Viral Film Dirty Vote, Telanjangi Bansos Gentong Babi Jokowi Senilai Rp508 Triliun
Senin, 12 Februari 2024 - 09:07 WIB
"Tahun 2008 santai, kemudian 2009 terjadi kenaikan, 2013 menjelang 2014 mulai rapat, kemudian 2019 kelihatan kerapatannya. Kita semua bisa melihat di sini sampai dengan Pemilu 204 begitu rapat dan begitu banyak di sini, tiba-tiba keluar berbagai macam bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah," ungkap Bivitri.
Bivitri mengatakan, pada bulan Januari 2024, pemerintah telah menggelontorkan Rp78,06 triliun untuk bansos.
"Di sini kita juga bisa melihat beberapa detail bantuan sosial itu kita bisa lihat angkanya di atas dari Rp496,8 triliun menjadi Rp508 triliun. Sebagian memang belum dialokasikan, tapi sudah direncanakan untuk dialokasikan sampai dengan 2024 ini," jelasnya.
Dia menyinggung soal bansos sembako yang mencapai 18,8 juta per kepala keluarga (KK). Salah satu yang paling disorot adalah pembagian 10 kg beras yang meng-cover 22 juta KK, serta Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk 18 juta kepala keluarga.
"Kita lagi-lagi bisa melihat bagaimana bantuan sosial ini meroket menjelang Pemilu ya, dan kita bisa melihat bagaimana kemudian Bansos ini dipergunakan secara berlebih-lebihan dan melebihi Apa yang dilakukan pada saat pandemi COVID-19," ujarnya.
Tim Kemenangan Nasional atau TKN Prabowo-Gibran merespons film dokumenter tersebut. Sebagaian besar yang disampaikan film tersebut dianggap bernada fitnah, penuh narasi kebencian yang bernada asumtif dan tidak ilmiah.
"Saya mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada di film itu," jelas Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman saat konferensi pers, di Jakarta, kemarin.
Bivitri mengatakan, pada bulan Januari 2024, pemerintah telah menggelontorkan Rp78,06 triliun untuk bansos.
"Di sini kita juga bisa melihat beberapa detail bantuan sosial itu kita bisa lihat angkanya di atas dari Rp496,8 triliun menjadi Rp508 triliun. Sebagian memang belum dialokasikan, tapi sudah direncanakan untuk dialokasikan sampai dengan 2024 ini," jelasnya.
Dia menyinggung soal bansos sembako yang mencapai 18,8 juta per kepala keluarga (KK). Salah satu yang paling disorot adalah pembagian 10 kg beras yang meng-cover 22 juta KK, serta Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk 18 juta kepala keluarga.
"Kita lagi-lagi bisa melihat bagaimana bantuan sosial ini meroket menjelang Pemilu ya, dan kita bisa melihat bagaimana kemudian Bansos ini dipergunakan secara berlebih-lebihan dan melebihi Apa yang dilakukan pada saat pandemi COVID-19," ujarnya.
Tim Kemenangan Nasional atau TKN Prabowo-Gibran merespons film dokumenter tersebut. Sebagaian besar yang disampaikan film tersebut dianggap bernada fitnah, penuh narasi kebencian yang bernada asumtif dan tidak ilmiah.
"Saya mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada di film itu," jelas Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Habiburokhman saat konferensi pers, di Jakarta, kemarin.
(nng)
tulis komentar anda