Gangguan Laut Merah Bikin Pasokan Minyak Mentah ke Eropa Seret
loading...
A
A
A
LONDON - Pasokan minyak mentah dan pasar Brent untuk beberapa titik di Eropa dan Afrika menjadi lebih ketat, diakibatkan kekhawatiran penundaan pengiriman akibat kapal-kapal menghindari Laut Merah . Hal ini diungkapkan oleh para pelaku pasar, data LSEG hingga analis.
Tak hanya teror Laut Merah, beberapa faktor lain juga menambah parah seperti lonjakan permintaan dari China yang meningkatkan persaingan untuk pasokan minyak mentah yang tidak harus transit di Terusan Suez. Analis mengatakan, dampak paling jelas bakal dirasakan pasar Eropa.
Sebagai sinyal terjadinya pengetatan pasokan, struktur patokan pasar berjangka minyak mentah Brent mencapai titik paling bullish dalam dua bulan pada hari Jumat, karena tanker dialihkan dari Laut Merah menyusul serangan udara oleh Amerika Serikat dan Inggris kepada Yaman.
"Brent adalah kontrak berjangka yang paling terkena dampak ketika terjadi gangguan Laut Merah/Terusan Suez," kata Viktor Katona, analis minyak mentah utama di Kpler.
"Jadi siapa yang paling menderita? Tidak diragukan lagi, itu adalah penyuling Eropa," sambungnya
Premi kontrak Brent bulan pertama untuk enam bulan naik menjadi USD2,15 per barel pada hari Jumat, tertinggi sejak awal November. Struktur ini, yang disebut backwardation, menunjukkan persepsi pasokan yang lebih ketat untuk pengiriman cepat.
"Masalah Laut Merah menyebabkan penundaan sehingga penyuling perlu menutupi kembali secara lokal," kata sumber perdagangan.
"Pasar menjadi ketat dengan hilangnya barel dari Teluk," tambah yang lain.
Perkembangan lain juga telah memperketat pasar minyak mentah Eropa termasuk penurunan pasokan Libya karena protes, dan ekspor Nigeria yang lebih rendah.
"Sulit untuk mengukur dampak Laut Merah secara terpisah," kata seorang pedagang minyak mentah.
"Ini adalah pasar yang kuat di mana-mana, tetapi orang-orang sangat gugup," terangnya.
Tak hanya teror Laut Merah, beberapa faktor lain juga menambah parah seperti lonjakan permintaan dari China yang meningkatkan persaingan untuk pasokan minyak mentah yang tidak harus transit di Terusan Suez. Analis mengatakan, dampak paling jelas bakal dirasakan pasar Eropa.
Sebagai sinyal terjadinya pengetatan pasokan, struktur patokan pasar berjangka minyak mentah Brent mencapai titik paling bullish dalam dua bulan pada hari Jumat, karena tanker dialihkan dari Laut Merah menyusul serangan udara oleh Amerika Serikat dan Inggris kepada Yaman.
"Brent adalah kontrak berjangka yang paling terkena dampak ketika terjadi gangguan Laut Merah/Terusan Suez," kata Viktor Katona, analis minyak mentah utama di Kpler.
"Jadi siapa yang paling menderita? Tidak diragukan lagi, itu adalah penyuling Eropa," sambungnya
Premi kontrak Brent bulan pertama untuk enam bulan naik menjadi USD2,15 per barel pada hari Jumat, tertinggi sejak awal November. Struktur ini, yang disebut backwardation, menunjukkan persepsi pasokan yang lebih ketat untuk pengiriman cepat.
Laut Merah Bikin Pasokan Minyak Seret
Aliran minyak mentah Timur Tengah menuju ke Eropa menjadi lebih sedikit. Volume yang masuk ke Eropa dari Timur Tengah hampir berkurang setengahnya menjadi sekitar 570.000 barel per hari pada Desember dari 1,07 juta barel per hari pada Oktober, menurut data Kpler."Masalah Laut Merah menyebabkan penundaan sehingga penyuling perlu menutupi kembali secara lokal," kata sumber perdagangan.
"Pasar menjadi ketat dengan hilangnya barel dari Teluk," tambah yang lain.
Perkembangan lain juga telah memperketat pasar minyak mentah Eropa termasuk penurunan pasokan Libya karena protes, dan ekspor Nigeria yang lebih rendah.
"Sulit untuk mengukur dampak Laut Merah secara terpisah," kata seorang pedagang minyak mentah.
"Ini adalah pasar yang kuat di mana-mana, tetapi orang-orang sangat gugup," terangnya.
(akr)