Harga Minyak Dunia Merangkak Saat Hambatan Ekonomi Membebani Permintaan
Senin, 22 Januari 2024 - 13:44 WIB
NEW DELHI - Harga minyak mentah dunia bergerak merangkak maju pada perdagangan awal pekan, Senin (22/1/2024) di tengah hambatan ekonomi yang menekan prospek permintaan minyak global . Ditambah kekhawatiran geopolitik di Timur Tengah dan serangan terhadap terminal ekspor bahan bakar Rusia.
Dilansir Reuters, harga minyak Brent turun 9 sen, atau 0,1% menjadi USD78,47 per barel pada 0353 GMT setelah menetap turun 54 sen pada hari Jumat.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS bulan depan, untuk pengiriman Februari, naik tipis 11 sen menjadi USD73,52 per barel dengan kontrak akan berakhir pada hari Senin. Kontrak WTI Maret yang lebih aktif berada di posisi USD73,21 per barel, atau turun 4 sen.
"Pembukaan pagi ini kembali stabil, bila melihat banyaknya sentimen saat ini di pasar minyak mentah, meskipun ketegangan geopolitik sedang berlangsung di Eropa dan Timur Tengah," kata analis IG Tony Sycamore.
Harga hampir tidak beranjak, meski ada dugaan serangan pesawat tak berawak Ukraina di terminal ekspor bahan bakar Rusia. Produsen Rusia Novatek (NVTK. MM), mengutarakan bahwa pihaknya terpaksa menangguhkan beberapa operasi di terminal Laut Baltik akibat kebakaran.
"Dengan tidak adanya eskalasi besar, minyak mentah rangebound, meski masih adanya beberapa tekanan ke bawah," kata Vandana Hari, pendiri penyedia analisis pasar minyak Vanda Insights.
Di Timur Tengah, perang Gaza masih berkecamuk, sementara AS melayangkan serangan rudal anti-kapal untuk menghadapi militan Houthi Yaman. Serangan terhadap Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran di Laut Merah dan Teluk Aden telah mengganggu perdagangan global.
Situasi panas di Laut Merah semakin memperketat pasar minyak mentah ke Eropa dan Afrika dan mendorong premi kontrak Brent menjadi USD1,99 pada hari Jumat, terluas sejak November. Struktur ini, yang disebut backwardation, menunjukkan persepsi pasokan yang lebih ketat untuk pengiriman cepat.
Dilansir Reuters, harga minyak Brent turun 9 sen, atau 0,1% menjadi USD78,47 per barel pada 0353 GMT setelah menetap turun 54 sen pada hari Jumat.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS bulan depan, untuk pengiriman Februari, naik tipis 11 sen menjadi USD73,52 per barel dengan kontrak akan berakhir pada hari Senin. Kontrak WTI Maret yang lebih aktif berada di posisi USD73,21 per barel, atau turun 4 sen.
"Pembukaan pagi ini kembali stabil, bila melihat banyaknya sentimen saat ini di pasar minyak mentah, meskipun ketegangan geopolitik sedang berlangsung di Eropa dan Timur Tengah," kata analis IG Tony Sycamore.
Harga hampir tidak beranjak, meski ada dugaan serangan pesawat tak berawak Ukraina di terminal ekspor bahan bakar Rusia. Produsen Rusia Novatek (NVTK. MM), mengutarakan bahwa pihaknya terpaksa menangguhkan beberapa operasi di terminal Laut Baltik akibat kebakaran.
"Dengan tidak adanya eskalasi besar, minyak mentah rangebound, meski masih adanya beberapa tekanan ke bawah," kata Vandana Hari, pendiri penyedia analisis pasar minyak Vanda Insights.
Di Timur Tengah, perang Gaza masih berkecamuk, sementara AS melayangkan serangan rudal anti-kapal untuk menghadapi militan Houthi Yaman. Serangan terhadap Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran di Laut Merah dan Teluk Aden telah mengganggu perdagangan global.
Situasi panas di Laut Merah semakin memperketat pasar minyak mentah ke Eropa dan Afrika dan mendorong premi kontrak Brent menjadi USD1,99 pada hari Jumat, terluas sejak November. Struktur ini, yang disebut backwardation, menunjukkan persepsi pasokan yang lebih ketat untuk pengiriman cepat.
(akr)
tulis komentar anda