Strategi Branding UMKM di 2024, Bisa Dongkrak Omzet hingga 800%
Rabu, 06 Maret 2024 - 22:05 WIB
3. Mengoptimalkan Hal Kecil yang Bisa Bikin Pelanggan Jadi Setia
Branding bukan cuma bicara membangun awareness ke calon pelanggan baru, tapi juga bagaimana bisa mempertahankan pelanggan yang ada. Ada beberapa cara untuk bisa meningkatkan engagement ke pelanggan eksisting agar dia betah.
Pertama, dari segi kualitas layanan yang membuat pelanggan merasa nyaman dan aman dalam membeli produk di toko online. Misalnya, konsisten menjaga tingkat balas chat paling lama 30 menit. Selain itu, bisa juga dalam memberikan garansi produk demi kepuasan pelanggan. Sehingga pelanggan bisa nyaman untuk kembali membeli produk bahkan merekomendasikan ke kerabatnya.
Kedua, dari segi pemberian diskon. Banyak yang menilai diskon besar bisa memberikan eksposur penjualan lebih tinggi. Namun, dari sisi branding, diskon besar bisa merusak brand image karena berarti nilai barang yang dijual dianggap lebih rendah. Terkadang hal-hal seperti ini dianggap tidak dignifikan, padahal cukup berpengaruh terhadap persepsi brand itu sendiri.
4. Menggunakan Influencer Boleh, Tapi Harus Efektif dan Efisien
Jasa influencer untuk meningkatkan awareness produk masih dibutuhkan oleh para pebisnis toko online di 2024. Dengan catatan, influencer yang dipilih harus memiliki relevansi dengan bisnis brand tersebut. Misalnya, brand adalah penjual atau distributor onderdil kendaraan hingga memiliki layanan bengkel. Berarti, brand tersebut bisa menggunakan influencer di sektor otomotif. Sehingga, audience influencer akan relevan dengan produk yang brand tersebut miliki. Menurut data House of Marketers, ROI bisnis dari kampanye influencer yang relevan bisa mencapai 5,7x.
Lalu, influencer yang dipilih juga harus memiliki kualitas followers yang relevan dengan kontennya juga. Hal itu bisa terlihat dari tingkat engagement yang tinggi jika dibandingkan dengan jumlah followers-nya. Jangan sampai, memilih influencer yang followers-nya banyak, tapi tingkat engagement-nya rendah. Hal itu akan membuat branding yang mau kita bangun menjadi kurang optimal.
Dalam mengoptimalkan branding klien untuk penggunaan jasa influencer, AHA Commerce membuat beberapa syarat dan ketentuan seperti, usia, gender, dan kesesuaian dengan target market brand klien sehingga optimalisasi dengan influencer bisa lebih efektif dan efisien.
5. Beradaptasi dengan Perkembangan Tren
Branding bukan cuma bicara membangun awareness ke calon pelanggan baru, tapi juga bagaimana bisa mempertahankan pelanggan yang ada. Ada beberapa cara untuk bisa meningkatkan engagement ke pelanggan eksisting agar dia betah.
Pertama, dari segi kualitas layanan yang membuat pelanggan merasa nyaman dan aman dalam membeli produk di toko online. Misalnya, konsisten menjaga tingkat balas chat paling lama 30 menit. Selain itu, bisa juga dalam memberikan garansi produk demi kepuasan pelanggan. Sehingga pelanggan bisa nyaman untuk kembali membeli produk bahkan merekomendasikan ke kerabatnya.
Kedua, dari segi pemberian diskon. Banyak yang menilai diskon besar bisa memberikan eksposur penjualan lebih tinggi. Namun, dari sisi branding, diskon besar bisa merusak brand image karena berarti nilai barang yang dijual dianggap lebih rendah. Terkadang hal-hal seperti ini dianggap tidak dignifikan, padahal cukup berpengaruh terhadap persepsi brand itu sendiri.
4. Menggunakan Influencer Boleh, Tapi Harus Efektif dan Efisien
Jasa influencer untuk meningkatkan awareness produk masih dibutuhkan oleh para pebisnis toko online di 2024. Dengan catatan, influencer yang dipilih harus memiliki relevansi dengan bisnis brand tersebut. Misalnya, brand adalah penjual atau distributor onderdil kendaraan hingga memiliki layanan bengkel. Berarti, brand tersebut bisa menggunakan influencer di sektor otomotif. Sehingga, audience influencer akan relevan dengan produk yang brand tersebut miliki. Menurut data House of Marketers, ROI bisnis dari kampanye influencer yang relevan bisa mencapai 5,7x.
Lalu, influencer yang dipilih juga harus memiliki kualitas followers yang relevan dengan kontennya juga. Hal itu bisa terlihat dari tingkat engagement yang tinggi jika dibandingkan dengan jumlah followers-nya. Jangan sampai, memilih influencer yang followers-nya banyak, tapi tingkat engagement-nya rendah. Hal itu akan membuat branding yang mau kita bangun menjadi kurang optimal.
Baca Juga
Dalam mengoptimalkan branding klien untuk penggunaan jasa influencer, AHA Commerce membuat beberapa syarat dan ketentuan seperti, usia, gender, dan kesesuaian dengan target market brand klien sehingga optimalisasi dengan influencer bisa lebih efektif dan efisien.
5. Beradaptasi dengan Perkembangan Tren
tulis komentar anda