Lirik Potensi Properti di Sumatera, BTN Ajak Santri di Pekanbaru Jadi Developer
Jum'at, 23 Agustus 2024 - 16:22 WIB
Hal tersebut didukung dengan fakta bahwa masih terdapat 12,71 juta backlog perumahaan yang 47% nya didominasi oleh kawula muda. Selain itu, setiap tahunnya terdapat 700-800 ribu tambahan keluarga baru, sebanyak 38,3% rumah tangga menghuni rumah yang tidak layak, dan sebanyak 5,8 juta milenial belum memiliki rumah.
“Kami berharap para alumnus Program Santri Developer Kebangsaan dapat menangkap peluang yang ada, sehingga dapat berkontribusi dan berperan tidak hanya dalam mendorong program perumahan nasional tapi juga perekonomian bangsa,” kata Nofry.
BTN sebagai pemimpin pangsa pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia terus berupaya mendukung sektor properti, baik dari sisi supply (pasokan) maupun demand (permintaan). Program Santri Developer Kebangsaan merupakan bentuk komitmen BTN meningkatkan jumlah dan kualitas pengembang perumahan yang akan meramaikan bisnis properti. Program yang dikembangkan Housing Finance Center BTN ini terus mengasah para alumnus Program Santri Developer Kebangsaan yang tergabung dalam ASANU.
“Alumni yang tergabung dalam Asosiasi Santri Developer Nusantara (ASANU) mengakuisisi sebuah perumahan yang terhambat perkembangannya di daerah Banjarnegara dan mengembangkan perumahan tersebut, lalu proyek di daerah Magelang dan melakukan akad kredit dengan BTN KCS Yogyakarta. Selanjutnya, ASANU berencana untuk membuat beberapa project perumahan di daerah lain, seperti di Purwokerto, Banyumas, Malang, Pekalongan serta Solo dimana beberapa rencana tersebut adalah dengan turut membantu Bank BTN untuk mengakuisisi beberapa project yang ada di Bank BTN dengan rata-rata luasan proyek sekitar 5 hektare,” kata Nofry.
BTN, lanjut Nofry tidak akan berhenti di Pekanbaru untuk mendidik santripreneurship, tapi juga kota kota lain di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Sebagai informasi, Program BTN Santri Developer (Kebangsaan) telah dilaksanakan dengan sukses pertama kali pada tanggal 11-16 Mei 2020 dan menghasilkan peserta yang eligible sebanyak 1.116 orang yang merupakan hasil dari seleksi yang ketat.
Kemudian dilanjutkan pada tahun 2021 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada tahun 2022 di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, dan pada tahun 2023 di Pondok Pesantren Edi Mancoro, Salatiga Jawa Tengah. Dengan total alumni sebanyak 242 alumni untuk kelas onsite.
“Kami membuka lebar kerjasama dengan organisasi/komunitas lain yang memiliki kepedulian yang sama dengan BTN, yaitu mengembangkan jiwa kewirausahaan serta meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk sukses berkarya di sektor properti tanah air,” kata Nofry.
Nofry mengungkapkan, selain dengan NU, BTN juga sedang melakukan penjajakan kerjasama dengan Muhammadiyah untuk pelatihan serupa. Dia berharap dengan menggandeng Muhammadiyah diharapkan lebih banyak lagi developer muda yang berkontribusi untuk pembangunan sektor perumahan.
Sementara itu, Ketua Umum Nahdlatul Ulama Circle, Dr. R. Gatot Prio Utomo menyampaikan, bahwa NU Circle ingin membangkitkan potensi umat dalam konteks ekonomi terutama sektor-sektor yang membutuhkan entrepreneur dari umat sendiri. Gatot menilai akan sangat baik jika kebutuhan akan rumah tinggal yang layak dan sehat dipenuhi oleh umat sendiri.
“Hal yang unik dari pelatihan ini, 15-20 persen dari peserta dari organisasi lintas agama, efeknya di luar mereka disana saling berkolaborasi,” katanya.
“Kami berharap para alumnus Program Santri Developer Kebangsaan dapat menangkap peluang yang ada, sehingga dapat berkontribusi dan berperan tidak hanya dalam mendorong program perumahan nasional tapi juga perekonomian bangsa,” kata Nofry.
BTN sebagai pemimpin pangsa pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Indonesia terus berupaya mendukung sektor properti, baik dari sisi supply (pasokan) maupun demand (permintaan). Program Santri Developer Kebangsaan merupakan bentuk komitmen BTN meningkatkan jumlah dan kualitas pengembang perumahan yang akan meramaikan bisnis properti. Program yang dikembangkan Housing Finance Center BTN ini terus mengasah para alumnus Program Santri Developer Kebangsaan yang tergabung dalam ASANU.
“Alumni yang tergabung dalam Asosiasi Santri Developer Nusantara (ASANU) mengakuisisi sebuah perumahan yang terhambat perkembangannya di daerah Banjarnegara dan mengembangkan perumahan tersebut, lalu proyek di daerah Magelang dan melakukan akad kredit dengan BTN KCS Yogyakarta. Selanjutnya, ASANU berencana untuk membuat beberapa project perumahan di daerah lain, seperti di Purwokerto, Banyumas, Malang, Pekalongan serta Solo dimana beberapa rencana tersebut adalah dengan turut membantu Bank BTN untuk mengakuisisi beberapa project yang ada di Bank BTN dengan rata-rata luasan proyek sekitar 5 hektare,” kata Nofry.
BTN, lanjut Nofry tidak akan berhenti di Pekanbaru untuk mendidik santripreneurship, tapi juga kota kota lain di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Sebagai informasi, Program BTN Santri Developer (Kebangsaan) telah dilaksanakan dengan sukses pertama kali pada tanggal 11-16 Mei 2020 dan menghasilkan peserta yang eligible sebanyak 1.116 orang yang merupakan hasil dari seleksi yang ketat.
Kemudian dilanjutkan pada tahun 2021 di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, pada tahun 2022 di Pondok Pesantren KHAS Kempek, Cirebon, Jawa Barat, dan pada tahun 2023 di Pondok Pesantren Edi Mancoro, Salatiga Jawa Tengah. Dengan total alumni sebanyak 242 alumni untuk kelas onsite.
“Kami membuka lebar kerjasama dengan organisasi/komunitas lain yang memiliki kepedulian yang sama dengan BTN, yaitu mengembangkan jiwa kewirausahaan serta meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk sukses berkarya di sektor properti tanah air,” kata Nofry.
Nofry mengungkapkan, selain dengan NU, BTN juga sedang melakukan penjajakan kerjasama dengan Muhammadiyah untuk pelatihan serupa. Dia berharap dengan menggandeng Muhammadiyah diharapkan lebih banyak lagi developer muda yang berkontribusi untuk pembangunan sektor perumahan.
Sementara itu, Ketua Umum Nahdlatul Ulama Circle, Dr. R. Gatot Prio Utomo menyampaikan, bahwa NU Circle ingin membangkitkan potensi umat dalam konteks ekonomi terutama sektor-sektor yang membutuhkan entrepreneur dari umat sendiri. Gatot menilai akan sangat baik jika kebutuhan akan rumah tinggal yang layak dan sehat dipenuhi oleh umat sendiri.
“Hal yang unik dari pelatihan ini, 15-20 persen dari peserta dari organisasi lintas agama, efeknya di luar mereka disana saling berkolaborasi,” katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda