Kenapa Investor Ogah Masuk IKN? Pengamat Bongkar Alasannya
Minggu, 07 Juli 2024 - 18:05 WIB
JAKARTA - Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai wajar jika investor asing enggan masuk ke proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara ( IKN ). Menurut dia, investor menilai proyek tersebut kurang prospektif secara bisnis.
Agus menegaskan, indikator utama dalam berinvestasi adalah soal imbal hasil. Imbal hasil investasi salah satunya yang paling besar didapatkan dari tingkat konsumsi oleh populasi di wilayah tersebut. Sementara, populasi penduduk IKN untuk beberapa tahun ke depan belum bisa diperkirakan, sebab hanya ASN tertentu saja yang akan pindah.
"Nenek-nenek juga tahu kalau masih greenfield itu mana ada investor mau. Kalau infrastruktur tidak ada, masa suruh investasi? Mau bikin apa, kan masih belum tahu di situ berapa orang yang akan tinggal, kelas apa, kan belum ada," ujar Agus di Jakarta, Minggu (7/7/2024).
Dia menambahkan, pemerintah saat boleh saja mengantongi ratusan surat pernyataan minat untuk berinvestasi atau LoI (Letter of Intent) dari investor asing. Namun, imbuh dia, hal itu tidak bisa menjadi patokan investor asing akan banyak menggarap proyek pembangunan IKN.
"Akhirnya ngaku, tidak ada tuh investor (asing) yang datang, ya waktu rapat sih datang saja, dikasih makan, dikasih minum, oh iya dia tertarik. Begitu dipelajari, waduh ini sih blangsak, tidak jadilah dia," sambungnya.
Masalah lain yang menurutnya krusial dan menjadi penyebab investasi masih susah masuk ke Indonesia secara umum menurutnya adalah soal korupsi. Hal ini yang membuat kepercayaan investor terkikis ketika hendak menaruh modal di Indonesia.
"Yang penting sekarang investor datang, supaya investor datang, jangan palakin mereka, atur yang baik, jangan minta saham, kerja kaga minta iya, izin apa dipersulit, datangkan bahan baku dipersulit, kan gitu sekarang," cetusnya.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui bahwa sejauh ini memang belum ada investasi asing yang masuk ke IKN. Karena itu pula dana APBN masih menjadi tumpuan untuk pembangunan.
"Investasi yang masuk ke IKN sekarang pada tahap pertama, itu adalah investasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), belum ada PMA (Penanaman Modal Asing)," ungkap Bahlil di Gedung DPR RI, beberapa waktu lalu.
Agus menegaskan, indikator utama dalam berinvestasi adalah soal imbal hasil. Imbal hasil investasi salah satunya yang paling besar didapatkan dari tingkat konsumsi oleh populasi di wilayah tersebut. Sementara, populasi penduduk IKN untuk beberapa tahun ke depan belum bisa diperkirakan, sebab hanya ASN tertentu saja yang akan pindah.
"Nenek-nenek juga tahu kalau masih greenfield itu mana ada investor mau. Kalau infrastruktur tidak ada, masa suruh investasi? Mau bikin apa, kan masih belum tahu di situ berapa orang yang akan tinggal, kelas apa, kan belum ada," ujar Agus di Jakarta, Minggu (7/7/2024).
Dia menambahkan, pemerintah saat boleh saja mengantongi ratusan surat pernyataan minat untuk berinvestasi atau LoI (Letter of Intent) dari investor asing. Namun, imbuh dia, hal itu tidak bisa menjadi patokan investor asing akan banyak menggarap proyek pembangunan IKN.
"Akhirnya ngaku, tidak ada tuh investor (asing) yang datang, ya waktu rapat sih datang saja, dikasih makan, dikasih minum, oh iya dia tertarik. Begitu dipelajari, waduh ini sih blangsak, tidak jadilah dia," sambungnya.
Masalah lain yang menurutnya krusial dan menjadi penyebab investasi masih susah masuk ke Indonesia secara umum menurutnya adalah soal korupsi. Hal ini yang membuat kepercayaan investor terkikis ketika hendak menaruh modal di Indonesia.
"Yang penting sekarang investor datang, supaya investor datang, jangan palakin mereka, atur yang baik, jangan minta saham, kerja kaga minta iya, izin apa dipersulit, datangkan bahan baku dipersulit, kan gitu sekarang," cetusnya.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengakui bahwa sejauh ini memang belum ada investasi asing yang masuk ke IKN. Karena itu pula dana APBN masih menjadi tumpuan untuk pembangunan.
"Investasi yang masuk ke IKN sekarang pada tahap pertama, itu adalah investasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), belum ada PMA (Penanaman Modal Asing)," ungkap Bahlil di Gedung DPR RI, beberapa waktu lalu.
(fjo)
tulis komentar anda