Ekonomi Malaysia Resmi Krisis secara Teknis, Terparah Sejak 1998
Jum'at, 14 Agustus 2020 - 21:13 WIB
JAKARTA - Ekonomi Malaysia mengalami kontraksi atau minus 17,1% pada kuartal II tahun 2020 seperti diumumkan oleh Bank Sentral pada hari ini. Keterpurukan ekonomi Malaysia mencerminkan dampak mengerikan dari pandemi Covid-19 dalam tiga bulan terakhir.
Seperti dilansir Nikkei Asia, ekonomi Malaysia tersebut menjadi yang terburuk sejak krisis keuangan 1998 dan membuat bank sentral negara tersebut menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi secara tahunan. Penurunan kuartalan ini menjadi yang pertama sejak periode ketiga tahun 2009 di tengah krisis keuangan global.
(Baca Juga: Inggris Resmi Masuk Jurang Resesi untuk Pertama Kalinya Sejak 11 Tahun )
Ini menandai keterpurukan yang menyakitkan dibandingkan pertumbuhan 4,9% untuk kuartal kedua 2019, menyusut semakin dalam dari tiga bulan pertama tahun 2020 atau lebih rendah 0,7%. Data terbaru ini juga lebih buruk daripada perkiraan ekonom dalam jejak pendapat reuters yakni berkisar dari-5,6% menjadi-13,6%.
Laporan PDB Malaysia seperti yang dikutip dari Bloomberg menunjukkan, ekspor negara itu turun 21,7% pada kuartal kedua dari tahun lalu diikuti penurunan belanja konsumen 18,5%. Sementara itu, industri jasa turun 16,2%, manufaktur melemah 18,3% dan konstruksi anjlok 44,5% dibanding periode yang sama tahun lalu.
(Baca Juga: Kenangan Sri Mulyani dan Jokowi Pernah Bertemu 22 Tahun Lalu )
Data lain yang juga menjadi sorotan yakni terkait PDB Malaysia yang menyusut drastis dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pada kuartal I, ekonomi Malaysia -2%. Ini merupakan kontraksi ekonomi Malaysia yang kedua dan terjadi dalam dua kuartal berturut-turut. Dengan demikian, negara ini definisikan secara teknis masuk ke dalam resesi.
Seperti dilansir Nikkei Asia, ekonomi Malaysia tersebut menjadi yang terburuk sejak krisis keuangan 1998 dan membuat bank sentral negara tersebut menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi secara tahunan. Penurunan kuartalan ini menjadi yang pertama sejak periode ketiga tahun 2009 di tengah krisis keuangan global.
(Baca Juga: Inggris Resmi Masuk Jurang Resesi untuk Pertama Kalinya Sejak 11 Tahun )
Ini menandai keterpurukan yang menyakitkan dibandingkan pertumbuhan 4,9% untuk kuartal kedua 2019, menyusut semakin dalam dari tiga bulan pertama tahun 2020 atau lebih rendah 0,7%. Data terbaru ini juga lebih buruk daripada perkiraan ekonom dalam jejak pendapat reuters yakni berkisar dari-5,6% menjadi-13,6%.
Laporan PDB Malaysia seperti yang dikutip dari Bloomberg menunjukkan, ekspor negara itu turun 21,7% pada kuartal kedua dari tahun lalu diikuti penurunan belanja konsumen 18,5%. Sementara itu, industri jasa turun 16,2%, manufaktur melemah 18,3% dan konstruksi anjlok 44,5% dibanding periode yang sama tahun lalu.
(Baca Juga: Kenangan Sri Mulyani dan Jokowi Pernah Bertemu 22 Tahun Lalu )
Data lain yang juga menjadi sorotan yakni terkait PDB Malaysia yang menyusut drastis dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pada kuartal I, ekonomi Malaysia -2%. Ini merupakan kontraksi ekonomi Malaysia yang kedua dan terjadi dalam dua kuartal berturut-turut. Dengan demikian, negara ini definisikan secara teknis masuk ke dalam resesi.
(akr)
tulis komentar anda