Gejolak Laut Merah Bikin Biaya Pengiriman Naik 150%, Fitch Wanti-wanti AS
Rabu, 06 Maret 2024 - 07:26 WIB
JAKARTA - Krisis Laut Merah yang berkepanjangan diperingatkan bisa memicu lonjakan inflasi di Amerika Serikat (AS) , seperti disampaikan oleh Fitch Ratings. Sejak akhir 2023, kapal kargo yang melewati Laut Merah harus menghadapi serangan dari pemberontak Houthi , sebagai bentuk protes atas perang Israel melawan Hamas di Gaza.
Gejolak Laut Merah akibat serangan Houthi telah memicu lonjakan pada biaya pengiriman lebih dari 150% yang menurut proyeksi lembaga pemeringkat itu dapat menambah 0,5 poin secara persentase terhadap inflasi inti.
"Peningkatan ini kemungkinan akan tercermin dalam kenaikan harga impor dalam beberapa bulan mendatang, dan waktu pengiriman yang lebih lama akan mengurangi pasokan barang-barang konsumen. Prospek biaya pengiriman tidak pasti, tetapi skenario yang masuk akal adalah bahwa mereka akan tetap tinggi selama beberapa kuartal," tulis Fitch.
Sementara itu ketika pengiriman kargo mengubah rute kapal mereka, maka beban biaya yang lebih berat tidak langsung terlihat dalam metrik inflasi. Efeknya membutuhkan waktu delapan hingga 10 bulan untuk muncul dalam indeks harga konsumen, meskipun harga impor terlihat dalam waktu dua bulan.
"Ini menunjukkan kenaikan 3,5pp dalam inflasi harga impor AS pada akhir 2024. Kami kemudian membangun model untuk inflasi barang inti AS berdasarkan harga impor dan NY Fed Global Supply Chain Pressure Index (GSCPI) dan mengasumsikan yang terakhir naik moderat," kata Fitch.
"Ini menunjukkan kenaikan inflasi barang inti AS sekitar 1,5pp, yang akan setara dengan sekitar 0,4pp tambahan inflasi CPI inti AS," bebernya.
Para ekonom telah lama memperingatkan, bahwa menekan inflasi ke dalam target bank sentral merupakan tantangan paling berat. Di AS, kenaikan yang mengejutkan dalam laporan inflasi Januari telah mengurangi harapan penurunan suku bunga yang akan segera terjadi.
Namun yang lain khawatir bahwa keengganan Federal Reserve (bank sentral/the Fed) untuk melonggarkan kebijakan moneter pada akhirnya dapat menyebabkan kejatuhan ekonomi, dan gangguan pada sektor perdagangan tidak membuat keputusan bank sentral menjadi lebih mudah.
Meski kenaikan biaya pengiriman mengalami kenaikan, namun Fitch menguraikan, efeknya tidak akan separah seperti tahun 2021 lalu. Pada saat itu, tekanan pandemi mendatangkan malapetaka pada rantai pasokan, sementara permintaan barang dan input manufaktur melonjak.
Perkiraan yang dikutip dari Dana Moneter Internasional atau IMF menunjukkan inflasi bakal naik 1,5 hingga 2 poin secara persentase, dampak dari biaya pengiriman pada tahun itu. Namun kali ini, konsumsi barang tumbuh moderat, sementara rantai pasokan yang lebih luas hampir tidak dibatasi, kata Fitch.
Gejolak Laut Merah akibat serangan Houthi telah memicu lonjakan pada biaya pengiriman lebih dari 150% yang menurut proyeksi lembaga pemeringkat itu dapat menambah 0,5 poin secara persentase terhadap inflasi inti.
"Peningkatan ini kemungkinan akan tercermin dalam kenaikan harga impor dalam beberapa bulan mendatang, dan waktu pengiriman yang lebih lama akan mengurangi pasokan barang-barang konsumen. Prospek biaya pengiriman tidak pasti, tetapi skenario yang masuk akal adalah bahwa mereka akan tetap tinggi selama beberapa kuartal," tulis Fitch.
Sementara itu ketika pengiriman kargo mengubah rute kapal mereka, maka beban biaya yang lebih berat tidak langsung terlihat dalam metrik inflasi. Efeknya membutuhkan waktu delapan hingga 10 bulan untuk muncul dalam indeks harga konsumen, meskipun harga impor terlihat dalam waktu dua bulan.
"Ini menunjukkan kenaikan 3,5pp dalam inflasi harga impor AS pada akhir 2024. Kami kemudian membangun model untuk inflasi barang inti AS berdasarkan harga impor dan NY Fed Global Supply Chain Pressure Index (GSCPI) dan mengasumsikan yang terakhir naik moderat," kata Fitch.
"Ini menunjukkan kenaikan inflasi barang inti AS sekitar 1,5pp, yang akan setara dengan sekitar 0,4pp tambahan inflasi CPI inti AS," bebernya.
Para ekonom telah lama memperingatkan, bahwa menekan inflasi ke dalam target bank sentral merupakan tantangan paling berat. Di AS, kenaikan yang mengejutkan dalam laporan inflasi Januari telah mengurangi harapan penurunan suku bunga yang akan segera terjadi.
Namun yang lain khawatir bahwa keengganan Federal Reserve (bank sentral/the Fed) untuk melonggarkan kebijakan moneter pada akhirnya dapat menyebabkan kejatuhan ekonomi, dan gangguan pada sektor perdagangan tidak membuat keputusan bank sentral menjadi lebih mudah.
Meski kenaikan biaya pengiriman mengalami kenaikan, namun Fitch menguraikan, efeknya tidak akan separah seperti tahun 2021 lalu. Pada saat itu, tekanan pandemi mendatangkan malapetaka pada rantai pasokan, sementara permintaan barang dan input manufaktur melonjak.
Perkiraan yang dikutip dari Dana Moneter Internasional atau IMF menunjukkan inflasi bakal naik 1,5 hingga 2 poin secara persentase, dampak dari biaya pengiriman pada tahun itu. Namun kali ini, konsumsi barang tumbuh moderat, sementara rantai pasokan yang lebih luas hampir tidak dibatasi, kata Fitch.
(akr)
tulis komentar anda