Bisikan Lembaga Finansial Dunia ke Erick Thohir: Ekonomi RI Tumbuh Signifikan di 2021
Sabtu, 15 Agustus 2020 - 14:34 WIB
JAKARTA - Sejumlah lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh signifikan pada tahun 2021. Proyeksi itu disampaikan Asian Development Bank (ADB), World Bank atau Bank Dunia, dan Dana Moneter Internasional (IMF).
(Baca Juga: Jokowi Patok Ekonomi Tumbuh 4,5%-5,5% di 2021, Konsumsi-Investasi Jadi Penggerak )
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir mengatakan, prediksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan yang dicatatkan Bank Dunia sebesar 4,8%, sementara IMF 6,1%, dan ADB berkisar pada angka 5,5%.
"World Bank itu, 4,8 persen pertumbuhan ekonomi nasional ke depan, ADB 5,5 persen, dan IMF 6,1 persen. Karena itu kemarin indonesia menargetkan pertumbuhan 4,5 persen hingga 5,5 persen," ujar Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (15/8/2020).
(Baca Juga: Simak!, Ini Lima Program Strategis Dalam Pidato Kenegaraan Jokowi )
Erick menegaskan, prediksi ketiga lembaga finalisasi internasional itu sesuai dengan kebijakan yang diambil oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni memilih penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) daripada melakukan lockdown atau penguncian diri saat awal pandemi Covid-19.
Atas langkah itu terang dia, Ekonomi Indonesia hanya terkontraksi 5,3% pada kuartal ke-II tahun ini. Sementara sejumlah negara Asia Tenggara yang melakukan langkah penguncian justru membuat ekonomi negara tersebut terkontraksi mendalam pada periode yang sama. Di mana, Malaysia minusnya 17,1%, Filipina 16,5%, sementara Singapura 12,0%.
"Kebijakan Pak Presiden yang tidak me-lockdown Indonesia adalah kebijakan yang sangat tepat karena Presiden canangkan juga kepada Komite ada gas ada rem. Karena itu, data-datanya konkrit, hari ini kita itu minus 5,3 persen kalau kita bandingkan dengan negara tetangga kita baik itu Filipina dan Singapura, dan Malaysia," ujar Erick.
(Baca Juga: Target Ekonomi Pulih 100% Tahun Depan, Erick Thohir Prioritaskan Tiga Hal Ini )
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis kondisi perekonomian pada 2021 semakin baik di tengah upaya pemerintah untuk memulihkan ekonomi. Karena itu, dibutuhkan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang merepresentasi kondisi ekonomi nasional.
Dia menyebut, asumsi indikator ekonomi makro yang disiapkan harus penuh optimisme. Pada 2021, pertumbuhan ekonomi ditaksir mencapai 4,5-5,5 persen.
“Tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi sebagai motor penggerak utama. Inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3 persen, untuk mendukung daya beli masyarakat,” ucap Jokowi saat pidato Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Jakarta, kemarin.
(Baca Juga: Jokowi Patok Ekonomi Tumbuh 4,5%-5,5% di 2021, Konsumsi-Investasi Jadi Penggerak )
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir mengatakan, prediksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun depan yang dicatatkan Bank Dunia sebesar 4,8%, sementara IMF 6,1%, dan ADB berkisar pada angka 5,5%.
"World Bank itu, 4,8 persen pertumbuhan ekonomi nasional ke depan, ADB 5,5 persen, dan IMF 6,1 persen. Karena itu kemarin indonesia menargetkan pertumbuhan 4,5 persen hingga 5,5 persen," ujar Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (15/8/2020).
(Baca Juga: Simak!, Ini Lima Program Strategis Dalam Pidato Kenegaraan Jokowi )
Erick menegaskan, prediksi ketiga lembaga finalisasi internasional itu sesuai dengan kebijakan yang diambil oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni memilih penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) daripada melakukan lockdown atau penguncian diri saat awal pandemi Covid-19.
Atas langkah itu terang dia, Ekonomi Indonesia hanya terkontraksi 5,3% pada kuartal ke-II tahun ini. Sementara sejumlah negara Asia Tenggara yang melakukan langkah penguncian justru membuat ekonomi negara tersebut terkontraksi mendalam pada periode yang sama. Di mana, Malaysia minusnya 17,1%, Filipina 16,5%, sementara Singapura 12,0%.
"Kebijakan Pak Presiden yang tidak me-lockdown Indonesia adalah kebijakan yang sangat tepat karena Presiden canangkan juga kepada Komite ada gas ada rem. Karena itu, data-datanya konkrit, hari ini kita itu minus 5,3 persen kalau kita bandingkan dengan negara tetangga kita baik itu Filipina dan Singapura, dan Malaysia," ujar Erick.
(Baca Juga: Target Ekonomi Pulih 100% Tahun Depan, Erick Thohir Prioritaskan Tiga Hal Ini )
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis kondisi perekonomian pada 2021 semakin baik di tengah upaya pemerintah untuk memulihkan ekonomi. Karena itu, dibutuhkan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang merepresentasi kondisi ekonomi nasional.
Dia menyebut, asumsi indikator ekonomi makro yang disiapkan harus penuh optimisme. Pada 2021, pertumbuhan ekonomi ditaksir mencapai 4,5-5,5 persen.
“Tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi sebagai motor penggerak utama. Inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3 persen, untuk mendukung daya beli masyarakat,” ucap Jokowi saat pidato Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Jakarta, kemarin.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda