Bakal jadi PSN, GBK Jajaki Terowongan Bawah Tanah dari Stadion ke Stasiun MRT

Kamis, 18 Juli 2024 - 16:32 WIB
Direktur Utama PPKGBK Rakhmadi Afif Kusumo menyebut proyek terowongan ini sebagai bagian dari transformasi Kompleks GBK. FOTO/Armydian K
JAKARTA - Pusat Pengelolaan Kompleks Gelanggang Olahraga Bung Karno (PPKGBK) menjajaki pembangunan terowongan bawah tanah dari Stadion Utama GBK ke Stasiun MRT Istora Mandiri di bawah Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan.

Terowongan bawah tanah sepanjang sekitar 1 km ini diperlukan sebagai salah satu akses utama datang dan pulang masyarakat terlebih saat ada event di Kompleks GBK dengan massa cukup besar. Direktur Utama PPKGBK Rakhmadi Afif Kusumo berharap pembangunan terowongan ini dapat terealisasi sebagai bagian dari transformasi Kompleks GBK menuju destinasi terpadu olahraga dan hiburan kelas dunia serta terbesar se-Asia Tenggara.



”Jadi ini crowd management. Dengan adanya akses bawah tanah yang terintegrasi dengan Stasiun MRT, massa bisa dipecah lagi dari dan ke berbagai arah. Tidak hanya lewat atas. Kita menghindari penumpukan dan antrean panjang,” jelasnya dalam pertemuan ekslusif dengan Himpunan Anak Media (HAM) di Artotel Gelora Senayan, Kamis (18/7/2024). Sekadar diketahui, Stasiun MRT Istora Mandiri berada di kedalaman sekitar 15 meter dari permukaan jalan.



Saat ini, lanjut Adi –sapaan Rakhmadi-, PPKGBK dan PT MRT Jakarta telah memiliki kerja sama berupa penambahan jam operasional MRT ketika ada event besar hingga lewat tengah malam di Kompleks GBK seperti konser atau pertandingan olahraga. Dengan kantong parkir terbatas serta lokasi tepat di kawasan segitiga emas yang sibuk dan rawan macet, PPKGBK juga akan memperbanyak jumlah shuttle bus listrik.



Terkait rencana Kompleks GBK menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) 2025, Adi mengungkapkan, pihaknya sebagai badan layanan umum (BLU) di bawah Kementerian Sekretariat Negara terus melakukan penataan berbagai aset agar siap menyambut investasi-investasi baru.

”Kita punya blue print pengembangan kawasan olahraga, kawasan wisata, area komersial hingga taman kota sambil melindungi cagar budaya yang banyak di sini sekaligus menjaga kehijauan lingkungannya,” kata Adi. Total luas lahan Kompleks GBK mencapai hampir 280 hektare. Lebih dari 50 persen kawasan olahraga, sisanya nyaris berimbang antara area komersial dan area pemerintahan.

Salah satu titik yang masuk rencana revitalisasi adalah eks Hotel Sultan. Di sana akan dibangun area komersial, pusat bisnis dan area hijau yang terintegrasi dan ikonik.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More