan pemanfaatan ekonomi digital, termasuk untuk kalangan usaha mikro, kecil, menengah atau (UMKM) yang belum bisa optimal dalam memanfaatkan teknologi. Sehingga, para pelaku usaha khususnya UMKM yang selama ini menjadi moir penggerak perekonomian nasional di saat krisis, bisa memanfaatkan digitalisasi secara maksimal.
Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan, diantaranya infrastruktur harus digenjot terutama di luar Pulau Jawa, khususnya di kawasan tertinggal, terpencil, dan terluar (3T). Kemudian, sumber daya manusia dengan pelatihan, pengembangan, dan pemerataan informasi. Serta pemanfaatan ekonomi digital untuk hal yang produktif. "Pemahaman tentang digitalisasi perlu diberikan sejak dini, bahkan sejak Sekolah Dasar," tandasnya.
tulis komentar anda