Kampanye Angkutan Umum, Pemerintah Gandeng Operator dan Ahli Transportasi
Kamis, 13 Agustus 2020 - 05:49 WIB
"Dengan pembatasan kapasitas karena protokol kesehatan pada angkutan umum baik moda kereta maupun angkutan perkotaan lainnya dapat menyebabkan terjadinya shifting perpindahan penggunaan moda untuk perjalanan sehari-hari dari semula menggunakan angkutan umum, bisa berpindah menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini yang harus kita rumuskan bersama agar peran angkutan umum dapat kembali menjadi andalan perjalanan sehari-hari," jelasnya.
Pada kesempatan itu Djoko berharap diskusi ini dapat meningkatkan respon masyarakat dan pelaku usaha, serta jajaran pemangku kebijakan di pusat maupun daerah di Wilayah Jabodetabek dan menggairahkan kembali peran transportasi perkotaan menyongsong tatanan normal baru.
Turut hadir pada diskusi virtual ini yaitu Kepala BPTJ Polana B Pramesti, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio, pengamat transportasi Djoko Setijowarno, Atase Perhubungan Amerika Hananto Prakoso, Atase Perhubungan Jepang Syamsu Rizal, Sekjen DPP Organda Ateng Aryono, Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia Hari Ganie, dan sejumlah narasumber penting lainnya.
Angkutan Bus Juga Butuh Dikampanyekan
Sementara itu, pemerintah dinilai jangan hanya fokus pada angkutan umum yang besar. Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia, Kurnia Lesani Adnan mengatakan, Angkutan darat yang terdiri atas angkutan AKAP maupun Bus-bus Pariwisata berizin juga butuh dikampanyekan. Menurut dia, Sejak Covid-19 melanda tanah air bisnis di sektor ini mengalami keterpurukan yang besar.
“Kami juga butuh dikampanyekan, jangan hanya kampanye terbang aman lewat pesawat terbang saja. Justru urat nadi itu ada di jalan raya dimana angkutan bus menjadi darahnya,” ungkapnya.
Pemerintah, kata dia dinilai berhasil berhasil memindahkan orang dari angkutan umum ke angkutan pribadi pada lebaran Idul Adha 2020. Hal tersebut terlihat saat kepadatan arus masuk jalan tol dari Jakarta dan sebaliknya. Namun Pengusaha Otobus, Kurnia Lesani Adnan mengatakan, berharap pemerintah tidak hanya fokus ke angkutan pribadi saja, sebab pekerjaan rumah yang besar ada pada menggairahkan masyarakat naik angkutan umum.
“Ya kalau berkaca dari Idu Adha kemarin pemerintah sukses memindahkan orang dari angkutan umum ke angkutan pribadi. Nah kami di angkutan Bis Antar Kota Antar Provinsi memang ada peningkatan armada operasi 30-50%, dengan okupansi 50-70% tapi tidak ada lonjakan seperti Idul Adha tahun sebelumnya,” ujar Kurnia yang juga Ketua Umum Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) dihubungi di Jakarta.
Dia menjelaskan dari total 100% bus yang disiapkan, hanya 30% hingga 50% bis yang beroperasi. “Tapi setelah Idul Adha selesai turun kini terjun bebas,” ucapnya.
Diharapkan pemerintah bisa turun tangan mengantisipasi gairah masyarakat naik angkutan bis yang menurun di masa pandemi. Di sisi lain, adanya stimulus belum mampu menyentuh sektor ini secara keseluruhan.
Pada kesempatan itu Djoko berharap diskusi ini dapat meningkatkan respon masyarakat dan pelaku usaha, serta jajaran pemangku kebijakan di pusat maupun daerah di Wilayah Jabodetabek dan menggairahkan kembali peran transportasi perkotaan menyongsong tatanan normal baru.
Turut hadir pada diskusi virtual ini yaitu Kepala BPTJ Polana B Pramesti, pengamat kebijakan publik Agus Pambagio, pengamat transportasi Djoko Setijowarno, Atase Perhubungan Amerika Hananto Prakoso, Atase Perhubungan Jepang Syamsu Rizal, Sekjen DPP Organda Ateng Aryono, Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia Hari Ganie, dan sejumlah narasumber penting lainnya.
Angkutan Bus Juga Butuh Dikampanyekan
Sementara itu, pemerintah dinilai jangan hanya fokus pada angkutan umum yang besar. Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia, Kurnia Lesani Adnan mengatakan, Angkutan darat yang terdiri atas angkutan AKAP maupun Bus-bus Pariwisata berizin juga butuh dikampanyekan. Menurut dia, Sejak Covid-19 melanda tanah air bisnis di sektor ini mengalami keterpurukan yang besar.
“Kami juga butuh dikampanyekan, jangan hanya kampanye terbang aman lewat pesawat terbang saja. Justru urat nadi itu ada di jalan raya dimana angkutan bus menjadi darahnya,” ungkapnya.
Pemerintah, kata dia dinilai berhasil berhasil memindahkan orang dari angkutan umum ke angkutan pribadi pada lebaran Idul Adha 2020. Hal tersebut terlihat saat kepadatan arus masuk jalan tol dari Jakarta dan sebaliknya. Namun Pengusaha Otobus, Kurnia Lesani Adnan mengatakan, berharap pemerintah tidak hanya fokus ke angkutan pribadi saja, sebab pekerjaan rumah yang besar ada pada menggairahkan masyarakat naik angkutan umum.
“Ya kalau berkaca dari Idu Adha kemarin pemerintah sukses memindahkan orang dari angkutan umum ke angkutan pribadi. Nah kami di angkutan Bis Antar Kota Antar Provinsi memang ada peningkatan armada operasi 30-50%, dengan okupansi 50-70% tapi tidak ada lonjakan seperti Idul Adha tahun sebelumnya,” ujar Kurnia yang juga Ketua Umum Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) dihubungi di Jakarta.
Dia menjelaskan dari total 100% bus yang disiapkan, hanya 30% hingga 50% bis yang beroperasi. “Tapi setelah Idul Adha selesai turun kini terjun bebas,” ucapnya.
Diharapkan pemerintah bisa turun tangan mengantisipasi gairah masyarakat naik angkutan bis yang menurun di masa pandemi. Di sisi lain, adanya stimulus belum mampu menyentuh sektor ini secara keseluruhan.
tulis komentar anda