Dihantam Boikot, Penjualan McDonald's Melorot

Selasa, 06 Februari 2024 - 07:20 WIB
McDonalds gagal mencapai target penjualan yang sebagian besar dipengaruhi oleh aksi boikot terkait konflik Israel-Hamas. Foto/Dok Reuters
JAKARTA - McDonalds gagal mencapai target penjualan yang sebagian besar dipengaruhi oleh aksi boikot terkait konflik Israel-Hamas. Restoran cepat saji tersebut melaporkan penurunan penjualan secara kuartalan untuk pertama kalinya dalam hampir empat tahun, akibat pertumbuhan yang lemah di divisi bisnis internasionalnya.



Sebelumnya CEO McDonald's, Chris Kempczinski mengakui beberapa pasar di Timur Tengah dan beberapa pasar di luar kawasan mengalami dampak bisnis yang berarti akibat konflik Israel-Hamas. Dimana menurutnya akibat adanya informasi yang salah terkait merek tersebut.

Saham McDonald's turun sekitar 4% setelah komentar bos McD tersebut. McDonalds menjadi salah satu perusahaan Barat, termasuk Starbucks dan Coca Cola yang terkena aksi boikot produk terkait Israel .



Pihak perusahaan mengatakan bahwa konflik Israel-Gaza telah "berdampak sangat besar" pada kinerja di beberapa pasar luar negeri pada kuartal IV tahun 2023. Pada cabang-cabang McD yang mencakup penjualan di Timur Tengah, China dan India, pertumbuhan penjualan mencapai 0,7% pada kuartal keempat 2023 - jauh di bawah ekspektasi pasar.



Bisnisnya di Malaysia, Indonesia dan Prancis telah terpengaruh, dengan dampak terbesar dirasakan di Timur Tengah, seperti diungkapkan Chris Kempczinski beberapa waktu lalu.

"Selama perang ini berlangsung ... kami tidak berharap melihat peningkatan yang signifikan (di pasar ini)," tambah bos McDonald's itu.

McDonald's bergantung pada sistem waralaba di mana ribuan bisnis independen memiliki dan mengoperasikan sebagian besar lebih dari 40.000 tokonya di seluruh dunia. Sekitar 5% dari outletnya berlokasi di Timur Tengah.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More