Rendah Emisi Karbon, Pemanfaatan Kayu Jadi Solusi Masalah Perubahan Iklim
Senin, 26 Februari 2024 - 23:19 WIB
Kepala Sub Direktorat Perencanaan Teknis Direktorat Rumah Susun Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Yuri Hermawan Prasetyo menjelaskan, pemerintah telah berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 31,98 persen dengan usaha sendiri dan 43,2 persen dengan bantuan internasional pada 2030. Komitmen tersebut telah diratifikasi menjadi kebijakan nasional melalui undang-undang.
"Oleh karena itu, pemanfaatan biomaterial seperti kayu dan bambu sebagai komponen bahan bangunan dengan rekayasa teknis merupakan hal yang realistis untuk masa kini dan masa depan agar alam dapat kembali kepada keseimbangan alaminya," papar Yuri.
Dekan Fakultas Lingkungan Hidup dan Kehutanan IPB University Naresworo Nugroho menyampaikan, kayu adalah bahan serbaguna dengan berbagai sifat fisik dan mekanik yang bervariasi. Kayu merupakan sumber daya terbarukan dengan rasio kekuatan terhadap beban yang mumpuni. "Juga menyumbang dampak positif bagi lingkungan," tutur Naresworo Nugroho.
Ketua Kehormatan IAI Nasional & Chairman of Indonesia Monitoring Committee on Architectural Services (IMC) I Ketut Rana Wiarcha menambahkan, kayu sebagai bahan struktur dan konstruksi bangunan sangat melekat dengan jati diri dan nilai budaya Indonesia. Oleh karena itu arsitek Indonesia sebagai garda terdepan pembangunan harus sepenuh hati menjunjung tinggi kode etik profesi.
"Terutama komitmen melestarikan lingkungan alam dan identitas arsitektur. Namun agar implementasi di lapangan lebih realistis, penting agar para pihak meningkatkan kapasitas dan keterampilan kerja konstruksi kayu melalui pendidikan dan pelatihan yang secara simultan dan belajar mengerjakan secara langsung," ucap I Ketut Rana Wiarcha.
"Oleh karena itu, pemanfaatan biomaterial seperti kayu dan bambu sebagai komponen bahan bangunan dengan rekayasa teknis merupakan hal yang realistis untuk masa kini dan masa depan agar alam dapat kembali kepada keseimbangan alaminya," papar Yuri.
Dekan Fakultas Lingkungan Hidup dan Kehutanan IPB University Naresworo Nugroho menyampaikan, kayu adalah bahan serbaguna dengan berbagai sifat fisik dan mekanik yang bervariasi. Kayu merupakan sumber daya terbarukan dengan rasio kekuatan terhadap beban yang mumpuni. "Juga menyumbang dampak positif bagi lingkungan," tutur Naresworo Nugroho.
Ketua Kehormatan IAI Nasional & Chairman of Indonesia Monitoring Committee on Architectural Services (IMC) I Ketut Rana Wiarcha menambahkan, kayu sebagai bahan struktur dan konstruksi bangunan sangat melekat dengan jati diri dan nilai budaya Indonesia. Oleh karena itu arsitek Indonesia sebagai garda terdepan pembangunan harus sepenuh hati menjunjung tinggi kode etik profesi.
"Terutama komitmen melestarikan lingkungan alam dan identitas arsitektur. Namun agar implementasi di lapangan lebih realistis, penting agar para pihak meningkatkan kapasitas dan keterampilan kerja konstruksi kayu melalui pendidikan dan pelatihan yang secara simultan dan belajar mengerjakan secara langsung," ucap I Ketut Rana Wiarcha.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda