Ekonom Sebut Skandal Bapanas-Bulog Gate Berpotensi Bebani Devisa Negara
Jum'at, 19 Juli 2024 - 18:57 WIB
Hari menambahkan, kebohongan Bulog semakin terkuak lantaran realisasi harga dari pemenang tender lainnya jauh lebih tinggi daripada penawaran perusahaan asal Vietnam Tan Long Group yang hanya USD538 per ton.
Tan Long Group menyebut salah satu anggotanya yakni LOC TROI berhasil memenangkan tender Bulog 100.000 ton beras lantaran mengajukan harga lebih rendah USD15 per ton dari yang mereka tawarkan. Harga ini jauh lebih rendah dari yang ditawarkan Tan Long group sebesar USD538 per ton.
Namun dalam data yang dimiliki Bulog atau joint stock realisasi harga dari pemenang tender yakni LOC TROI sebesar USD604 per ton. Padahal berkaca klaim dari Tan Long Group maka LOC TROI seharusnya hanya mengajukan harga penawaran hanya sebesar USD523 per Ton Free on Board (FOB).
Dengan demikian, jika dihitung dari Cost, Insurance, and Freight (CIF) LOC TROI yang ada di dalam data Bulog yakni USD604 per ton terdapat selisih harga USD46 per ton. Terlebih jika harga CIF milik Loc Troi dikurangi USD15 per ton dari harga penawaran Tan Long USD573 per ton yaitu USD558 per ton.
"Ini selisih dari Loc Troi yang dapat order 100 ribu per ton x USD46 per ton = USD4,6 juta. Ini mark up harga Bulog dari 1 perusahaan, Loc Troi. Belum markup dari perusahaan lain yang jumlahnya 2,2 juta ton. Untungnya lebih dari Rp 2,7 triliun. Ini Skandal Bapanas-Bulog Gate 2024," beber Hari Purwanto.
Sementara itu, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan membeberkan perhitungannya soal kerugian negara yang ditimbulkan apabila mark up terjadi pada impor beras tahun 2023 dan bulan Januari-April 2024 yang mencapai 4,83 juta ton.
"Total impor beras tahun 2023 mencapai 3,06 juta ton, dan Januari-April 2024 sudah mencapai 1,77 juta ton. Total 4,83 juta ton. Kalau modus markup sebesar USD117 per ton ini terjadi sejak tahun 2023, maka kerugian negara memcapai USD565 juta atau sekitar Rp8,5 triliun," kata Anthony, Kamis, (11/7/2024).
Tan Long Group menyebut salah satu anggotanya yakni LOC TROI berhasil memenangkan tender Bulog 100.000 ton beras lantaran mengajukan harga lebih rendah USD15 per ton dari yang mereka tawarkan. Harga ini jauh lebih rendah dari yang ditawarkan Tan Long group sebesar USD538 per ton.
Namun dalam data yang dimiliki Bulog atau joint stock realisasi harga dari pemenang tender yakni LOC TROI sebesar USD604 per ton. Padahal berkaca klaim dari Tan Long Group maka LOC TROI seharusnya hanya mengajukan harga penawaran hanya sebesar USD523 per Ton Free on Board (FOB).
Dengan demikian, jika dihitung dari Cost, Insurance, and Freight (CIF) LOC TROI yang ada di dalam data Bulog yakni USD604 per ton terdapat selisih harga USD46 per ton. Terlebih jika harga CIF milik Loc Troi dikurangi USD15 per ton dari harga penawaran Tan Long USD573 per ton yaitu USD558 per ton.
"Ini selisih dari Loc Troi yang dapat order 100 ribu per ton x USD46 per ton = USD4,6 juta. Ini mark up harga Bulog dari 1 perusahaan, Loc Troi. Belum markup dari perusahaan lain yang jumlahnya 2,2 juta ton. Untungnya lebih dari Rp 2,7 triliun. Ini Skandal Bapanas-Bulog Gate 2024," beber Hari Purwanto.
Sementara itu, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan membeberkan perhitungannya soal kerugian negara yang ditimbulkan apabila mark up terjadi pada impor beras tahun 2023 dan bulan Januari-April 2024 yang mencapai 4,83 juta ton.
"Total impor beras tahun 2023 mencapai 3,06 juta ton, dan Januari-April 2024 sudah mencapai 1,77 juta ton. Total 4,83 juta ton. Kalau modus markup sebesar USD117 per ton ini terjadi sejak tahun 2023, maka kerugian negara memcapai USD565 juta atau sekitar Rp8,5 triliun," kata Anthony, Kamis, (11/7/2024).
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda