Sanksi Barat Memalukan, Tak Bisa Melumpuhkan Rusia
Jum'at, 17 Mei 2024 - 20:07 WIB
Sistem keuangan Rusia terus berdaptasi karena terjadi pembatasan utang dan ekuitas. Dorongan dedolarisasi kemudian terjadi, mengurangi porsi deposito mata uang asing perusahaan dari 45% pada 2016 menjadi 25% pada 2022 dan pinjaman dalam mata uang asing dari 35% menjadi 15%. Di kalangan individu, simpanan dalam mata uang asing turun dari 25% menjadi di bawah 10%.
Pada 1 Juli 2023, utang perusahaan non-keuangan mencapai 50,6% dari PDB, sementara utang individu mencapai 20,4% dan utang pemerintah mencapai 16,1%. Tingkat ini lebih baik dibandingkan dengan negara-negara G20, di mana tingkat utang jauh lebih tinggi. Dedolarisasi telah membantu melindungi ekonomi Rusia dari guncangan keuangan eksternal. Pada musim semi 2023, misalnya, inflasi di AS dan keputusan Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga mendorong penilaian ulang portofolio obligasi bank-bank AS.
Hal ini memberikan tekanan pada pasar ekuitas AS dan berkontribusi pada kebangkrutan beberapa pemberi pinjaman. Pasar Rusia, yang pada saat itu sebagian besar telah terputus dari sistem keuangan internasional yang berpusat di AS akibat sanksi, tidak terpengaruh oleh gejolak ini.
Pembekuan cadangan bank sentral Rusia sebesar USD300 miliar pada awal invasi skala penuh ternyata memiliki lebih banyak efek psikologis daripada efek praktis. Sejauh ini, belum ada kebutuhan untuk melakukan pencairan besar-besaran dari cadangan mata uang asing Rusia.
Kementerian Ekonomi Rusia memperkirakan pertumbuhan PDB tahun ini akan mencapai 3,6%, sama seperti tahun lalu. Banyak analis mengaitkan ketahanan ekonomi Rusia dalam menghadapi sanksi barat dengan peralihannya yang cepat ke Timur untuk perdagangan dan kebijakan ekonomi yang diterapkan untuk mengimbangi dampak pembatasan.
Tidak ada perbedaan mencolok ekonomi Rusia sebelum dan sesudah dihujani sanksi. Bagi sebagian besar orang Rusia, terutama mereka yang tinggal di kota-kota besar dampak sanksi terhadap kehidupan sehari-hari tidak terlalu signifikan menurut peneliti senior untuk Rusia dan Eurasia di program Eropa, Rusia, dan Eurasia di Pusat Studi Strategis dan Internasional Maria Snegovaya.
Inflasi akibat kenaikan harga telah diimbangi, sampai batas tertentu dengan upah yang lebih tinggi untuk pekerja karena pengangguran mendekati titik terendah dalam sejarah. Produk-produk barat yang keluar dari Rusia telah digantikan oleh produk-produk China.
Moskow secara umum telah belajar untuk menghindari pembatasan harga minyak yang sengaja dilakukan AS. Kementerian Keuangan Rusia memprediksi bahwa pada 2024 pendapatan minyak dan gas akan meningkat menjadi 11,5 triliun rubel atau USD124 miliar meningkat 30% dari tahun sebelumnya. Kepala Departemen Eropa IMF Alfred Kammer memproyeksikan ekonomi Rusia akan terus tumbuh dengan stabil pada 2024. Menyitir Russia Today, negara ini telah menikmati rebound dalam konsumsi, pertumbuhan upah riil, dan pasar tenaga kerja yang kuat.
Pada 1 Juli 2023, utang perusahaan non-keuangan mencapai 50,6% dari PDB, sementara utang individu mencapai 20,4% dan utang pemerintah mencapai 16,1%. Tingkat ini lebih baik dibandingkan dengan negara-negara G20, di mana tingkat utang jauh lebih tinggi. Dedolarisasi telah membantu melindungi ekonomi Rusia dari guncangan keuangan eksternal. Pada musim semi 2023, misalnya, inflasi di AS dan keputusan Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga mendorong penilaian ulang portofolio obligasi bank-bank AS.
Hal ini memberikan tekanan pada pasar ekuitas AS dan berkontribusi pada kebangkrutan beberapa pemberi pinjaman. Pasar Rusia, yang pada saat itu sebagian besar telah terputus dari sistem keuangan internasional yang berpusat di AS akibat sanksi, tidak terpengaruh oleh gejolak ini.
Pembekuan cadangan bank sentral Rusia sebesar USD300 miliar pada awal invasi skala penuh ternyata memiliki lebih banyak efek psikologis daripada efek praktis. Sejauh ini, belum ada kebutuhan untuk melakukan pencairan besar-besaran dari cadangan mata uang asing Rusia.
Kementerian Ekonomi Rusia memperkirakan pertumbuhan PDB tahun ini akan mencapai 3,6%, sama seperti tahun lalu. Banyak analis mengaitkan ketahanan ekonomi Rusia dalam menghadapi sanksi barat dengan peralihannya yang cepat ke Timur untuk perdagangan dan kebijakan ekonomi yang diterapkan untuk mengimbangi dampak pembatasan.
Tidak ada perbedaan mencolok ekonomi Rusia sebelum dan sesudah dihujani sanksi. Bagi sebagian besar orang Rusia, terutama mereka yang tinggal di kota-kota besar dampak sanksi terhadap kehidupan sehari-hari tidak terlalu signifikan menurut peneliti senior untuk Rusia dan Eurasia di program Eropa, Rusia, dan Eurasia di Pusat Studi Strategis dan Internasional Maria Snegovaya.
Inflasi akibat kenaikan harga telah diimbangi, sampai batas tertentu dengan upah yang lebih tinggi untuk pekerja karena pengangguran mendekati titik terendah dalam sejarah. Produk-produk barat yang keluar dari Rusia telah digantikan oleh produk-produk China.
Moskow secara umum telah belajar untuk menghindari pembatasan harga minyak yang sengaja dilakukan AS. Kementerian Keuangan Rusia memprediksi bahwa pada 2024 pendapatan minyak dan gas akan meningkat menjadi 11,5 triliun rubel atau USD124 miliar meningkat 30% dari tahun sebelumnya. Kepala Departemen Eropa IMF Alfred Kammer memproyeksikan ekonomi Rusia akan terus tumbuh dengan stabil pada 2024. Menyitir Russia Today, negara ini telah menikmati rebound dalam konsumsi, pertumbuhan upah riil, dan pasar tenaga kerja yang kuat.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda