Bangun SPBU Hidrogen, Bagian dari Strategi Pertamina Masuk ke Bisnis Hijau?
Minggu, 21 Januari 2024 - 16:26 WIB
“Jangan hanya Pertamina saja. Perlu dukungan dari pemerintah, karena membangun ekosistem tidak bisa sendirian karena semua harus terlibat. Di Kementerian ESDM, misal, kan sudah ada roadmap-nya. Hanya implementasinya saja yang perlu dipikirkan. Misalnya perlu peraturan presiden atau regulasi lain untuk mendorong,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pertamina melalui Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) berkolaborasi dengan Toyota untuk mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia. Peletakan batu pertama hydrogen refueling station (HRS) dilakukan 17 Januari 2024 di SPBU Daan Mogot.
Pasar SPBH itu sendiri memang sudah ada dan sudah siap. Sebab, dalam kerja sama tersebut, tugas Toyota adalah memproduksi fuel cell electric vehicle Toyota Mirai, yang akan melakukan pengisian hidrogen di SPBH Pertamina. Keberadaan kendaraan berbahan bakar hidrogen tersebut, bisa menjadi alternatif energi bersih selain baterai EV.
Dalam sambutannya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pembangunan SPBH merupakan suatu milestone penting dalam mendukung program mencapai target net zero emission (NZE) 2060. "Karena ini real clean energy, tidak ada waste," kata Nicke.
Saatgroundbreaking hydrogen refueling station (HRS), Rabu (17/1/2024) di SPBU Daan Mogot, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Toyota sepakat dalam membangun ekosistem tersebut tidak hanya menyiapkan infrastruktur, melainkan juga kerja sama dengan konsumen untuk memastikan tingkat permintaan.
SPBU Daan Mogot akan menjadi integrated energy refueling station pertama di Indonesia, di mana akan menyediakan tiga jenis bahan bakar dalam satu stasiun pengisian, yaitu BBM, gas, serta hidrogen. Dengan konsep high-speed hydrogen refueling station, HRS ini nantinya akan mampu melakukan pengisian hidrogen dengan skala komersial dengan waktu pengisian kurang dari 5 menit.
Sebelumnya, Pertamina melalui Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) berkolaborasi dengan Toyota untuk mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia. Peletakan batu pertama hydrogen refueling station (HRS) dilakukan 17 Januari 2024 di SPBU Daan Mogot.
Pasar SPBH itu sendiri memang sudah ada dan sudah siap. Sebab, dalam kerja sama tersebut, tugas Toyota adalah memproduksi fuel cell electric vehicle Toyota Mirai, yang akan melakukan pengisian hidrogen di SPBH Pertamina. Keberadaan kendaraan berbahan bakar hidrogen tersebut, bisa menjadi alternatif energi bersih selain baterai EV.
Dalam sambutannya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pembangunan SPBH merupakan suatu milestone penting dalam mendukung program mencapai target net zero emission (NZE) 2060. "Karena ini real clean energy, tidak ada waste," kata Nicke.
Saatgroundbreaking hydrogen refueling station (HRS), Rabu (17/1/2024) di SPBU Daan Mogot, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Toyota sepakat dalam membangun ekosistem tersebut tidak hanya menyiapkan infrastruktur, melainkan juga kerja sama dengan konsumen untuk memastikan tingkat permintaan.
SPBU Daan Mogot akan menjadi integrated energy refueling station pertama di Indonesia, di mana akan menyediakan tiga jenis bahan bakar dalam satu stasiun pengisian, yaitu BBM, gas, serta hidrogen. Dengan konsep high-speed hydrogen refueling station, HRS ini nantinya akan mampu melakukan pengisian hidrogen dengan skala komersial dengan waktu pengisian kurang dari 5 menit.
(akr)
tulis komentar anda