Pemerataan Pembangunan & Kesejahteraan, Ganjar-Mahfud Dorong Nilai Tambah Semua Komoditas
Selasa, 02 Januari 2024 - 11:14 WIB
Begitu pula dengan komoditi karet di mana saat ini pabrik salah satu alat kontrasepsi kondom yang produknya tersebar masif di Indonesia ternyata masih dikuasai oleh Malaysia sebagai pemilik industri besarnya.
Sudah saatnya karet diolah untuk dijadikan ban, sarung tangan karet, spare parts mesin dan otomotif, termasuk kondom. Ketimpangan struktur ekonomi pun terjadi antar pulau.
Dilihat dari data statistik secara spasial, pertumbuhan ekonomi Maluku-Papua sebenarnya paling tinggi di angka 10,09%, disusul Sulawesi dengan pertumbuhan ekonomi 5.67%, lalu Jawa 3.66%, Sumatera dan Kalimantan 3.18%, sementara Bali dan Nusa Tenggara (ekonominya banyak bergantung di sektor pariwisata dimana saat itu masih terdampak wabah Covid 19) hanya 0.07% pada tahun 2021.
Menurut Gembong, Indonesia adalah importir nomor 1 tepung ikan di dunia, padahal Indonesia juga dikenal sebagai eksportir ikan tuna, cakalang, dan tongkol nomor 1 di dunia.
"Sangat ironis melihat realitas seperti itu. Oleh karena itu sudah seharusnya Pulau Jawa yang telah memberikan kontribusi sebesar 57,8% ke stuktur perekonomian Indonesia, industri kecil dan menengahnya diberikan teknologi nilai tambah," imbuh dia.
Untuk itu, mereka harus diberi kepercayaan untuk menghasilkan tepung ikan dan minyak ikan sebagai produk akhirnya. Tepung ikan diproduksi dengan mengolah ikan-ikan non value atau out of grade, sehingga dalam proses produksinya akan menghasilkan dua produk, yaitu tepung ikan dan minyak ikan. Ini semua adalah hilirisasi industri berbasis Teknologi Nilai Tambah dalam skala kecil menengah.
Inilah program gratis Ganjar-Mahfud di bidang teknologi nilai tambah untuk masyarakat. Manfaatnya akan segera dirasakan langsung oleh masyarakat luas.
"Inilah pembeda hilirisasi era Jokowi yang mengimpor teknologi dari luar dan dalam skala industri besar. Hilirisasi yang dicanangkan Ganjar-Mahfud tidak hanya di sektor kelapa sawit, karet, dan perikanan yang telah disebutkan di atas, tetapi juga termasuk padi, dan lain-lain," pungkas Gembong.
Sudah saatnya karet diolah untuk dijadikan ban, sarung tangan karet, spare parts mesin dan otomotif, termasuk kondom. Ketimpangan struktur ekonomi pun terjadi antar pulau.
Dilihat dari data statistik secara spasial, pertumbuhan ekonomi Maluku-Papua sebenarnya paling tinggi di angka 10,09%, disusul Sulawesi dengan pertumbuhan ekonomi 5.67%, lalu Jawa 3.66%, Sumatera dan Kalimantan 3.18%, sementara Bali dan Nusa Tenggara (ekonominya banyak bergantung di sektor pariwisata dimana saat itu masih terdampak wabah Covid 19) hanya 0.07% pada tahun 2021.
Menurut Gembong, Indonesia adalah importir nomor 1 tepung ikan di dunia, padahal Indonesia juga dikenal sebagai eksportir ikan tuna, cakalang, dan tongkol nomor 1 di dunia.
"Sangat ironis melihat realitas seperti itu. Oleh karena itu sudah seharusnya Pulau Jawa yang telah memberikan kontribusi sebesar 57,8% ke stuktur perekonomian Indonesia, industri kecil dan menengahnya diberikan teknologi nilai tambah," imbuh dia.
Untuk itu, mereka harus diberi kepercayaan untuk menghasilkan tepung ikan dan minyak ikan sebagai produk akhirnya. Tepung ikan diproduksi dengan mengolah ikan-ikan non value atau out of grade, sehingga dalam proses produksinya akan menghasilkan dua produk, yaitu tepung ikan dan minyak ikan. Ini semua adalah hilirisasi industri berbasis Teknologi Nilai Tambah dalam skala kecil menengah.
Inilah program gratis Ganjar-Mahfud di bidang teknologi nilai tambah untuk masyarakat. Manfaatnya akan segera dirasakan langsung oleh masyarakat luas.
"Inilah pembeda hilirisasi era Jokowi yang mengimpor teknologi dari luar dan dalam skala industri besar. Hilirisasi yang dicanangkan Ganjar-Mahfud tidak hanya di sektor kelapa sawit, karet, dan perikanan yang telah disebutkan di atas, tetapi juga termasuk padi, dan lain-lain," pungkas Gembong.
(akr)
tulis komentar anda