Mendorong Akselerasi Ekonomi Digital dengan Memperkuat Literasi

Jum'at, 08 Desember 2023 - 17:34 WIB
Dirut BAKTI Kominfo Fadhilah Mathar mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan percepatan Pembangunan Base Transceiver Station (BTS), jaringan serat optik Palapa Ring, dan pengoperasian Satelite Republik Indonesia (SATRIA)-1. Palapa Ring saat ini sudah selesai dilaksanakan dan mampu memeratakan akses dan harga dari layanan internet cepat (broadband) di seluruh kota kabupaten di Indonesia.

Saat ini, BAKTI Kominfo memprioritaskan pemerataan konektivitas digital untuk sektor pendidikan di daerah-daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) Indonesia. Fokus pemerataan infrastruktur digital yang dilakukan oleh BAKTI Kominfo terpusat pada empat sektor layanan publik yaitu sektor pendidikan, kesehatan, pemerintah desa dan pos-pos TNI, Polri atau sektor keamanan terutama di wilayah perbatasan.

Sebelumnya, BAKTI Kominfo telah meluncuran Satelit Republik Indonesia-1 (SATRIA-1) dengan kecepatan internet sebesar 150 Gbps pada Juni 2023 untuk memenuhi kebutuhan akses internet sekitar 50.000 titik pada 4 sektor layanan publik di daerah 3T di Indonesia. SATRIA-1 akan siap terhubung dengan 11 stasiun pengendali bumi yang tersebar di Indonesia pada Desember 2023 dan selanjutnya memenuhi konektivitas internet di Indonesia pada awal 2024.

Tak hanya membangun infrastruktur, namun BAKTI Kominfo juga berfokus pada peningkatan kecakapan digital masyarakat untuk pemanfaatan ruang digital dan teknologi. Hal itu dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi kehidupan dan juga menjadikan digitalisasi sebagai hal yang berguna bagi kemajuan dan produktivitas masyarakat.

Sebagai tingkat paling dasar, kemampuan literasi digital merupakan hal yang paling krusial dalam mewujudkan transformasi digital. Masyarakat Indonesia tidak boleh hanya sekedar mengenal teknologi, tapi juga harus cermat menggunakannya. Dengan adanya peningkatan literasi, masyarakat diharapkan siap menghadapi agenda transformasi digital agar dapat meningkatkan indeks literasi digital Indonesia.

Di era disrupsi teknologi, pemerintah melalui BAKTI Kominfo menyiapkan SDM Indonesia dengan keterampilan digital yang sesuai untuk menghadapi perubahan ini. "Selain menghadirkan akses internet, melakukan edukasi literasi digital di wilayah 3T juga menjadi tugas BAKTI. Di kawasan 3T, pengetahuan terkait internet belum sebanyak masyarakat di perkotaan," tegas Fadhilah.

Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan, pemerintah memiliki komitmen kuat untuk membangun masyarakat digital yang unggul salah satunya dengan menggiatkan gerakan literasi digital nasional. "Kami berikan literasi digital kepada masyarakat, dan dari data kami terakhir sudah ada 22 juta orang yang mengikuti program literasi digital ini," kata Budi.



Beberapa program literasi digital yang dihadirkan diantaranya pelatihan untuk usaha, mikro, kecil dan menengah (UMKM) digital yang terbuka untuk masyarakat. Ada juga Digital Talent Scholarship (DTS) yang dikhususkan untuk literasi digital di tingkat menengah. Pemanfaatan potensi ekonomi digital oleh UMKM menjadi salah satu solusi agar Indonesia dapat keluar dari jebakan middle income trap (MIT) sehingga berakselerasi menjadi negara maju.

Pemerintah juga berupaya memaksimalkan peluang dengan mendorong pelaku UMKM meningkatkan jejaring usaha. Dengan pemanfaatan jejaring digital bagi pelaku UMKM akan dapat menopang seluruh rangkaian bisnis mulai dari pengembangan produk, perencanaan dan produksi operasional, hingga pemasaran.

Dalam tahap aspek perencanaan produk, digitalisasi dilakukan untuk menganalisa tren pasar dan interaksi dengan pelanggan untuk peningkatan pelayanan dan demand. Sementara di tingkat operasionalisasi, saluran e-commerce dapat membantu strategi pengadaan, peningkatan efisiensi.

Sedangkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan nilai ekonomi digital Indonesia tahun ini hampir mencapai USD80 miliar dolar AS atau sekitar Rp1.240 triliun. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia ditunjang oleh 2.500 perusahaan rintisan (startup). Saat ini, Indonesia menduduki peringkat ke-6 di dunia sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak.

Untuk mendorong Indonesia ke tahap selanjutnya, terdapat sejumlah aspirasi target yang telah ditetapkan, diantaranya peningkatan daya saing digital Indonesia yang semula berada pada peringkat ke-51 di tahun 2022 menjadi peringkat ke-20 di tahun 2045 serta kontribusi ekonomi digital yang harus mencapai 20% terhadap PDB.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More