Jokowi Pede Pengangguran dan Kemiskinan Tak Melonjak di 2021
Jum'at, 14 Agustus 2020 - 16:18 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeberkan proyeksi angka kemiskinan dan pengangguran pada 2021 dalam pidato Nota Keuangan di Gedung MPR/DPR, hari ini. Tingkat pengangguran tahun depan diproyeksi berada di kisaran 7,7-9,1% dan tingkat kemiskinan di kisaran 9,2-9,7%.
Proyeksi tersebut tak jauh berbeda dengan perkiraan tingkat pengangguran serta kemiskinan untuk tahun ini. Padahal, pandemi Covid-19 diakui telah menekan perekonomian dan mendongkrak jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK).
(Baca Juga: Gara-gara Corona, Pengangguran dan Si Miskin Jadi Melonjak)
"Berbagai kebijakan belanja negara secara keseluruhan diharapkan dapat mendorong tercapainya sasaran pembangunan pada tahun 2021, yakni tingkat pengangguran 7,7-9,1%, tingkat kemiskinan di kisaran 9,2-9,7%," kata Jokowi di Gedung MPR/DPR, Jumat (14/8/2020).
Diketahui, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada 2020 diperkirakan mencapai 8,1-9,2%. Sementara, pandemi Covid-19 diperkirakan mengerek tingkat kemiskinan menjadi double digit dari angka 9,41% atau 25,14 juta orang di Maret 2019.
Presiden mengatakan, untuk mencapai sasaran tersebut, langkah perlindungan sosial dilakukan melalui bantuan pada masyarakat melalui program keluarga harapan, kartu sembako, bansos tunai, dan kartu pra kerja; mendorong program reformasi perlindungan sosial yang komprehensif berbasis siklus hidup dan antisipasi aging population, penyempurnaan data terpadu DTKS dan perbaikan mekanisme penyaluran program perlindungan sosial, serta penguatan monitoring dan evaluasi.
"Reformasi sistem perlindungan sosial secara bertahap ini sangat penting dalam mendukung upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di tahun 2024," tandasnya.
(Baca Juga: Korban PHK Naik Dua Kali Lipat, BKPM Siapkan Penampungan)
Jokowi menambahkan, tingkat ketimpangan (Rasio Gini) pada RAPBN 2021 ditetapkan di kisaran 0,377-0,379, serta indeks pembangunan kualitas manusia (IPM) di kisaran 72,78-72,95.
Proyeksi tersebut tak jauh berbeda dengan perkiraan tingkat pengangguran serta kemiskinan untuk tahun ini. Padahal, pandemi Covid-19 diakui telah menekan perekonomian dan mendongkrak jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK).
(Baca Juga: Gara-gara Corona, Pengangguran dan Si Miskin Jadi Melonjak)
"Berbagai kebijakan belanja negara secara keseluruhan diharapkan dapat mendorong tercapainya sasaran pembangunan pada tahun 2021, yakni tingkat pengangguran 7,7-9,1%, tingkat kemiskinan di kisaran 9,2-9,7%," kata Jokowi di Gedung MPR/DPR, Jumat (14/8/2020).
Diketahui, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada 2020 diperkirakan mencapai 8,1-9,2%. Sementara, pandemi Covid-19 diperkirakan mengerek tingkat kemiskinan menjadi double digit dari angka 9,41% atau 25,14 juta orang di Maret 2019.
Presiden mengatakan, untuk mencapai sasaran tersebut, langkah perlindungan sosial dilakukan melalui bantuan pada masyarakat melalui program keluarga harapan, kartu sembako, bansos tunai, dan kartu pra kerja; mendorong program reformasi perlindungan sosial yang komprehensif berbasis siklus hidup dan antisipasi aging population, penyempurnaan data terpadu DTKS dan perbaikan mekanisme penyaluran program perlindungan sosial, serta penguatan monitoring dan evaluasi.
"Reformasi sistem perlindungan sosial secara bertahap ini sangat penting dalam mendukung upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di tahun 2024," tandasnya.
(Baca Juga: Korban PHK Naik Dua Kali Lipat, BKPM Siapkan Penampungan)
Jokowi menambahkan, tingkat ketimpangan (Rasio Gini) pada RAPBN 2021 ditetapkan di kisaran 0,377-0,379, serta indeks pembangunan kualitas manusia (IPM) di kisaran 72,78-72,95.
(fai)
tulis komentar anda