UE Pakai Aset Rusia Rp51,7 Triliun untuk Persenjatai Ukraina Bikin Bank Barat Was-was
Minggu, 24 Maret 2024 - 12:45 WIB
LONDON - Beberapa Bank Barat memperingatkan seputar risiko yang mengiringi rencana Uni Eropa (UE) dalam menyalurkan miliaran euro dari aset Rusia yang dibekukan. Para pemimpin Uni Eropa diketahui telah sepakat menggunakan 3 miliar euro (USD3,3 miliar atau setara Rp51,7 triliun) dari aset beku Rusia untuk memperkuat pasokan senjata ke Ukraina.
Para pemimpin Uni Eropa mengatakan, dana tersebut bisa dicairkan dalam beberapa bulan, mendatang. Sementara itu bersumber dari para pelaku sektor industri seperti dilansir Reuters, mengkhawatirkan apa yang dilakukan UE bisa berujung pada litigasi yang harus dibayar mahal.
Litigasi merupakan proses formal selama penyelesaian perselisihan hukum. Sedangkan sejumlah bank mencemaskan, mereka dapat terseret untuk dimintai pertanggungjawaban oleh Rusia jika mereka terlibat dalam transfer uang ke Ukraina. Ditambah rencana UE berpotensi meluas menyasar aset rekening pribadi ataupun perusahaan yang terkena sanksi.
Meski perluasan rencana tersebut belum diajukan secara resmi oleh Uni Eropa. Sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya itu juga khawatir bahwa proposal tersebut akan menyebabkan erosi kepercayaan yang lebih luas pada sistem perbankan barat.
Sumber-sumber yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah ini, mengatakan, ada kemungkinan ditempuhnya jalur litigasi ketika sanksi anti-Rusia akhirnya dilonggarkan atau dicabut.
Moskow telah berulang kali mengatakan akan membalas jika aset atau pendapatannya diambil alih oleh Barat. Euroclear memegang sekitar 190 miliar euro dalam bentuk sekuritas dan uang tunai bank sentral Rusia. Ditambah bank-bank Barat juga memiliki aset miliaran euro, pound, dan dolar yang dimiliki oleh perusahaan dan individu yang terkena sanksi.
Disebutkan sebelumnya oleh Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov pada tahun lalu, bahwa ada aset milik 3,5 juta warga Rusia yang dibekukan di Luar Negeri. Nilainya mencapai sekitar 1,5 triliun rubel atau USD16,32 miliar.
Para pemimpin Uni Eropa mengatakan, dana tersebut bisa dicairkan dalam beberapa bulan, mendatang. Sementara itu bersumber dari para pelaku sektor industri seperti dilansir Reuters, mengkhawatirkan apa yang dilakukan UE bisa berujung pada litigasi yang harus dibayar mahal.
Litigasi merupakan proses formal selama penyelesaian perselisihan hukum. Sedangkan sejumlah bank mencemaskan, mereka dapat terseret untuk dimintai pertanggungjawaban oleh Rusia jika mereka terlibat dalam transfer uang ke Ukraina. Ditambah rencana UE berpotensi meluas menyasar aset rekening pribadi ataupun perusahaan yang terkena sanksi.
Meski perluasan rencana tersebut belum diajukan secara resmi oleh Uni Eropa. Sumber-sumber yang tidak disebutkan namanya itu juga khawatir bahwa proposal tersebut akan menyebabkan erosi kepercayaan yang lebih luas pada sistem perbankan barat.
Sumber-sumber yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah ini, mengatakan, ada kemungkinan ditempuhnya jalur litigasi ketika sanksi anti-Rusia akhirnya dilonggarkan atau dicabut.
Moskow telah berulang kali mengatakan akan membalas jika aset atau pendapatannya diambil alih oleh Barat. Euroclear memegang sekitar 190 miliar euro dalam bentuk sekuritas dan uang tunai bank sentral Rusia. Ditambah bank-bank Barat juga memiliki aset miliaran euro, pound, dan dolar yang dimiliki oleh perusahaan dan individu yang terkena sanksi.
Disebutkan sebelumnya oleh Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov pada tahun lalu, bahwa ada aset milik 3,5 juta warga Rusia yang dibekukan di Luar Negeri. Nilainya mencapai sekitar 1,5 triliun rubel atau USD16,32 miliar.
tulis komentar anda